32.Resah

1.4K 22 0
                                    

Setelah Dinda ingat dengan seseorang yang disebutkan oleh Papa tadi,seketika ia ingin menangis bahagia.Karena orang yang selama ini ia tunggu-tunggu telah kembali pulang ke negara asalnya.

"Hikss... hiksss..."

"Kapann abang Lano pulang dari Aussie,Pa."

"Sudah lama nak,mereka sudah lama pulang kembali ke Indonesia."jawab Papa sembari menenangkan Dinda yang sedang menangis dihadapan kedua orang tuanya

"Kenapa abang Lano jahatt sama Dindaa,dia janji sama Dinda kalau dia pulang dia pasti bakal jemput Dinda tapi sekarang dia enggak nemuin Dinda,Pa."

"Hikss... hiksss..."

Lama sudah Dinda menangis dihadapan orang tua nya.Dulu setelah Lano pergi meninggalkan Dinda,setiap hari ia selalu bertanya kepada sang Mama kapan abang Lano pulang kembali menjemputnya...

Flashback 12 tahun yang lalu

"Maaa,kapan abang Lano pulang."tanya gadis kecil itu setelah merenung meratapi mainan yang dulu selalu ia mainkan bersama Lano

"Sabar ya sayang, nanti setelah Dinda udah besar pasti deh abang Lano dateng kesini jemput Dinda."jawab Mama untuk menenangkan anaknya karena sudah beberapa tahun ini,setiap hari Dinda menanyakan kapan Lano akan pulang kembali menjemputnya

"Tapi sampe kapan Ma,hikss...hikss..."setelah itu Dinda pun menangis karena ia sudah sangat-sangat merindukan abang Lano nya itu

"Nanti abang Lano pasti jemput Dinda, udah ya jangan nangis lagi kalau abang Lano tau Dinda nangis,bisa-bisa Mama dimarahin sama dia."jawab sang Mama sambil menghibur Dinda agar ia melupakan Lano sejenak

"Yaudah Din gak lagi nangis, tapi Mama janji ya sama Din kalau nanti abang Lano pasti jemput Din."ucap Dinda yang mengakat jari kelingking nya tanda perjanjian

"Iyaa Mama janji."jawab Mama yang langsung melilitkan jari kelingkingnya bersamaan dengan jari Dinda

Sejak saat itu Dinda yang cengeng pun telah berubah,ia tak lagi menanyakan kapan Lano akan menjemputnya dan Dinda percaya jika suatu saat Lano akan menjemputnya.

Flashback off

***

"Din gamau ketemu sama abang Lano, dia jahat sama Din,dia ga nepatin janji."setelah itu Dinda berlari menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadi nya

"Hikss... hiksss..."

"Abang Lano jahat sama Adinn..."gumam Dinda seraya menghapus air mata nya.Sebenarnya Dinda sangat mau dijodohkan dengan Lano namun seketika ia teringat bagaimana nanti dengan Revano jikalau ia menerima perjodohan ini

"Din gak tau harus nerima siapa, Din bingungg."gumam Dinda seraya memikirkan siapa yang akan ia pilih nantinya

Setelah itu Dinda pun melanjutkan tidurnya, karena besok ia harus bekerja dan harus mengahadapi sikap Revano yang sedang tidak bertegur sapa dengan nya.

Keesokan hari Dinda berpikir untuk hari ini tidak berangkat bekerja,karena ia terlalu lelah untuk menghadapi sikap Revano yang semakin hari semakin cuek terhadapnya.

Tokkk...tokkk
"Din kamu ga berangkat kerja hari ini?"tanya Mama didepan pintu kamar Dinda

"Engga Ma,Din capek mau cuty dulu."jawab Dinda setelah membuka pintu kamarnya lalu ia mempersilahkan sang Mama untuk masuk kedalam kamarnya

"Hm,kamu kenapa sayang.Sini cerita sama Mama kamu ada masalah apa?"tanya Mama sambil mengelus puncak kepala Dinda dengan lembut

"Din bingung harus gimana sekarang, Ma."balas Dinda yang terlihat lesu karena ia terlalu lelah memikirkan kedua laki-laki itu entah siapa nantinya yang akan dipilih oleh Dinda

Badboy My BossWhere stories live. Discover now