30.Perjodohan

1.3K 20 0
                                    

"Makanya Mama mau jodohin kamu sama anak temen mama."ucap sang Mama sambil tersenyum bahagia agar Revano mau menerima perjodohan tersebut

"Tapi Maa."belum sempat melanjutkan pembicaraannya lalu sang Mama langsung mengatakan

"Karena Mama tak yakin,kalau mama masih bisa bernafas lagi nak."ucap sang Mama seraya meneteskan air mata dihadapan anak semata wayangnya itu

***
Dikediaman Dinda
Btw Dinda sama keluarga udh pulang ya..

"Din,Mama sama Papa ada yang mau dibicarain."

"Bicara aja Ma, kenapa?"ucap Dinda sambil mengunyah sadwichnya

"Emm gajadi deh,Yaudah nanti kamu pulang kerja jam brp?"tanya Mama sambil beranjak berdiri untuk mengambil sesuatu didalam kulkas

"Kayak biasanya Ma. "ucap Dinda dengan santai

"Iyaa, kayak biasanya tuh jam berapa dindaaa?"ucap sang Mama sambil melirik tajam kearah Dinda

"Mungkin jam 8 malem Ma.Yaudah Dinda pergi dulu ya,assalamualiakum Mamakuu."ucap Dinda yang berlalu sambil mencium tangan kanan Mamanya

"Iyaa waalaikumsalam,jangan ngebutt ya Din." teriak Mama dari dalam rumah

"Emm gimana Pa,Mama ragu bilang sama Dinda takutnya dia nolak perjodohan ini."

"Kita coba aja dulu Ma,pokoknya Mama usahain kalau Dinda harus setuju dengan perjodohan ini."

"Papa kekantor dulu ya Ma,sore nanti Papa pulang,assalamualaikum."

"Iya Pa,Hati-hati ya,waalaikumsalam."ucap Mama yg berlalu menutup pintu utama setelah mengantar sang suami kehalaman depan

***
Setelah Dinda sampai dikantor ia sama sekali tak melihat boss nya itu,biasanya ia akan pergi berdua namun tidak dengan hari ini.Karena sudah beberapa hari Revano tak menghubunginya sejak ia kembali pulang ke Indonesia.

Lalu dengan segera Dinda pun menelpon Revano namun tak dijawab sama sekali dengan Revano.

"Ada apa dengan dia?"gumam Dinda didalam hati ia tampak bingung kenapa dengan Revano,tidak biasanya ia tak mengabari Dinda  bahkan sudah lebih dari 3 hari mereka sudah last kontak

"Hmm mungkin ia sedang sibuk."lalu Dinda pun beranjak masuk kedalam ruangannya, karena ia satu ruangan dengan Revano jadi ia tau kapan Revano akan datang

Tak lama kemudian Dinda pun segera menyelesaikan beberapa file yang sudah ia tinggalkan beberapa minggu dan kemudian dari arah pintu Revano pun datang namun tampak raut wajah kesal sedih bercampur Seketika Dinda pun bertanya-tanya kepada dirinya ada apa dengan Revano?

Revano pun duduk dikursi kebesarannya, namun hal yang Dinda bingung kan apa Revano sama sekali tak melihat dirinya? Tak mungkin bukan Revano mengabaikan Dinda.

"Apa aku tak terlihat ya?"ucap Dinda yang seakan akan mengira bahwa dirinya itu adalah makluk yang tak terlihat wkwk

"Ah tapi aku masih bisa bercermin dan kaki ku juga bisa menginjak lantai ini?"lalu Dinda pun tak ingin ambil pusing kemudian ia segera menyelesaikan tugasnya yang tadi belum terselesaikan

"Maaf, aku tak bermaksud untuk mendiamkan mu."gumam Revano didalam hati sedari menatap wajah Dinda secara diam-diam, karena ia sangat merindukan Dinda setelah beberapa hati ia tak menghubungi gadis kecilnya itu

Sampai saat ini mereka saling bungkam.Tak ada satupun yang berani untuk memulai percakapan baik Revano maupun Dinda, Mereka memilih untuk saling fokus mengerjakan tugas mereka masing-masing.

"Huh,akhirnya kelar."ucap Dinda sembari melemaskan beberapa otot tangannya akibat kelamaan mengerjakan file-file yang sudah beberapa minggu ia tinggalkan

"Tegur gak ya? kalo aku tegur nanti dia ke ger an lagi, yaudah deh mending aku kekantin aja sendirian."lalu setelah itu Dinda pun beranjak keluar dari ruangannya untuk menuju kantin kantor yang berada di lantai paling bawah

"Kenapa dia juga mendiamkan ku?"ucap Revano yang bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.

Setelah sampai jam pulang pun mereka masih sama sekali tak bertegur sapa, aneh bukan? sepasang kekasih yang setiap hari bertemu kini saling diam satu sama lain.Entah apa penyebabnya sampai mereka saling bungkam dan tak ada yang mau mengalah untuk memulai percakapan.

Kini Dinda sudah sampai kediamannya, tak lama kemudian ia pun segera masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya karena sedari tadi ia sangat merasa tubuhnya ini sangatla lengket.

Tokkk...tokkk...
"Din, nanti kalo udah selesai turun kebawah ya.Ada hal penting yang mau Papa sama Mama bicarakan."teriak Mama dari luar pintu kamar Dinda

" Iyayaa Ma."balas Dinda dengan teriakan

Selang beberapa menit akhirnya Dinda pun turun kebawah, lantaran sang Mama sudah menunggu dirinya sejak tadi.

"Anak Mama kok mukanya kusut gitu?"tanya Mama yg melihat raut wajah Dinda sepertinya sedang kacau dan tak biasanya Dinda seperti ini yang Mamanya tau Dinda adalah anak yang paling ceria sepanjang masa tak ada kesedihan maupun kesusahan karena sedari kecil ia sudah terbiasa dengan kehidupan yang mewah

"Engga kok Ma gapapa,eh iya tadi Mama bilang mau bicarin sesuatu ada apa Ma,Pa?" tanya Dinda sembari menatap wajahnya kearah Mama karena sangking penasaran apa yang ingin Mamanya katakan,karena sejak pagi ia sudah sangatt sangat penasaran

"Papa aja deh yang bicara ya."ucap Mama sambil melihat kearah suaminya itu kemudian suaminya menggaguk pelan tanda jikalau ia setuju

"Baiklah, jadi begini nak. Papa dan Mama sebenarnya sudah lama menjodohkanmu dengan seseorang tapi Papa rasa sudah saatnya kalian berdua tau jikalau kami selaku orang tua sudah menjodohkan kalian sejak kecil."ucap Papa yang dengan tegas, namun Dinda pun hanya melamun dan mencerna apa yang tadi Papa nya bicarakan

"Jadi maksud Papa dan Mama apa?"tanya Dinda yang semakin bingung dengan ucapan yang ia dengarkan tadi

"Jadi sudah waktunya kalian bertemu,nak. karena kalian sudah kami jodohkan sedari kecil mau tak mau kalian berdua harus menyetujuinya."ucapan Papa seketika Dinda hampir saja terjatuh setelah mendengarkan ucapan Papa sepertinya hanyalah mimpi namun dengan cepat ia menggelengkan kepalanya dan berkata

"Enggak Din gamau dijodohin pokoknya!"ucap Dinda dengan tegas namun

"Tapi sayang Din mau gak mau harus menyutujui perjodohan ini nak."ucap Mama dengan lembut sehingga membuat Dinda sedikit berpikir apakah ia harus menyetujui perjodohan ini

"Siapa orangnya Ma,Pa?"tanya Dinda

"Dia adalah orang yang menyanggimu sejak kecil nak."jawab Papa

"Siapa dia Pa?"

"Dia adalah kak lano mu nak."

*
*
*
TBC

Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia mendung. Jika hati seindah bulan, hiasi dengan senyuman.
Marhaban ya Ramadhan.
Mohon maaf lahir dan batin.
Selamat menunaikan ibadah puasa teman-teman semuaa 🙏🙏🙏

Mau update terus setiap hari yakan?
kasih like dan komentar kalian dong wkwk supaya aku tambah semangat lagi nulisnya dan jangan lupa beri bintang 4/5 di novelku ya, satu lagi vote jangan dilupainn wkwk terimakasih teman-teman ✨

Badboy My BossNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ