Part 4 - Telat

421 52 3
                                    

[ masih kelanjutan chapter sebelumnya ]

Tring..

Lonceng cafe berbunyi menandakan seseorang datang membuka pintu. Baru satu jam Jihyo bekerja, namun keringat di dahinya sudah terlihat bercucuran karna saking panas sekaligus lelah.

"Selamat datang, mau pe──

Jihyo terkejut bukan main main ketika melihat lelaki di depannya ini, perkataannya terpotong saat kornea matanya menangkap sosok Lino yang tengah menatapnya heran.

"Lu ngapain disini?" Tanya Lino heran. Ya, dia Lino si ketos menyebalkan bagi Jihyo.

"Ya kerja lah, harusnya gue yang nanya mau ngapain elu disini?! muak gue liat lu mulu," Sungut Jihyo, sedangkan sang empu hanya memutarkan bola matanya malas.

"yang sopan sama kakel! lu mau gue pecat dari sini!"

Jihyo tertawa terbahak bahak saat Lino mengatakan itu kepadanya. Memangnya siapa dia yang sosoan ingin memecatnya dari sini?

"Lu kagak percaya kalo gue bisa mecat lu dari cafe ini?"

"Kagak lah emang lu pe──

"KAK LINOOO.." perkataan Jihyo terpotong karna Lee Duho anak dari Irene dan Taeyong berlari Senang ke arah Lino, mereka saling berpelukan.

"Eh adek baru pulang?" Taeyong tiba-tiba datang bersama Irene di sampingnya.

Apa katanya, adik?

Disitupun Jihyo menelan ludahnya panik, Takut jika Lino mengatakan hal hal yang membuat dirinya di pecat dari pekerjaannya ini.

"Eh bang Taeyong, itu pelayan baru ya?" Lino menunjuk Jihyo yang sedang berdiri kaku tak jauh darinya.

"pecat dia bang!"

"Etss, kok kak lino gitu sih, kan kak Jihyo ini kakaknya Duho. Entar duho main sama siapaa,"

Kelucuan Lee Duho membuat semua orang tersenyum padanya. Jika Jihyo mempunyai banyak luang dalam menjaga kasir ia pasti akan mengajak Duho bermain bersamanya.

Seperti tadi, mereka sempat bermain bersama.

Duho memeluk paha Jihyo karna anak itu tidak bisa menjangkau tinggi badannya, Jihyo tersenyum senang lalu berjongkok menyeimbangkan tingginya dengan anak laki laki yang bernama Duho itu.

"Duho pengen main sama kak Jihyo?" Tanya Jihyo dan tentunya Duho menganguk angguk kepala, anak itu tersenyum lalu mencubit pipinya sendiri.

Entah apa maksudnya itu.

"kakak Lucu, awas kalo kakak pergi.. entar duho tendang sampai ke pluto," mendengar gurauan dari Duho semua orang tertawa, hingga beberapa tamu yang memperhatikan obrolan mereka terkekeh kekeh pelan.

"Siapa yang ngajarin kaya gitu?" Tanya Irene bimbang ia melirik suaminya yang tengah terkekeh sendiri.

Bukk..

"Dasar gak ada adab lu.." Taeyong memegangi lengan setelah irene mendaratkan pukulannya.

Lino yang sedari tadi memperhatikan  mereka hanya tersenyum kikuk, tadinya ia berniat untuk memecat Jihyo.

Tapi setelah mendengar keponakan laki lakinya itu menolak, mungkin niatnya akan terbuang sia sia begitu saja.

***

Jihyo merasa tubuhnya di hantam kepegalan gara gara tidur di kasur keras dan murah, ini mungkin karna ia sudah terbiasa tidur di kasur empuk ketika masih tinggal di rumah ibu tirinya.

Karna hal itulah Jihyo tidak bisa tidur semalaman, lalu keesokan harinya ia telat datang ke sekolah.

Di gerbang depan sekolah, Jihyo melihat anggota Osis sedang berjaga. Memang sengaja setiap paginya mereka  berjaga di gerbang sekolah supaya para murid yang telat atau tidak memakai atribut lengkap bisa diberi hukuman selayaknya.

Jihyo pergi menaiki tembok belakang sekolah, area ini selalu di gunakan untuk murid murid yang ingin pergi membolos seperti changbin.

Setelah beberapa kali usahanya gagal, akhirnya Jihyo berhasil memanjat tembok lalu turun ke bawah. Ia sekarang merasa sangat aman, apalagi suasananya lumayan sepi.

"Ekhem.." mendengar deheman seseorang, Jihyo menjiplak keningnya.

"Telat lu?" Dia Lino baru saja memergoki Jihyo memanjat tembok belakang sekolah, "ikut gue.." Imbasnya kemudian.

"Le-lepasin" Jihyo menepis tangan Lino setelah ia diseret oleh lelaki itu dengan kasar, kesempatan yang bagus untuk kabur. Secepat mungkin Jihyo pergi menghindari hukuman yang akan di berikan kepadanya dari ketos itu.

"wOy, jangan kabur lu!"

Lino tidak berhasil menangkap Jihyo, dia menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak tertentu.

"Awass lu Jihyoo..!" Pekik Lino geram, entah kenapa perasaannya begitu menyangat marah pada gadis itu.

Belum seberapa langkah Lino berjalan, lengannya seperti di tahan oleh seseorang di belakang, maka dari itulah Lino menarik pergelangan tangannya lalu di hempaskan ke tembok.

Chou Tzuyu.

Gadis yang di kira Jihyo oleh Lino itu tengah tersenyum sumringah, jarak wajah di antara mereka hanya bisa di hitung beberapa cm saja.

Lino membuang muka di hadapan mantan kekasihnya itu, saat ini dia masih marah dengan kejadian kemarin.

"Lin... gue masih sayang sama lu, tolong beri kesempatan kedua, gue emang ngaku salah sama elu" Mohon Tzuyu sambil memegangi lengannya Lino, berharap jika Lino menerimanya kembali.

"Jauhin gue tzuyu, kita bukan siapa siapa lagi" kata Lino tanpa enggan menatap Tzuyu sedikitpun.

"Tolong balikan lagi sama gue, beri kesempatan kedua buat gue" Lino menepis tangan Tzuyu, dia menatapnya sambil tersenyum miring.

"Gak bisa, gue udah punya cewek lagi," Setelah mengatakan itupun Lino melenggang pergi, Tzuyu menganga sambil menatap punggung Lino yang mulai menjauh darinya.

"Siapapun cewek itu, gue bakalan hajar habis habisan." Gumam Tzuyu sambil tersenyum miring, ia berdecak lalu menatap kukunya diiringi dengan senyuman serakah.






Terlanjur Baper ⋮ Leeknow ✔︎ Where stories live. Discover now