8

12.2K 1.3K 131
                                    

"Usahaku untuk menghindarimu sangat sia-sia jika Tuhan memang menakdirkan kita untuk bertemu lagi."

***

"Michelle," Sarah menyolek lengan Michelle yang terbaring di atas meja.

Sudah setengah jam Michelle terlarut dalam lamunannya dan semua itu dibuyarkan oleh sentuhan Sarah. Tidak seperti biasanya Michelle seperti ini. Biasanya dia sangat antusias saat berada di dalam kelas, dan kali ini yang mengajar adalah dosen favoritnya. Sudah seharusnya Michelle bersemangat dan giat belajar tetapi faktanya semua itu tidak terjadi pada Michelle hari ini.

"Hmm?" Michelle menjawabnya hanya dengan gumamannya. 

"Lo gak akan cerita nih soal si aa ganteng itu?" Sarah masih dihantui oleh rasa penasaran.

"Gak penting ah, mendingan lo fokus kelas aja deh dari pada mikirin tu orang," jawab Michelle sedikit ketus. Jujur saat ini dia tidak mau membahas lelaki itu. Lelaki yang selama ini mengisi pikirannya.

"Lagian lu bengong mulu, makanya gue ajak ngobrol," tanpa Michelle sadari, Sarah mengamatinya dari tadi. Michelle sangat berbeda hari ini. Sarah melihat kepribadian Michelle yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Kata pemalas tidak cocok untuk Michelle, seorang ketua angkatan fakultas kedokteran Presavy.

Michelle dikenal sebagai orang yang ambisius dan pantang menyerah. Bahkan karena kerja kerasnya dia bisa diterima di universitas swasta yang tergolong favorit di kota Jakarta. Michelle memang sudah berencana untuk berkuliah di universitas swasta seperti anjuran ibunya, Mila. Michelle juga dikenal sebagai orang yang disiplin dan asik. Maka dari itulah teman-teman seangkatannya sangat mempercayainya untuk menjadi seorang ketua. Michelle terpilih tanpa harus mengadakan acara pemilihan karena semuanya telah sepakat untuk menjadikan Michelle sebagai seorang pemimpin.

Michelle tidak merespon perkataan Sarah barusan, tangannya sibuk mencatat segala hal yang disampaikan oleh sang dosen. Konsentrasinya telah hilang untuk beberapa puluh menit dan dia harus segera kembali fokus agar tidak tertinggal.

"Gak mau ngasih tau nih? Lo tau sendiri kan kalo gue kepo kaya gimana," Sarah sedikit mengancam Michelle. Berharap setelah itu Michelle mulai terbuka dengannya.

Sarah tidak akan menyerah untuk mendapatkan suatu informasi yang dia ingin ketahui apalagi soal laki-laki. Dia akan mendapatkan informasi itu dengan segala cara yang ada. Dia merasa sesak dan tidak puas apabila tidak menemukan hal yang ingin dia ketahui.

"Temen pas SMA, puas lo?" Pada akhirnya, Michelle yang kalah. Pada akhirnya Michelle selalu menjawab pertanyaan Sarah setelah dia mengeluarkan jurus mengancamnya. Menurut Michelle lebih baik dia memberitahukannya sepotong cerita daripada dia mencari segala hal terkait masa lalunya.

"Ohh temen toh, kok kaya yang gak akrab gitu yah keliatannya, kaya ada cerita-cerita tersembunyi," Sarah tidak puas dengan jawaban Michelle. Dia yakin ada sesuatu diantara keduanya, Sarah bisa merasakan kecanggungan diantara keduanya saat berada di laboratorium saat itu.

"Lo emangnya berharap gue sama dia kaya gimana? Jangan kebanyakan nonton drama korea makannya," Michelle sedikit risih dengan sahabatnya yang tidak bisa berhenti bicara. Kini Michelle tidak bisa berkonsentrasi sama sekali.

Tak terasa kelas pun telah usai. Tidak seperti yang diharapkan oleh Michelle. Dia ingin sedikit berlama-lama di sini, banyak sekali pertanyaan yang ada di dalam benaknya, namun tak ada satu pun yang sudah terjawab. 

Dengan berat hati, Michelle segera melangkah keluar dari kelas itu. Hari ini dia harus belajar lebih extra untuk memahami materi yang baru saja disampaikan tadi.

"Eh Michelle tungguin dong," Sarah mengikuti langkah Michelle dari belakang, dia mempercepat jalannya supaya dia bisa berjalan di samping Michelle.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang