29. Meninggalkan nya

Start from the beginning
                                    

“Ini uang untuk Kevin beli ponsel, Pa. Bukan untuk Raisa.” 

“Papa yang akan belikan kamu ponsel, belikan adik kamu boneka dulu, Vin. Papa janji akan belikan ponsel untuk kamu.” 

“Ga!!” 

Kevin berlalu meninggalkan mereka begitu saja tanpa perasaan bersalah. Sedangkan  wajah Raisa berubah cemberut, tatapannya berbinar menatap punggung Kevin yang terus menjauh dari pandangannya. 

“Sudah tidak apa, nanti papa yang beli.” 

“Gak mau!! Maunya abang yang belikan untuk Raisa!! Titik!!” teriak Raisa. 

“Yasudah, nanti mama bilang ke abang, kita mandi dulu yuk, baru pulang sekolah kamu masih bau asem,” kata Alina menggendong putrinya. “Anak mama bau banget,cihhhhhhh!!!” 

“Aaaaa mama geli!” teriak Raisa. 

“Loh tangan Raisa bengkak kenapa?” 

“Ndak tau!” 

“Kok gak tau?” 

“Banyak yang bengkak, ada di kaki, di perut, ada dibanyak deh!!” 

“Wajah Raisa juga pucat, nanti kita ke dokter, ya?” 

“Ndak mau!! Takut di suntik!” 

“Kalau Raisa sehat, dokter gak akan suntik Raisa. Nanti mama yang bicara ke papa supaya kita ke rumah sakit sebentar untuk periksa keadaan Raisa.” 

“Oke komandan!!” 

*** 

“Anak itu ginjalnya memiliki kerusakan yang cukupberat, dia terkena gagal ginjal stadium awal. Tetapi tenang saja, selagi dia masih memiliki satu ginjal yang baik, maka dia masih bisa diobati. Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, pasien harus melakukan cuci darah,” katanya. 

“Cuci darah itu apa, Dok?” tanya Riza. 

“Proses untuk membuang racun pada tubuh pasien. Karena fungsi ginjal itu membuang racun, dan kini sebagian ginjal itu rusak, terlebih pasien yang masih kecil, kita harus lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh pasien. Ini terjadi biasanya karena pasien kurang minum air putih.” 

“Kira-kira berapa biaya cuci darah, Dok? Dan kapan anak saya harus melakukan itu?” 

“Untuk cuci darah sendiri, dilakukan 3X dalam satu minggu. Biaya sendiri Rp. 1000.000, 00.” 

“Satu juta untuk satu minggu?!” ujar Alina. 

“Satu juta untuk sekali cuci darah, Buk.” 

“Mas, kita mana punya uang sebanyak itu,” Alina menggenggam lengan Riza dengan perasaan cemas. “Apa yang harus kita lakukan, Mas?” tanyanya. 

“Nanti Mas pikirkan caranya, kita harus buat Raisa sembuh dulu,” balas Riza. 

Disisi lain. Raisa merengut kesal karena kesakitan, dia juga kesal menunggu Kevin yang tidak kembali. Kedua orang tuanya bilang akan segera kembali, tetapi mereka tidak kembali. Kevin yang disuruh untuk menjaga Raisa malah pergi meninggalkannya. 

ANGKASA (END)Where stories live. Discover now