Nathan tau saja kelemahan Alana
"Bukan begitu,baiklah aku akan tanggung jawab"
Alana menatap Nathan dengan tatapan bersalah,Alea yang melihat itu hanya tergeleng-geleng lalu meninggalkan dua orang manusia yang saling merayu satu sama lain,eh apakah ini bisa disebut merayu?. Alea memilih bergabung dengan teman-teman Nathan duduk di sofa
"Alana kau urusi Nathan,biar aku dan dua manusa ini yang mengurus Rena"
Alea merangkul dua orang yang duduk disebelahnya,padahal mereka belum saling mengenal tapi Alea yang dasarnya anak tidak tau malu ya bagaimana pun dan dimana pun tetap pede saja. Katanya 'orang cantik bebas'
Nathan mengangguk menyetujui Alea,namun Alana hanya menatap Alea dan tersenyum tipis. Sepertinya rasa bersalah masih mendominasi perasaannya sekarang.
Alea pergi sambil merangkul dua laki-laki yang masih bingung harus melakukan apa,mereka hanya menuruti Alea pergi keluar dari ruangan UKS.
Tak lama pun Bu Fani selesai mengobati Nathan,Bu Fani mengatakan untuk tidak banyak bergerak dulu dan banyak istirahat,setelah itu Bu Fani pamit keluar untuk melaporkan masalah karna ia mendengar ada nama Rena dan dia yakin gadis itu penyebabnya
"Sudah baikan?" Alana duduk dipinggir ranjang Nathan,lalu membantu Nathan untuk mendudukkan dirinya. " Tenang saja aku gapapa" dari tadi Nathan selalu mengatakan tak apa padahal luka dilengannya cukup parah
"Jangan mengatakan itu terus,kau sedang tidak baik-baik saja" Alana menatap Nathan sedikit tajam,kesal karna Nathan selalu mengatakan tak apa seperti perempuan jika merajuk pada pasangannya kan begitu
"Hahaha! oke oke jangan marah Alana"
Nathan tertawa melihat Alana yang kesal dengannya. Alana sudah tidak gugup lagi jika mengobrol dengan Nathan,mungkin faktor sering bertemu belakangan ini,tapi tunggu apa itu bisa dikatakan sering?
"Tapi kamu gapapa kan?" Nathan bertanya pada Alana sambil melihat Alana dari ujung kaki sampi ujung kepala. Tak ada yang tergores begitu pikir Nathan
"Iya,gapapa kok" Alana tersenyum tipis,bibir tipisnya begitu indah disaat tersenyum. Nathan bahkan sampai terdiam melihat senyum Alana begitu cantik sekali
"Terimakasih dan Maaf" Alana kembali berucap,menundukkan kepalanya membuat rambut panjang Alana menjuntai kebawah dan sedikit berantakan
"Jangan menunduk,wajah mu terhalangi rambut"
"Hah?"
"Wajah cantik mu terhalangi rambut Al"
apa Alana sekarang sedang bermimpi? Apa yang didengarnya ini ilusi? jika iya jangan bangunkan Alana sekarang ia benar-benar ingin menikmati ini semua. Pipinya merona dan bibirnya tertarik untuk tersenyum,Nathan yang melihat betapa lucu nya Alana saat ini ikut tertawa kecil
"Kau sungguh manis sekali"
apakah Nathan bisa mengulangi perkataannya lagi? Alana ingin sekali mendengar tuturan lembut itu sebanyak seribu kali berulang-ulang,ia tak akan pernah bosan jika Nathan yang mengucapkannya
"Hentikan Kenzo"
mulut dan hati memang tidak sejalan,Alana mengalihkan pandangannya menuju jendela. Tersenyum manis sambil mengulum bibirnya,malu sekalii sungguhh jantungnya berdetak lebih cepat saat bersama Nathan dan Hatinya rasanya terbakar oleh tuturan halus Nathan
+-+-+
"Alea!"
Seketika Alea menoleh,melihat Bu Fani memanggilnya dengan tatapan serius. Dua orang yang tidak lain adalah Angga dan Jeky ikut memperhatikan Bu Fani yang menuju kearah mereka
"Ya? Ada apa bu?"
Bu Fani terlihat serius sekali,memasukkan tangannya pada kantong yang terdapat pada jas putih yang digunakannya
"laporkanlah masalah ini,ini termasuk masalah serius. Jangan mengambil keputusan sendiri atau kalian akan ikut terjerat,Ibu akan membantu sebisa mungkin"
Alea yang mendengar itu bertukar pandang dengan Angga dan Jeky yang sama sepertinya,mereka terlihat bingung kenapa Bu Fani begitu membela mereka,tapi memang kebenaran harus ditegakkan
"Iya bu tapi—," Alea menggantungkan perkataannya,Seolah mengerti Bu Fani mengelus bahu Alea " Ibu juga memiliki anak seumuran kalian,namun—" Bu Fani menjeda perkataannya menarik nafas lalu menghembuskannya berat "dia tidak bisa bersekolah lagi karna anak itu,Rena" Bu Fani terlihat begitu sedih bukannya terlihat marah
"Apa anak ibu adalah Tera?" Jeky bertanya pada Bu Fani,ia terlihat sangat penasaran sekali. Bu Fani tersenyum pada Jeky walau dimatanya tersemat kesedihan yang begitu dalam
"Iya,apa kau kenal dia?"
"Tera mantan pacar lu kan?"
Angga tiba-tiba menjawab begitu saja,menatap Jeky yang sekarang menatap Angga tajam. Rasanya Jeky ingin sekali menyumpal mulut Angga yang kadang kelewat jujur, dan dua orang lainnya yaitu Alea dan Bu Fani terkejut ternyata Jeky adalah mantan pacar Tera
"Baguslah,ibu harap kalian berhasil menegakkan kebenaran kali ini"
Bu Fani menepuk bahu mereka lalu berjalan melewati mereka yang masih terdiam dan membatu, masing-masing kalut dengan pikirannya sendiri
Alea terdiam karna tak menyangka anak Bu Fani mantan pacar Jeky,dan Jeky terdiam teringat bagaimana dia dulu sangat mencintai Tera,dan Angga terdiam karna dirinya tak pernah merasakan cinta
Jomblo dari lahir
Setelah itu mereka sadar lalu segera berlari menuju kantor guru,Alea benar-benar geram dengan Rena. Kenapa manusia itu benar-benar menjengkel kan,dan setelah ini Alea berjanji dia akan membalas semua perbuatan Rena terhadap Alana dan juga Tera
To be continue...
+++++
Gimana gaes? Asik?
Aku tau skil nulis aku masih berantakan,masih banyak typo,dan sebagainya. Tapi aku berusaha keras banget untuk bikin cerita ini menarik..
Seriusan,aku pengen cerita ini ngena gtu. Dan bermoral tentunya walau keknya yaa.. Kalian tau:v
Aku mohon banget untuk kritik dan sarannya,untuk membuat cerita ini lebih menarik lagi.
Oke aku ga maksa untuk vote,kalau kalian suka silahkan kalau ga tolong sampein di kolom komentar apa kekurangannya..
Dan makasi juga udah mau baca cerita ini. apalagi mau vote:v lup yu 3000:3
See you di next chapter gaes!!
Dadahh!!!
YOU ARE READING
Dandelion|•
Teen FictionMenurut kalian,apa itu hidup? Jika menurut Alana hidup adalah perihal tentang rela tidak relanya untuk kehilangan kebahagiaan. Ya,sebegitu sedihnya sampai Alana juga tidak begitu ingat kapan dirinya terakhir bahagia selama hidupnya ini Kadang Alana...
5|• Lima
Start from the beginning
