"Aleaa udah ah,ngawur aja kamu"

Alana menggoyangkan tangan Alea malu, namun kegiatan tertawa mereka terhenti saat Bu Fani datang membawa peralatan dan mulai mengobati Nathan. Alana tidak beranjak dari tempatnya,ia harus memastikan Nathan baik-baik saja. Alana merasa jika Nathan begini karenanya,jika saja Nathan tadi tidak mendorongnya pasti Nathan tidak akan begini

"Apa sakit?"

Tiba-tiba Alana bertanya sambil tetap menatap luka yang sedang dibersihkan oleh Bu Fani,lukanya terlihat lumayan parah. Goresannya panjang dan sedikit dalam begitu kata Bu Fani

"Alana, jangan kawatir. Aku laki-laki yang kuat"

Nathan meyakinkan Alana dengan senyum manis ala Nathan,walau begitu Alana tetap saja merasa tak enak. Nathan sudah menyelamatkannya dua kali,Alana tidak tau jika ia yang terkena pecahan kaca tadi akan seperti apa dirinya

"Bu Fani,Kenzo tidak apa-apa kan?" Alana menatap Bu Fani seperti anak kecil yang menanyai ibunya agar memberikannya makan ice cream—lugu sekali . Tatapannya itu sangat menggemaskan walau memancarkan kekawatiran yang teramat

"Tenang saja Alana,dia baik-baik saja"

Bu Fani mengusap bahu Alana,Alana mengangguk pelan sambil memegang tangan Alea yang berdiri disebelahnya. Teman-teman Nathan malah asik duduk di sofa UKS sambil melihat segala peristiwa menggemaskan didepannya

Nathan menatap Alana sambil tersenyum,Alana begitu menggemaskan jika begini. Nathan semakin yakin jika rumor yang menyebar selama ini sama sekali tidak benar,dan Nathan juga heran siapa gadis sebelah Alana, perasaan tidak ada siswi seperti dia disekolah ini

"Lu—siapa?" Nathan menatap Alea yang masih mengelus pundak Alana,Alea menunjuk dirinya sendiri dan dibalas anggukan oleh Nathan

"Alea,murid baru"

Alea mengangguk yakin,beginilah Alea selalu terlihat mengagumkan dimata Alana,Alea itu berbeda bagi Alana entah kenapa Alana merasa dirinya akan selalu aman jika bersama Alea. Alana diam-diam tersenyum melihat Alea yang memperhatikan Bu Fani mengobati Nathan dengan teliti

"Alana,kau harus tanggung jawab ya?" Nathan memegang pergelangan tangan Alana yang tadi sempat menggenggam tangannya dengan erat,Nathan tersenyum manis menatap Alana yang kebingungan karnanya

"A—Aku?" Alana mengerutkan keningnya,Alana tak mengerti kenapa ia harus bertanggung jawab,memangnya apa yang Alana lakukan? Apa Nathan hamil karna Alana? Hah? Apa laki-laki bisa hamil?

"Kan aku begini karna menyelamatkan mu"

Nathan mengangkat tangannya yang tadi memegang tangan Alana,sekarang beralih memegang dadanya lalu berakting sakit padahal yang terluka adalah lengannya

"Yang luka tangan lu bukan jantung lu,ga usah lebay"

Angga akhirnya berbicara setelah lama terdiam,dia jadi merasa malu sendiri melihat sahabatnya itu sangat bodoh. Rasanya ingin melemparnya ke tempat yang jauh seperti Zimbabwe

"Bukan jantung,tapi hati gue yang sakit. Alana gak mau berterima kasih ke gue" Nathan memajukan bibirnya seperti bebek,Alana yang merasa bersalah pun semakin merasa bersalah.

Dandelion|•Where stories live. Discover now