duabelas

4.9K 371 60
                                    

Gaada adegan aneh-anehnya, aman dibaca siang-siang pas lagi puasaXD

.

.

.

Aleysia sempat kebingungan ketika melihat ada tiga orang pria dewasa yang tak ia kenali—kecuali Pria manis yang memiliki tinggi hampir sama dengan Plan, Earth, paman Pun. Sisanya Aleysia nampak begitu asing, apalagi mereka hanya diam memandangi dirinya dengan pandangan takjub, seolah-seolah Aleysia adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Ah, Aleysia mengingat dua diantaranya termasuk, Earth, namun ia tak begitu yakin.

"Aku enggak percaya Mean bisa buat anak cantik kayak gini, dia harus berterimakasih pada Plan." Gun berbisik pada Earth yang langsung diberikan tatapan memperingatkan.

Ya, benar sekali, ketiga pria itu adalah Title, Gun, dan juga Earth, teman-teman Mean yang memang sengaja berkunjung menjenguk Aleysia, putri kawan mereka.

Aleysia beralih menatap pada Mean yang berdiri disamping ranjang sebelah kanan. Mean membuat gerakkan menyuruh Aleysia untuk memberi salam pada ketiga pria dewasa tersebut.

Menurut, Aley memberi wai*, "Selamat pagi, paman." Sapanya kemudian.

(*memberi salam dengan mengatupkan kedua tangan didepan wajah, sembari membungkuk.)

Gun berteriak gemas dalam hati, biarpun anak ini nyaris seratus persen mirip Mean Phiravich, namun nada suara, cara berbicara dan cara memandang gadis kecil ini—untung saja tidak menurun dari Mean. Ya, Gun bersyukur anak ini mewarisi sedikit Plan disana sehingga membuatnya jauh lebih menggemaskan dengan pandangan lugu, dan sapaan sederhana-nya.

"Pun bertanya keadaanmu, dia menitipkan salam." Ungkap Earth, tersenyum ramah, ia duduk ditepian ranjang sebelah kiri Aleysia, sedangkan dua lainnya, Gun dan Title berdiri.

Mendengar nama Pun, Aleysia berbinar.

Earth tergelak, "Sepulang sekolah, paman Earth akan mengajak Pun kemari, oke?"

Dengan begitu, Aleysia mengangguk kegirangan. Membayangkan ia bisa bercerita banyak pada Pun soal Mean, dan soal apa saja.

"Apa Aleysia masih ingat dengan paman?" Kemudian Gun yang sedikit mendekat, menunujuk dirinya sendiri dengan senyum, menanti jawaban Aleysia.

Aleysia nampak berpikir, "Sedikit?" balasnya lalu terkekeh.

Gun ikut tertawa, "Panggil paman, paman Gun, dan ini paman Title." Kata Gun.

Aleysia mengangguk, "Paman semua temennya daddy ya?"

Ketiga pria dewasa itu terkejut mendengar sebutan yang diberikan Aleysia untuk Mean, mereka melirik Mean sekilas dan mendadak saja merasa sedikit tersentuh. Gun tersenyum setelah mencoba untuk tidak merasa terharu.

Gun menggangguk, "Benar, nona manis." Sahutnya.

Punyi pintu yang bergeser membuat mereka menoleh bersamaan.

"Mami~" Seru Aleysia.

Plan baru saja kembali dari rumah, mengambil beberapa pakaian ganti untuk Aleysia. Ia tidak menduga ada Title, Gun, dan juga Earth disana. Plan tentu saja mengenal mereka semua, ia berdiri kikuk didepan pintu, terkejut dengan kedatangan mereka semua. Well, Plan pernah sekali bertemu Gun, dan beberapa kali bertemu Earth, ia sekali bertemu Title saat pria itu mengantar Mean disaat hari kejadian Aleysia kritis. Plan merasa canggung, bertemu dengan kawan lama Mean membuatnya aneh.

Setelah membungkuk sedikit memberi salam, Plan bergerak maju, meletakkan tas yang berisi pakaian ganti milik putri-nya diatas meja nakas yang tak jauh dari sana.

HOME | end'Where stories live. Discover now