Jadi yang kedua

5.1K 458 16
                                    

Hellllllooowww
Im backkk
Ehehehheheh

Tes ombak tes ombak
Yuhuuuuw

Happy reading

Adzlan memapah Shafa untuk duduk di pinggir lapangan bersama anak anak futsal lainnya, ia menendang beberapa peralatan yang tergeletak di kursi untuk Shafa duduki.

"Heh! Setan bener lu!" Ralland tersungut, ia memungut baju bajunya yang berserakan akibat Adzlan tendang. "Baju? Gua kira sampah," cetus Adzlan santai.

Shafa di dudukan di kursi tengah, beberapa botol minum dan cheese cake Adzlan taruh di kursi sebelah Shafa.

"Whoooooo!! Bucin bangsat!" Heboh Ralland, menyodorkan bokongnya di depan wajah Adzlan. "Eh ngaca anjing! Id card lu poto siapa? Bucin treak bucin!" Balas Adzlan pedas.

Shafa tergelak melihat wajah emosi Ralland. Cowok itu sekali lagi menungging dalam sepersekian detik, suara boom dengan wangi yang menguar langsung menyerbu indra penciuman Adzlan.

"RALLAND BANGSAT!!!!!!!!"

Shafa tertawa terpingkal pingkal sambil menutup lubang hidungnya. Adzlan sendiri kehebohan mencari oksigen, bagaimana tidak wangi yang berhembus kencang dari bokong Ralland itu tidak mau pergi.

"Sinting! Sini lu!" Ralland ngakak diujung podium, menyembunyikan tubuhnya walau gelak tawanya nyaring di telinga.

Shafa mengedarkan pandangan, benar benar cuci mata dia, sekelebat netranya mengarah ke pinggir kanan lapangan anak basket Angkasa tengah melakukan perenggangan

Ketika melirik kearah berlawanan, Anak basket dari Cakrawala pun melakukan hal yang sama. Mata segar, otak pun bugar kalo seperti ini pemandangannya.

Setelah bisa bernafas dengan laga, Adzlan menoleh kebelakang, dikursi yang pacarnya duduki. Adzlan berdecak saat tau kemana arah pandangan Shafa.

Ia menusuk Aqea gelas lalu mengguyur tangannya, kemudian menyipratkannya ke wajah Shafa yang masih melongo bego.
"Allahuma laka shumtu.. wabika amantu.."

"Ihh! Basah! Adzlan! Basah!"

"Waala rizkika aftortu.. birohmatika..

"Weyy! Lu pikir buka puasa!" Sewot Shafa, terus menghindari cipratan air dari Adzlan.

Adzlan berhenti, menyadari ia salah melantunkan kalimat peruqyahan. "Lagian sama sama allahuma depannya,"

"Apa?" Tanya Adzlan linglung, saat Shafa menatapnya horor. "Elo apa?!" Sentak Shafa.

"Elo ngapa?!" Balas Adzlan rada sewot.

"Dih!"

"Dah dih dah dih!" Balas Adzlan makin jadi.

"Jaga matanya, bilangin! Ada hati yang harus dijaga!" Adzlan melotot, misuh misuh sendiri, Shafa terkikik geli. Ia berdeham sok tak peduli.

"Gausah jaga mata ahh, penting hatinya udah jadi milik lo seutuhnya," wajah semerawut serta bete Adzlan langsung tergantikan senyum terlebar, dan mata yang berbinar.

"Apah apah??" Adzlan penasaran, ingin mendengar pengulangan katanya, Shafa geli sendiri melihat telinga Adzlan yang sangat merah kontras. "Idih idih!" Shafa terkikik melihat wajah malu malu Adzlan.

Adzlan tak bisa lagi menahan senyum, ia terbahak, merangkul  tengkuk Shafa dan menyembunyikan wajah Shafa di sela sela keteknya. "Bisaaan banget si bebep!!" Gemas Adzlan.

Shafa keenakan! Bukan apa apa, kan Shafa sudah pernah bilang. Cowok bucin akut yang menyandang gelar pacar Shafa ini wanginya luar biasa. 

Lengan Shafa melingkar dipinggang Adzlan, menghirup aroma super manly cowok ini

"Heh! Heh! Udah dulu ngebucin nya! Princes mana princes?" Aa memotong pelukan mereka menatap tak sabar. "Princess mana? Princess gue!"

Adzlan menoyor kepala Aa. "Istigfar goblok!"

"Prinsas! Prinses! Berak!!" Tambah Shafa emosi, dipanggil bebep aja dia masih rada geli, ini lagi princess princessan.

Arya mendengus lalu berlalu, berteriak gila. "Pinces qilaaa!!!" Hancur sudah reputasi kapten futsal SMA Angkasa kalau seperti ini kejadiannya.

Adzlan merinding najis melihatnya, kemudian cengiranya muncul lagi saat menatap wajah imut Shafa. Ia menoel hidung Shafa.

"Ciee hatinya punya gue ciee...." goda Adzlan.

Membuat Shafa menghela nafas, menahan senyuman, ia menjuhi toelan Adzlan. "Ih apan si lu!" Nadanya membentak tapi  senyumnya ikut tercetak.

"Caaaellah si bebep, udah mulai gombal gomball aciiiikkkk," ucap Adzlan menajiskan.

Shafa tak kuasa menahan tawa, ekspresi dan suara Adzlan yang di buat buat membuat Shafa mual tapi merona. Cowok itu memang paling bisa.

Adzlan bangkit dari duduk nya, ia mengenakan topi, lalu menyandang tas selempang ke bahunya, berlari sedikit agak menjauh dari tempat Shafa duduk.

"Ngapain sih??"

Adzlan berjalan pelan, menunduk sambil menaruh beberapa tumpuk kardus yang tadi dia angkut. "Permisi..." ohh i see.. ceritanya sedang berperan jadi tukang paket?

Shafa mengulum tawa, ia balas tersenyum lalu mengangguk. "Kenapa mas??" Shafa mengikuti alur. Adzlan berdeham ia menatap Shafa dalam.

"Boleh minta waktunya?"

"Buat apa?"

"Buat jadi temen hidup..."

Shafa langsung tertawa, ia menutup wajahnya yang memerah. "Anjing adzlan!!" Gemas sendiri diaa. Malu setengah mati, di baperin balik, mampus lahh diriku...

Adzlan meraih tangan Shafa yang menutupi wajah, lalu menggenggamnya. "Fa?" Panggil Adzlan tenang, dengan wajah memerah keseluruhan Shafa terbata "y-ya?"

"Mau gak jadi yang ke dua?" Dipikir ingin dibuat melayang lagi, namun ia malah mendengar kalimat ini, Mata Shafa membola ingin keluar, ia reflek menampar Adzlan sekuat yang ia bisa.

"Lu maen belakang? Brengsek!" Habis sudah Adzlan di hajar Shafa.

Mata nya langsung berkaca kaca, saat Adzlan tidak melanjutkan ataupun menjelaskan lebih jauh.

Dengan menahan nyeri di kakinya, ia menendang, mencakari dan memukul Adzlan sepuas puasnya. "Bangsat! Anjing!"

"Gila lo hah!!"

Lama kelamaan Adzlan angkat tangan, memberhentikan laju kerja penyiksaan Shafa, ia terkekeh sambil meringis "Tenang dulu bep, allahumaaa....."

"Eh! Eh ko netes?" Adzlan panik, buru buru menarik Shafa kedalam pelukannya, "Bercanda gue bercandaa bep.." Adzlan mengusap surai Shafa, lalu menarik pelukan untuk mengusap air mata gadis kecil itu.

"Maksud gua tuh... lu mau gak jadi yang kedua di kartu keluarga kita? Nyandang sebagai nyonya raflangkasa..." Adzlan terkikik sambil menjelaskan, ia menaik turunkan alisnya menggoda

Shafa sesenggukan menahan malu, sudah memaki, bahkan nangis nangis, taunya itu...

Ah! Makin malu rasanya! lebih baik ia memejamkan mata saja. Menghindari tatapan menggoda dari Adzlan.

Shafa melayang terbang, karna perkataan Adzlan. Ditambah pula reaksi jantungnya yang menggila saat Adzlan jelaskan maksud ucapannya.

sialan Adzlan!

______________________________________

...bersambung...

Adzlan Raflangkasa

Shafana Azalea Aditama

Layla almira raskara
Vanny putri orlando
Tiara arska adijaya
Ayana alicia eralstone
Raja adlentyo
Radhika adam jorip
Allrio ravki pratama
Galeaqila Wdyatmaja
Naufarya alphatana
Rayyan yazid
Ralland arphin maldrick
Alvaro ricky sanjaya

•○•

Apdet lagi ga??

Klik bintangnya borr!!

Head Over Heels | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang