15

36K 3.8K 1.1K
                                    

Sudah 3 jam Ara terduduk di SC Caffe, bahkan minuman yang ia pesan belum ia minum juga, ia terus terdiam memandang keluar jendela.

Ponselnya terus berdering entah dari siapa, yang pasti ia sedang tidak mau berbicara dengan siapapun.

Ara sudah lelah menangis, dan ia pikir memang dunia tidak pernah berpihak padanya, sebab hanya kesedihan yang selalu ia rasakan.

Tuk tuk

Ara menatap Taeyong yang kini sudah berdiri di luar cafe, Taeyong tampak tersenyum dan membuat gerakan agar Ara mengangkat telpon darinya. Ara pun menurut.

"Boleh aku masuk? Nemenin kamu"

Ara tersenyum kecil, lalu ia mengangguk. Taeyong pun mematikan sambungannya dan memasuki cafe, lalu duduk di sebrang Ara.

"Ini masih jam sekolah, kenapa disini?"

Ara menatap Taeyong dengan sendu, lalu ia tertawa pelan. "Aku cuma males di sekolah. Kamu kok bisa disini?"

"Ke minimarket sebelah, dan liat kamu disini" Sahut Taeyong, dan Ara mengangguk kecil, ia ingat bahwa rumah Taeyong tak jauh dari sini.

"Kebetulan Aku beli coklat, buat kamu aja" Ujar Taeyong sambil menaruh sebatang coklat di atas meja, dan Ara mengangguk lagi.

Ara tahu, pasti Taeyong sadar bahwa dirinya habis menangis, hanya saja Taeyong tidak mau bertanya. Entah kenapa, atau memang ia sudah tahu dan lebih memilih untuk berusaha menghibur.

"Aku sering bolos, karena aku lebih pilih tidur dari pada pergi ngampus"

"Kuliah yang rajin, biar cepet lulus"

"Kalau aku lulus kamu mau apa?" Tanya Taeyong, dan Ara mengendikan bahunya.

Taeyong terdiam sejenak, sampai akhirnya ia menghela nafas lirih.

"Jangan pikirin apa kata temen kamu Ra, aku gak suka liat kamu sedih"

Benar dugaan Ara, Taeyong sudah tahu, mungkin dari Jeno.

Ara memalingkan wajahnya, ia kembali memandang keluar jendela. Ara hanya ingin sendiri, tapi ia tidak enak untuk mengusir Taeyong, terlebih niat Taeyong baik.

Taeyong berdecak kecil, lalu ia beranjak dari kursi, mengundang tatapan penasaran dari Ara.

"Mama nitip cemilan, aku harus pulang. Apa kamu mau mampir?" Tanya Taeyong, dan Ara menggeleng.

"Okay, aku duluan. Habis ini kamu pulang ya? Jangan sampe enggak" Ujar Taeyong lagi, lalu ia benar-benar pergi meninggalkan Ara.

Sementara Ara tetap terdiam disana, entah sampai kapan.

**

Yuna mendengus kecil, sejak kembali ke kelas usai dari aula, Sena berpindah tempat duduk ke tempat Ara, tepatnya di samping San. Sena banyak diam dan bahkan enggan menatap matanya.

Jam terakhir adalah jam kosong, dimana guru Jung tidak masuk karena ada keperluan lain.

Zia menoleh ke belakang dan menatap Yuna dengan malas.

"Harusnya lo yang pindah, biar bisa duduk sama San" Sindir Zia seraya melirik Sena yang tengah berkutat dengan bukunya.

"Bukan urusan lo" Gumam Yuna sambil memutar bola matanya malas.

"Lo juga ngurusin hidup orang mulu" Balas Zia, dan Yuna tidak menyahut lagi.

"Kecewa gue sama Ara, ternyata hal besar itu yang dia sembunyiin dari gue" Lanjut Zia.

Bastard Prince || Jung Jaehyun ✔Where stories live. Discover now