14. Wedding

71 17 13
                                    

Setelah kencan seminggu yang lalu. Hubungan Marcel dan Della semakin membaik. Mereka berhubungan layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai. Bukan seperti sepasang kekasih yang terpaksa karna dijodohkan oleh kedua orangtuanya.

Dan akhirnya hari yang ditunggu tunggu pun telah tiba. Hari dimana Della dan Marcel akan memulai hidup yang baru. Hidup yang saling mengasihi, menyayangi, mencintai, dan yang pastinya harus saling percaya satu sama lain.

Karna tepatnya pada hari ini Marcel dan Della akan melangsungkan pernikahan mereka. Pernikahan yang didasari atas cinta bukan karna terpaksa.

Pernikahan mereka pun berjalan sesuai dengan rencana mereka masing-masing. Tidak ada hambatan dan tidak ada kekacauan. Semuanya berjalan dengan lancar.

"Capek?" Della menolehkan kepalanya ke arah Marcel sambil tersenyum. "Sedikit sih tapi aku bahagia banget"

Marcel terkekeh "aku lebih bahagia, karna akhirnya aku bisa menikah dengan orang yang memang pantas untuk aku jadikan pendamping hidupku dan ibu dari anak anak ku"

Sontak semburat merah muncul di kedua pipi Della. Untung saja saat ini Della tengah memakai blush on yang cukup tebal jadi tidak akan kelihatan. Kalau kelihatan kan Della malu. "Gombal"

"Aku nggak gombal sayang, aku serius" Della memutar kedua bola matanya malas.

"Iya deh tuan gombal"

Marcel terkikik dan mengusap puncuk kepala Della "Marcel jadi berantakan tahu"

"Gapapa biarin nanti malem juga pasti bakalan berantakan" Della terdiam berusaha mencerna kata kata Marcel. Tapi beberapa detik kemudian pupil mata Della membesar.

"MARCEL MESUM"

"Sayang jangan teriak gitu dong malu tahu diliatin orang orang. Lagian kan aku bener. Emangnya kamu nggak mau apa malam pertama seperti pengantin pada umumnya?" Tanya Marcel menggoda.

Della mendengus malas "plis deh Cell jangan bahas itu otak suci ku ini jadi ternodai kan gara gara ucapan mesum mu itu. Dan lihat sekarang emang kamu nggak malu apa diliatin para tamu undangan huh?!"

Marcel menyengir tak jelas "hehehe,,,iya maaf ya sayang yaudah nanti kita bahasnya pas udah dikamar berdua aja gimana? Oh atau langsung mau melakukannya aja tanpa perlu dibahas?" Ujar Marcel sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Della menghiraukan ucapan Marcel yang menurutnya sangat mesum itu. Dalam hati Della meringis memikirkan nasibnya. Oh ya tuhan bagaimana nasibku nanti yang harus menghadapi suami tingkat mesum paling tinggi.

Di lain sisi ada seorang wanita yang menatap kedua pasangan pengantin tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan.

***

Setelah acara selesai Marcel dan Della menginap di hotel tempat berlangsungnya resepsi pernikahannya.

Sebenernya sih Della nggak mau bermalam di hotel seperti ini. Karna akan membuang-buang uang saja. Pikirnya.

Apalagi hotel yang Della dan Marcel sedang tempati ini bukanlah hotel yang terbilang cukup murah. Tapi mau bagaimana lagi Marcel tetaplah Marcel si muka sedatar tembok dan keras kepalanya yang melebihi keras tembok.

Padahal Della sudah mengatakan lebih baik pulang ke rumah saja dari pada harus menghamburkan uang untuk hal yang tidak berguna seperti ini. Tapi lagi dan lagi Della hanya bisa menghela nafas kasar karna setiap Della mencoba membujuknya si Marcel akan selalu menjawab.

"Sudahlah sayang aku ini kan orang kaya. Jadi tidak mungkin langsung jatuh miskin hanya untuk menyewa hotel seperti ini dan lagipula aku kan ingin menikmati malam pertama kita hanya berdua saja tanpa ada yang mengganggu agar pembuatan bayi kita berjalan dengan lancar. Selancar jalan tol sayang"

Lihat bukan jawaban macam apa itu bikin kepala Della mau pecah saja rasanya. Memang yah, yang namanya mesum ya tetap mesum.

"Kamu masih marah?" Tanya Marcel yang baru saja keluar dari kamar mandi sehabis membersihkan dirinya. Tapi sebelum itu tadi Della dulu yang membersihkan dirinya.

Della mendengus kesal "bukan marah tapi aku kesal!" Marcel berjalan menghampiri Della yang tengah duduk di ranjang dan berjongkok tepat didepan Della. "Sayang lihat aku"

Della melipatkan kedua tangannya didepan dada dan enggan menatap Marcel. Marcel mendesah frustrasi. "Yaampun sayang kau kesal kepadaku hanya karna ini. Kan aku sudah katakan aku tidak akan miskin hanya dengan menyewa hotel ini."

Della mendelik kesal ke arah Marcel dan memukul bahu Marcel. "Apa katamu?! Hanya karna ini?! Yaampun Cell aku tahu kamu orang kaya tapi kan lebih baik kita pulang ke rumah saja dari pada harus bermalam di hotel seperti ini!"

Marcel menatap Della kecewa "kamu tidak mau ya menghabiskan malam pertama hanya bersama aku?"

"Bukan begitu maksud aku itu—
Ucapan Della terpotong begitu saja saat melihat Marcel beranjak berdiri dan berlalu begitu saja dari hadapannya.

Della menghela nafas dan beranjak menyusul Marcel lalu memeluk Marcel dari belakang. "Maafkan aku. Bukan maksudku begitu aku hanya tidak ingin kau menghamburkan uang begitu saja. Walau aku tahu kau melakukan ini karna ingin membuat aku bahagia. Tapi sungguh hanya dengan kau berada di sisi ku dan selalu di samping ku itu sudah cukup membuat aku bahagia Cell. Jadi maafkan aku ya?"

Didalam hati Marcel tersenyum geli melihat tingkah Della. Aduh kenapa menggemaskan sekali sih.

"Cell?" Della mengernyit bingung saat Marcel tidak membalas ucapannya. Della bertanya dalam hati. Apakah Marcel benar benar marah?.

"Cell aku benar benar minta ma—
Ucapan Della terpotong saat melihat Marcel membalikkan badannya dan menatap Della dengan sorot mata yang bergairah mungkin?

"Aku ingin memakan mu" ujar Marcel.

Della mengernyit bingung apakah dia sudah menikah dengan seorang kanibal?

Baru Della hendak menanyakan maksud Marcel. Marcel langsung mencium bibir Della dengan penuh bergairah.

Oh dan Della baru mengerti ucapan Marcel beberapa detik yang lalu. Dan Della langsung mengalungkan tangannya di leher Marcel dan membalas ciuman Marcel.

Marcel menghentikan ciumannya dan menatap Della dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan "kau mulai nakal rupanya heum?"

Della mengerlingkan sebelah matanya lalu mengecup bibir Marcel singkat "tidak apa kan nakal kepada suami sendiri?"

Detik itu juga Marcel langsung mencumbu Della penuh dengan kelembutan dan gairah. Dan setelahnya mereka melakukan apa yang memang seharusnya pengantin umumnya lakukan dimalam pertama.

PenantianWhere stories live. Discover now