"Urusan kita belum selesai, Arga Danuarja!" teriak Alkana lalu menggendong Liona ala bridal style pergi dari sana menuju motor mereka.

"Gue bakalan bikin hidup kalian menderita!" lanjutnya dalam hati.

"Orang tua sialan!" hina Langit sebelum ikut pergi dari sana. Bintang tersenyum mengejek pada Arga sedangkan Kenzo hanya diam saja.

"Ada yang sakit?" pertanyaan bodoh itu masih Alkana tanyakan. Namun itu hanya pancingan, dan sesuai feeling Alkana gadis itu menggeleng dalam pelukannya.

Alkana menurunkan Liona, lalu mengusap air mata gadis itu. Matanya bengkak dan merah begitu juga hidungnya, bibir gadis itu masih bergetar. Alkana kasihan bercampur gemas melihatnya. Alkana menatap tangannya yang terdapat bercak merah.

Darah.

Dengan tergesa Alkana membalik tubuh gadis itu, netra lelaki itu membesar melihat bercak merah yang tembus dari seragam putih Liona. Punggung gadis itu terluka sampai mengeluarkan darah karena di pukuli ayahnya sendiri.

Sebelumnya darah itu belum tercetak di seragam Liona, mungkin tank top gadis itu menyerap darahnya hingga membutuhkan waktu untuk tembus ke luar.

"Sialan!!" Alkana menggeram marah. Berniat kembali ke sana untuk menghajar Arga. Liona lagi-lagi menahan dirinya.

"Jangan!"

"Lo mau belain bokap lo lagi hah?!" pekik Alkana emosi. Sudah cukup, Alkana sudah tidak tahan lagi. Alkana menghempas kasar tangan Liona hingga terlepas. Dengan langkah tegas ia kembali ke rumah neraka itu.

Langit memijat pelipisnya pusing melihat tingkah Liona, Kenzo dan Bintang juga kaget melihat kondisi gadis itu

"Kita pulang atau lo nggak bakalan ketemu gue lagi!" Alkana menghentikan langkahnya. Liona pikir itu akan mempan namun ia salah, Alkana benar-benar marah. Liona panik melihat Alkana yang menghiraukan ucapannya.

Alkana kembali melangkah ke rumah Liona, di mana ternyata tiga manusia jahanam itu sedang berbalik melangkah menuju ke dalam rumah. Alkana mempercepat langkahnya, ia menarik kerah belakang Arga lalu menyeret pria paruh baya itu ke posisi awal.

"Mas!!!" teriak Miranda.

"Papa!!" pekik Aurel kaget.

Alkana memukuli Arga membabi buta, Alkana nampak kesetanan hingga Arga terbaring lemah tak berdaya di bawah kukungannya. Miranda dan Aurel berteriak histeris melihatnya.

"Berhenti! Jangan sakiti suami saya!!" teriak Miranda.

"Papa! Kak Alkana tolong jangan sakiti papa aku!" Aurel berniat maju untuk menolong Arga dari serangan Alkana, tapi tangannya tiba-tiba di tahan oleh Langit dan Bintang.

"Mau ngapain lo?!" sinis Langit.

Beralih pada Miranda, Kenzo langsung berdiri di hadapan wanita itu, sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. "Kalo anda ikut campur, anda akan bernasib sama seperti suami anda. Saya tidak memandang gender untuk memukul seseorang!" Miranda menatap takut pada Kenzo.

"Alkana stop! Jangan kayak gini Udah!" Alkana tak memperdulikan Liona.

Di bawah kendalinya, Alkana menghajar wajah Arga habis-habisan. Dengan suara lemahnya, pria paruh baya itu meminta ampun. Namun sayang iblis yang sedang mengambil kendali saat ini tak kenal ampun.

Hingga saat pria itu kehilangan kesadarannya, barulah Alkana berhenti. Miranda langsung menghampiri suaminya yang sudah tak berdaya.

"Tua bangka gak berguna, cuih!" Liona menatap Alkana dengan nanar saat lelaki itu terang-terangan meludahi Arga di hadapannya. Alkana menatap balik Liona dengan tatapan tajam.

ALKANA [END]Where stories live. Discover now