Oh, ayolah! Bohong kalau ada perempuan tidak tertarik dengan Ben. Lelaki itu memiliki paras tampan dan senyum memesona dengan dihiasi lesung pipit. Sorot mata berwarna hazel yang teduh, hidung mancung, sepasang alis yang panjang nan tebal, rahang tegas dan simetris, serta dagu yang sedikit terbelah. Postur tubuhnya pun mengundang perhatian. Tinggi menjulang mencapai 187 senti dengan bahu yang lebar nan tegap. Belum lagi parfum yang digunakannya. Aroma yang menguar sangat cocok dengan penampilannya. Segar dan maskulin.

Sangat pas dengan kriteria pria idaman Saras.

Tapi Saras cukup tahu diri untuk tidak berharap memiliki teman hidup seperti Ben. Saras tahu, ia tidak sebanding. Ditambah dengan fakta bahwa lelaki itu adalah pemilik Hotel Saint Wijaya yang merupakan salah satu hotel bintang lima di Jakarta Selatan.

Mungkin Saras terdengar santai dan tidak peduli saat Finna memberi tahunya tentang hal tersebut, tapi sesungguhnya ia sangat terkejut. Tidak menyangka dirinya telah berkenalan dengan seseorang seperti Benara Wijaya.

Drrt... drrrt...

Benda pipih dalam sling bag mungilnya bergetar. Saras bergegas menjawab panggilan saat nama Bianca tertera di layar ponsel.

"Halo?"

"Sa, cepetan. Rame banget lho ini. Diskonnya gede-gede. Takut nggak kebagian," jelas Bianca dengan intonasi nyaris berteriak saking ramainya. Ia memang berjanji untuk menemani Bianca yang addict dengan make up, sekaligus memenuhi kebutuhan sendiri.

"Gue udah di pintu south lobby kok. Lo cari-cari aja dulu yang lo mau. Gue mah gampang."

"Lo naik apa? Kenapa turun di situ? Kan, booths-nya deket main lobby."

"Gue naik angkot soalnya," jawab Saras datar.

"Anjir! Pantes."

"Ya udah, buruan gih borong. Gue lagi jalan ke sana."

"Oke."

Saras kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas begitu sambungan terputus. Hari ini mall yang sedang dikunjunginya memang terasa sesak. Ramai dan didominasi oleh pengunjung perempuan dari berbagai kalangan. Semua itu karena sedang berjalannya sebuah acara bernama "Beauty Festival" yang menjual ribuan produk dari seluruh brand ternama dengan diskon besar-besaran.

Selain menjadi MUA, Saras sebenarnya juga merupakan beauty vlogger. Tidak begitu terkenal di kalangan perempuan yang masih awam dengan persoalan make up, tapi bagi mereka yang mencintai kosmetik sampai ke tulang sumsum, nama Aluna Sarasita tidaklah asing. Subscribers di Youtube channel-nya pun melampaui 900K, nyaris mencapai 1 juta. Meskipun begitu, hanya sebagian orang dari kalangan beauty influencer yang mengenalnya. Lagipula, Saras tidak berminat untuk berteman dengan para beauty enthusiast. Maka dari itu, Saras tidak punya "kelompok" tertentu seperti yang lainnya.

Saras terkenal karena usahanya seorang diri. Tanpa bantuan promosi siapa pun. Tanpa perlu repot panjat sosial.

Dan hari ini—selagi ada festival—ia berniat memborong banyak produk kosmetik yang baru saja launched untuk diberikan secara cuma-cuma kepada para pengikut sebagai bentuk perayaan 1 juta subscribers nanti.

Sesampainya di tempat, Saras bahkan lupa menghubungi Bianca dan memberi kabar tentang keberadaannya. Hasratnya terlalu menggebu-gebu untuk segera memborong banyak produk yang ternyata potongan harganya sangat tidak masuk akal!

Sedang sibuk memilah-milih, seseorang menepuk pelan bahunya dari belakang.

Saras menoleh dan tersenyum pada seorang gadis berambut ikal panjang sebahu yang dicat pink muda. Kulit putih porselen yang mulus membuat penampilannya begitu kontras. Belum lagi tubuh rampingnya serta tinggi yang sedikit melebihi Saras. Kalau saja wajahnya tidak didominasi dengan ciri-ciri yang khas akan negara barat, mungkin Saras mengira ia sedang dihampiri oleh artis Korea. "Iya? Kenapa ya?"

Gadis yang tadinya tampak ragu untuk membuka suara itu lantas tersenyum lima jari mendengar respons ramah dari Saras. "Kak, aku boleh minta foto nggak? Aku suka banget sama Kakak soalnya."

"Oh? Boleh banget kok." Saras tersenyum manis. Senang dengan kenyataan bahwa gadis di depannya tidak takut menghadapi wajah jutek Saras yang membuat perempuan itu jarang dimintai foto bareng oleh penggemarnya.

"Ih, makasih Kak! Sebentar ya, aku panggilin abangku dulu buat fotoin," ujar gadis itu lantas bersiul-siul seolah ia sedang berbicara dengan seekor burung. "Bang Ben! Sini sebentar fotoin!"

Saras mengerjap-ngerjap. "Ben?" bisik Saras yang terendap kebisingan.

Sesaat kemudian sosok itu muncul. Saras merasa dunianya seolah berhenti berputar sementara waktu.

💄

[Repost: Wattpad version]

PO buku Beauty and the Boss telah dibuka dan berakhir tgl 6 Agustus ^^ Yuk, ikut! Jangan sampai ketinggalan untuk dapatkan novel cantik ini.

CARA PEMESANAN:
Buka Market Place Namina Books (link di bawah) > Pilih Paket yang Diinginkan > Lakukan Pembayaran (Bisa COD) > Tunggu Paket Datang 🤗

Link pemesanan:
🧡 (Shopee Namina Books) https://shope.ee/gulXtpNh
💚 (Tokopedia Namina Books) https://tokopedia.link/WZelW0JyLBb
Atau bisa juga pesan via WA ke admin penerbit Namina Books di nomor 085105300534 yaa 💖

Pssst! Khusus yang ikut PO saja lho, yang bakal dapat HIDDEN CHAPTER 😍 Jadi, jangan sampai ketinggalan yaa, wahai para kesayangan Ben 🥹
Love yaaa!

Beauty and the BossDonde viven las historias. Descúbrelo ahora