Terkadang ia berpikir apa yang dicari orang tuanya sampai bekerja seperti orang gila begitu? Mengais rejeki hingga melupakan anak sendiri,apakah itu wajib dilakukan?

Terkesan durhaka memang tapi coba pikirkan, yang Alana butuhkan adalah berkumpul bersama memakan sarapan yang hangat dengan susana harmonis keluarga bukannya ditinggalkan setiap saat dalam kesendirian begini

Namun terkadang Alana terpikir,orang tuanya bekerja keras demi memenuhi kebutuhannya. Walau sebenarnya yang ia butuhkan bukanlah harta tapi keluarga.

Setelah menghabiskan sarapan, Ia Meneguk segelas air mineral yang ia ambil dari lemari pendingin,dan mengambil beberapa buah-buahan untuk cemilan menuju kesekolah.

Setelah ia rasa semuanya beres,Alana berangkat sekolah dengan menaiki angkutan umum dengan payung transparan yang ia gunakan. hujan memang sudah agak mereda tidak sederas tadi tapi tetap saja jika tidak menggunakan payung sampai sekolah ia akan terlihat seperti gembel yang kehujanan—seperti tikus kecemplung got

Lima belas menit perjalanan dari rumahnya menuju sekolahnya, SMA Adijaya. Sekolah elit dengan orang-orang yang berasal dari kelas atas,anak dari orang-orang berduit. Alana memang anak dari orang kaya tapi ia tak pernah sekalipun merasa bahwa dirinya memiliki semua itu karna memang sejak kecil keinginannya adalah keluarga bukannya harta

Membuka payung yang sedari tadi ia genggam,berlari dari gerbang sekolah menuju koridor. Setelah sampai,ia menutup kembali payung miliknya merapikan sedikit pakaiannya agar tidak terlihat seperti gembel,ia memang tidak cantik tapi setidaknya harus rapi dalam berpakaian—begitu katanya

Alana berjalan pelan menuju kelasnya sambil memperhatikan siswa siswi yang sedang melakukan pembersihan dikelas mereka ada juga yang mengobrol ria didepan kelas dan ada yang terlihat fokus menyalin tugas milik orang lain. Biasa saja hari-harinya selama ini,apa-apa dilakukan sendiri—sudah terbiasa sendiri

Memasuki kelas miliknya yang ternyata belum ada orang sama sekali,Alana menoleh pada jam dinding yang tertera diatas papan tulis berlapis kaca itu waktu sudah menunjukan pukul tujuh Tapi belum ada seorang pun yang datang terkecuali dirinya,apa Alana saja yang terlalu rajin? Atau teman-temannya yang malas?

Alana berjalan menulu deretan loker dibelakang kelas,membuka kunci loker yang tertera namanya

'Alana Kezia Anasthasya'

Lalu merapikan beberapa barang-barang yang menurutnya berantakan,beginilah Alana. Selalu rapi dan bersih,kesendirian ternyata membawa dampak baik juga baginya untuk belajar sedikit mandiri

Alana membuka buku pelajaran miliknya,mengulang semua yang ia pelajari kemaren malam,bisa dibilang ia gadis yang rajin disekolahnya namun Alana tak merasa begitu,katanya itu hal yang biasa dilakukan oleh semua orang didunia ini

Satu persatu siswa mulai berdatangan,memasuki kelas dengan terburu-buru sambil tertawa ria bersama teman lainnya,saling merangkul satu sama lain.

Alana hanya bisa memperhatikan mereka dengan tatapan sendu,hatinya terasa tersayat melihat teman-temannya memiliki orang lain yang dapat diajak bercerita dan tertawa dengan ria,terselip rasa iri dihatinya melihat orang-orang bercanda ria seperti itu

Kapan aku bisa merasakan itu?

Alana menghela nafas berat,rasanya kesepiannya semakin menjadi-jadi melihat orang lain saling merangkul dan tertawa bersama.

Dandelion|•Where stories live. Discover now