Chapter VII: a Wonderkid

19 2 0
                                    


Keluar dari ruangan pertemuan, Mereka segera memulai latihannya dengan Letnan Hallington dan juga Kolonel Fliss yang akan memantau perkembangan dan potensi yang dimiliki seorang Detter. Gwynelle dan Baden karena tidak ada kerjaan mereka pun menunggu Detter yang akan latihan. Mereka langsung menuju lapangan yang tempatnya tidak terlalu luas.

"Baik mari kita mulai latihan ini nak, pegang senjata ini," ucap Letnan Hallington sambil melempar pedang kayunya.

"Pedang kayu?" dalam hati Detter sambil menatap senjata itu.

"Kenapa? ada masalah?" tanya Letnan.

"Tidak, hanya saja bisakah kita langsung menggunakan pedang sungguhan?" tanya Detter dengan sangat percaya diri.

"Wohoho kau berani sekali nak, tapi kau yakin?" sambil mengambil pedang sungguhan di pinggir lapangan.

"Iya"

"Baik, aku percaya jika dengan anak istimewa seperti mu," sambil memberikan pedangnya kepada Detter.

Sambil duduk dibangku pinggiran lapangan "Boleh juga dia, suatu saat aku ingin coba bertarung dengannya," ucap Baden kepada Gwynelle yang tepat disampingnya.

"Tapi aku yakin dia mungkin bukan tandinganmu," balas Gwynelle kepada Baden.

"Serius? hahah kita lihat saja," sambil tertawa kecil.

"Anak itu hilang ingatan bukan?" tanya Kolonel Fliss yang berdiri disamping mereka berdua.

"Ya," jawab Gwynelle.

"Hah yang benar? aku baru tahu," kaget Baden.

"Jadi begitu, Gwynelle dia orangnya bagaimana?" tanya Kolonel Fliss.

"Ya begitu deh, dia baik, lugu, sopan, cerdas, mahir, itu saja sih yang saya tahu,"

"Kau tahu banyak sekali tentangnya," kata Baden.

"Kan aku selalu mengamati dia beberapa hari yang lalu,"

"Kalian berdua," panggil Kolonel Fliss.

"Ya?" ucap keduanya.

"Tolong bantu dan jaga dia ya,"

"Baik bu Martha," ucap Baden.

"Heh tidak sopan," sambil memukul kepala Baden.

"Hahaha tidak apa, lagipula aku juga lebih nyaman dipanggil seperti itu daripada Kolonel Fliss," ucap bu Martha sambil tersenyum. "Padahal aku kan belum ibu-ibu tapi tidak apa lah," dalam hati sambil menghela nafas.

"Oh begitu, baik bu Martha," 

"Iya Gwynelle," dengan senyum.

*×*×*×*×*

Matahari sedang turun berganti dengan bulan, tanda waktu sudah sore. Detter dan Letnan Hallington pun selesai dari latihannya.

"Baik nak, sampai sini dulu kita lanjut esok," ucap Letnan.

"Baik Letnan,"

"Panggil aku Pak Jorg saja biar akrab, dan aku memanggilmu Detter bagaimana?"

"Baiklah pak Jorg,"

Gwynelle, Baden, dan bu Martha menghampiri mereka berdua.

"Oh iya Detter, umurmu berapa?" tanya pak Jorg.

"Er...aku tidak tahu ehehe,"

"Tapi kalau aku lihat umurmu sekitar 17 tahun," kata bu Martha.

"Kalau Gwynelle dan Baden?"

The Untold ForeignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang