Chapter II : A Lieutenant

47 4 3
                                    

Seminggu berlalu, sejak Detter tinggal  di kediaman keluarga Nudiian. Siang hari dengan panas yang sangat terik, bahkan Paman Gre mungkin tidak akan bertani jika panasnya seperti ini. Detter keluar rumah dan duduk dibangku teras sambil melamun. Lalu datanglah Pave sambil membawa kue.

"Hey aku bawakan kue, makanlah."

"Oh baik terimakasih." lanjut Detter "Hey Pave jika ingin masuk prajurit Ibukota, apakah ada tes atau semacamnya?"

"Tidak tahu, tapi kemungkinan besar akan ada tes masuk."

"Jangan jangan kau-" lanjut Pave.

Detter mengangguk.

"Tidak, jangan kau bisa saja mati, karena peperangan itu bisa terjadi kapan saja."

"Tidak apa, aku sudah menyiapkannya secara mental, meski belum secara fisik sih, lagipula aku tidak ingin tinggal disini terus karena akan merepotkan kalian."

"Tentu saja tidak bung, bahkan kau sudah kami anggap keluarga sendiri."

"Terimakasih tapi maaf saja aku akan tetap pergi, aku sudah membulatkannya."

Tanpa mereka berdua ketahui bahwa Paman Gre dan Bibi Han sedang mendengar percakapan mereka berdua.

"Detter, apa kau sangat yakin ingin masuk prajurit Ibukota?" tanya Bibi Han.

"Yakin sekali, aku tidak bisa berlama-lama disini."

Sambil menghela nafas "Baiklah nak jika itu pilihan mu, kami tak bisa melarangmu." Ucap paman Gre.

"Aku akan mengemas barang untuk kau bawa." Kata Bibi Han

"Nak, jika kau sudah sangat yakin, aku harap kau tidak menyesalinya dengan apa yang terjadi setelahnya."

"Ya, meskipun aku mati aku tidak akan menyesalinya (lagipula aku tidak punya ingatan apa-apa selain namaku)"

"Kamu boleh berangkat besok pagi, saat ini akan panas sekali dan kau belum berkemas."

"Baik paman."

Malamnya Pave tidak bisa tidur karena kepikiran dengan Detter yang ingin pergi. Dia baru saja kedatangan teman yang menggantikan kakak nya yang sudah tiada. Beda denga Detter, dia tidur lebih cepat dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Ibukota.

Esok hari, saat matahari belum terbit.

"Baiklah Detter ini aku berikan uang sebanyak 200 Pyer Perak dan 20 Pyer Emas." Kata Paman Gre.

*Pyer mata uang di Negeri ini

"Oh terimakasih Paman." Lanjut Detter sambil berjalan keluar.

"Baik sepertinya sudah cukup. Terimakasih Paman Gre, Bibi Han, dan Pave atas semuanya. Suatu saat aku akan kembali." Berjalan sambil melambaikan tangan.

"Hati-hati dijalan Detter." Teriakan keras oleh Pave.

"Kita memang sudah menganggapnya sebagai keluarga, tapi kita tidak bisa mengatur keputusan yang sudah ia bulatkan." Ucap Paman Gre.

"Ya, benar dia sudah cukup untuk menggantikan putra pertama kami walau hanya sementara." Lanjut Bibi Han.

*×*×*×*×*

Di Desa Saunntälann, daerah timur merupakan tempat untuk meninggalkan desa. Detter akan meninggalkan Desa dengan menaiki Kereta Kuda. Detter mencari Kereta kuda yang relatif murah. namun ada saja yang murah tetapi perjalanannya sangat lambat bisa sampai 2 hari. Dan yang paling cepat hanya memakan 9 Jam, namun harganya tidaklah murah. Detter kebingungan dengan memilih Kereta yang mana.

The Untold ForeignWhere stories live. Discover now