Cerita Kelima: "Canda, Candu, dan Rindu"

39 2 2
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Canda itu berubah menjadi candu, candu itu berubah menjadi rindu.

Aku rindu kamu lalu bagaimana denganmu?~


Berawal dari perkenalan kita pada masa orientasi fakultas, aku kira kamu adalah seseorang yang tak pandai bergaul ternyata aku salah besar. Kamu ternyata banyak tingkah dari apa yang aku pikirkan. Namaku Lisa seorang gadis biasa, tak banyak yang bisa aku ceritakan disini ya karena menurutku tidak ada yang spesial tentangku. Berbeda denganmu yang selalu berhasil mencuri perhatian banyak orang. Terutama pada saat malam penutupan orientasi fakultas saat kamu menyanyikan lagu Eclat yang judulnya bentuk cinta. Entah apa yang mereka suka darimu, menurutku awalnya kamu biasa saja, yep awalnya.

Seminggu setelah masa orientasi fakultas itu aku dan teman-temanku disibukkan dengan bimbingan ke dosen PA, menyusun mata kuliah, dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkuliahan yang sebenarnya tentunya. Aku ingat kamu beberapa kali menyapaku waktu orientasi fakultas eitss bukannya disini aku ke ge'eran atau apa ya kalian bisa menebaknya kami satu kelompok saat orientasi fakultas. Dan kalian perlu tahu juga ternyata kami satu kelas, awalnya aku terkejut dan aku sempat berpikir dia sudah lupa denganku.

Awal perkuliahan berjalan lancar pada awalnya, ini tidak seperti yang kalian kira tentunya aku tidak akrab dengannya. Oh ya lupa yang aku maksud itu Rehan, teman satu kelompok saat orientasi fakultas sekaligus teman sekalasku sekarang. Namanya Rehan Syahreza, dia baik, tinggi, putih dan berkaca mata. Menurut sebagian temanku dia adalah tipe idaman banyak wanita. Tapi tidak menurutku, ya karena dari awal pandanganku terhadap Rehan biasa aja gak ada yang spesial.

Pandangan itu berubah ketika aku beberapa kali sekelompok dengan Rehan. Ternyata dia adalah orang yang dapat diandalkan. Dia juga cerdas dan anak kesayangan dosenlah sebutannya. Semakin kesini kudengar semakin banyak kakak tingkat yang mengejarnya ya karena dia orangnya mudah bergaul dan ramah juga.

Jujur Rehan sendiri pernah beberapa kali membantuku mengerjakan tugas karena aku tidak paham dan juga karena dia dipercaya beberapa dosen untuk menjelaskan materi yang diberikan dosen ketika dosen itu tidak masuk. Tentunya aku tidak langsung meminta bantuannya, ya aku berusaha dulu mencari bahan entah itu di perpustakaan atau internet. Jika aku tidak menemukannya barulah aku bertanya kepadanya lewat Wa. Terkadang aku mengerti beberapa penjelasannya dan ada beberapa yang sulit ku pahami sendiri sehingga terkadang kami bertemu di Perpustakaan. Jika kalian berpikir kami berdua saja itu salah besar, kami belajar bersama dengan teman kelas kami yang lainnya. Pandanganku tentunya berubah terhadap Rehan. Rehan orang yang baik.

Entah kenapa belakangan ini aku sering sekali mengirim pesan kepada Rehan mengenai suatu pelajaran, padahal sebenarnya aku paham saja materi itu. Aneh rasanya aku ingin terus-terusan bertanya sesuatu kepadanya. Terkadang aku basa basi sebelum mengakhiri percakapan kami. Dia juga menanggapinya dengan baik. Lama-kelamaan aku merasa nyaman dengan Rehan. Bagiku mengirim pesan kepadanya adalah candu yang di dalamnya terdapat kalimat candaan yang berhasil membuatku tertawa sendiri. Selain baik Rehan ternyata seseorang yang humoris.

Semenjak saat itu kami mulai dekat. Dia juga pernah menyinggung saat kami orientasi fakultas menurutnya aku agak sedikit pendiam. Padahal aku tidak sependiam itu. Semester ini berjalan dengan cepat. Banyak yang berubah dariku setelah mengenal Rehan. Aku jadi sedikit terbuka dengan banyak orang. Aku juga ikut organisasi di dalam kampus. Ternyata dunia perkuliahan itu mengasikkan. Lebih mengasikkan lagi ketika Rehan menyatakan bahwa dia nyaman denganku ketika kami belajar berdua di perpustakaan. Aku tidak yakin dengan perasaanku tapi aku merasa senang.

Malam ini tentunya aku kembali mengirim pesan kepadanya, sekedar basa basi. Anehnya dia tidak menjawabnya. Besoknya aku tidak melihat Rehan. Ku hubungi lagi sekedar menanyakan kabar tapi tetap dia tidak membalasnya. Setelah jam istirahat aku pergi keperpustakaan tapi aku tidak menemukannya juga. Aku mencoba menelponnya tetapi handphonenya tidak aktif. Aku khawatir terhadapnya. Kembali aku berkali-kali mencoba menghubunginya tapi tidak bisa. Ku tunggu besok besoknya tapi Rehan tetap tidak muncul. Ku tanya dengan teman-temanku dikelas dan teman-teman dekatnya tapi mereka tidak ada yang tahu dan mereka juga tidak bisa menghubungi Rehan. Hari-hari berjalan dengan cepat satu bulan berlalu kami tidak tahu kabarnya Rehan.

Saat aku ke perpustakaan aku ada mendengar desas desus bahwa Rehan pindah kuliah ikut orang tuannya keluar negeri. Tentunya aku terkejut mendengar gosip ini. Dan ternyata gosip ini menyebar dengan cepat setelah satu minggu setelahnya. Anehnya Rehan tidak memberi tahuku sesuatu mengenai hal itu. Mungkin dia belum sepenuhnya nyaman denganku pikirku dan hiburku kepada diriku sendiri. Rehan Syahreza hilang bagaikan ditelan bumi tanpa kabar, dia hilang bersama candanya yang mampu membuatku kecanduan dan meninggalkan rindu kepadaku. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AKHIR DARI SEBUAH CERITAWhere stories live. Discover now