XIV. 또 다른 안녕 pt. II [Another Hi pt. II]

Start from the beginning
                                    

-o0o-

Musim gugur, beberapa tahun yang lalu.

Udara di Boseong mulai terasa dingin. Daun-daun yang tadinya bertengger di atas pohon kini sudah berserakan di halaman dan jalanan. Musim gugur baru saja tiba, namun suhunya sudah hampir mendekati nol, mungkin karena Boseong adalah daerah pegunungan juga. Setelah kembali dari sekolah, Eunwol segera bergegas berganti pakaian dan menuju halaman belakang.

"Oppa!"

Ya, hari ini Taehyung datang berkunjung, karena harus menjalani training di Seoul, Taehyung jarang datang ke Boseong, mungkin hanya sebulan sekali bersama dengan keluarganya.

"Eunwol-ah, annyeong!" sapanya dengan senyum yang lebar. Wajah ceria Eunwol itu adalah wajah yang sudah lama ia nantikan.

"Kapan kau datang?" tanya Eunwol lalu duduk di samping Taehyung. Hanya mereka berdua, menatap daun pohon kesemek yang berguguran.

Laki-laki berjaket denim itu mengacak rambut Eunwol pelan, "Tadi pagi, aku memanggilmu saat kau berangkat sekolah tapi kau tidak mendengarku." Taehyung mendengus pelan.

Eunwol segera duduk di samping Taehyung. "Benarkah? Sepertinya aku sibuk mengomel pada Eunhyuk."

Taehyung terkekeh. "Apa kau tidak merindukanku?"

"Apa maksudmu? Hidupku tenang karena tidak ada yang mengangguku," jawab Eunwol, memalingkan wajahnya. Nada bicaranya tidak terdengar dengan jelas, seperti menggerutu.

"Kau tahu? Di ruang latihan kami terdapat sebuah jendela yang menghadap ke selatan dan pemandangan di sana cukup membuat penatku hilang." Taehyung mendongak, menatap daun terakhir yang masih mencoba bertahan pada ranting pohon kesemek itu walaupun diterpa oleh angin kencang. "Juga... karena jendela itu mengarah ke Boseong, aku juga menatapnya ketika merindukan nenek... dan kau."

"Hmm?" Eunwol mendongak, menatap Taehyung dengan bingung. Tubuhnya berdesir, sebuah reaksi yang ia tidak tahu apa namanya. Rasanya tidak keruan.

"Yeppeo." Taehyung mengalihkan pandangannya ke arah Eunwol. "Neo."

Eunwol masih terdiam, tubuhnya beku tapi rasa panas menjalar ke wajahnya. Perutnya juga terasa tidak enak, sulit untuk dideskripsikan. Jantungnya berdetak melebihi ritme yang sewajarnya. Lidahnya terasa kelu, hanya matanya yang berbicara.

"Bagaimana ini? Sepertinya aku jatuh cinta padamu."

"Ne?"

Eunwol masih membeku ditempatnya, sementara Taehyung mendekatkan wajahnya lalu berbisik, "Joahae, Seo Eunwol."

Dan Taehyung menghapuskan jarak di antara mereka sedetik kemudian.

-o0o-

Mata bundarnya menatap keluar jendela taksi yang sedang membawanya kembali menuju asrama. Cahaya lampu jalanan juga gedung yang masuk menerpa wajahnya. Jujur saja hatinya tidak tenang, Rahel hanya diam seraya memainkan tangannya sejak tadi dan Eunwol juga tidak tahu harus berbuat apa dan memilih untuk memberikan ruang sendiri bagi Rahel.

Sebuah pernyataan tak terduga dari seorang Oh Sehun terus berputar di kepalanya.

"Sehun-ssi, kau tidak boleh minum terlalu banyak."

"Kenapa dia? Kenapa bukan aku? Kenapa? Apa tidak bisa jika orang yang kau sukai itu aku?"

Gadis berambut sebahu itu menghela napas pelan, lalu menunduk menatap ponsel yang ada digenggaman tangannya. Dia pergi keluar bersama Eunwol untuk menghilangkan penatnya, namun ini justru menambah pikirannya. Dia masih bertanya-tanya, apa Sehun benar-benar mengatakan semua itu untuknya, atau untuk orang lain. Seperti Chanyeol yang terus memanggil nama Sujin ketika mereka pertama kali bertemu.

"Apa yang akan kau lakukan?"

Rahel menyandarkan kepalanya pada bangku dan memejamkan matanya, "Entahlah, aku tidak akan bertemu dengan mereka lagi setelah ini."

"Kau akan kabur?"

Gadis itu membuka matanya dan melirik ke arah Eunwol. "Mereka tidak akan pernah bisa menemukanku, dan aku tidak akan pernah bisa lagi menemukan mereka."

"Apa kau yakin? Semesta suka membolak-balikkan keadaan."

"Entahlah, semua hanya kebetulan. Sebuah ketidaksengajaan yang menyiksa, membuatku bingung harus bahagia atau justru sebaliknya." Rahel kembali memejamkan matanya. "Aku mengantuk, tolong bangunkan aku saat kita tiba nanti."

Eunwol menghela napas pelan, "Apa kau lihat wajah Park Chanyeol tadi? Dia seperti tidak ingin kehilanganmu lagi."

Rahel tidak menggubrisnya. Dia sebenarnya mendengar perkataan Eunwol itu, tapi Rahel memilih untuk diam. Sebersit perasaan muncul kembali, meminta untuk berharap. Mencoba untuk kembali berkembang meskipun logikanya meminta untuk berhenti karena itu adalah sesuatu yang tidak akan bisa iya gapai, bagaimanapun caranya.

-o0o-

Hello, thanks for wait and read this story!

I'll be back asap! ^^

1 Mei 2020

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FANGIRLWhere stories live. Discover now