IX. 새해 [New Year]

305 51 1
                                    

IX. New Year

[3430 Words]

-o0o-

"Ah, aboenim, aku ingin mengundang keluarga Seo untuk datang ke villa untuk merayakan tahun baru di sana," ujar Chanyeol kepada Taeyong yang kini sedang merapikan kayu bakar yang ada di samping rumah.

Taeyong terdiam sejenak. "Malam ini?" tanyanya tanpa menatap Chanyeol tapi sedikit memiringkan kepalanya ke arah Chanyeol.

"Eung," Chanyeol mengangguk. "Datanglah ke villa pukul delapan nanti."

Pria paruh baya itu menegakkan tubuhnya, lalu menepuk-nepukkan kedua tangannya setelah selesai membereskan kayu sebelum akhirnya menatap Chanyeol. "Sepertinya aku tidak bisa pergi."

"Kenapa?" tanya Chanyeol yang agak kecewa dengan penolakan Taeyong itu.

"Ibuku sudah terlalu tua untuk pergi di malam hari apalagi ini musim dingin. Tidak mungkin juga meninggalkan dirinya sendirian di rumah," jawab Taeyong, alasan yang cukup masuk akal bagi Chanyeol. "Ajaklah Eunwol, Rahel, dan Eunbyul. Anak muda pasti senang bersenang-senang. Aku tidak akan membiarkan Eunhyuk pergi karena anak itu masih terkena flu berat."

"Kenapa menyebut namaku?" tanya Eunbyul yang baru saja melintasi gerbang depan rumah bersama Eunwol dan Rahel. Mereka baru saja kembali dari toko kelontong untuk membeli gula dan teh yang habis tadi.

"Park Chanyeol mengajak kita sekeluarga untuk merayakan tahun baru di villa bersamanya, tapi aku menolaknya karena tidak mungkin membawa atau meninggalkan Nenek Seo sendirian. Jadi aku menyarankan para anak muda untuk datang ke sana," jelas Taeyong sembari berjalan mendekati putri tertuanya bersama Chanyeol yang mengekor di belakangnya.

"Aku sudah ada janji untuk pergi bersama rekan-rekan kantorku pukul tujuh nanti," Eunbyul juga menolaknya.

Kini mata Chanyeol dan Taeyong tertuju pada Eunwol dan Rahel.

"Aku...aku tidak ada janji malam ini," ujar Rahel sembari mengusap tengkuknya, disusul Eunwol yang juga mengangguk tanda bahwa ia tidak masalah dengan undangan itu.

"Baiklah, datanglah ke villa pukul delapan nanti." Chanyeol tersenyum lebar.

"Ah, Seo Eunwol, ajaklah Taehyung juga," celetuk Taeyong tanpa dosa. "Dia pasti akan menyukainya."

"Kim Taehyung?!"

Mata Eunwol segera melebar ketika nama itu disebutkan. Kim Taehyung?! Dirinya?! Seorang Seo Eunwol mengajak Kim Taehyung?! Ingin rasanya Eunwol menolaknya, tapi Taeyong tidak mengetahui apa yang terjadi di antara mereka dan Eunwol tidak ingin ayahnya itu mengetahuinya.

"Ya, ada masalah?"

"Tidak, tidak ada masalah." Eunwol menggeleng dengan cepat. "Tapi... bukankah aku harus mendapat persetujuan dari tuan rumah?" Mata gadis itu menatap Chanyeol penuh harap.

"Park Chanyeol, apa kau ada masalah jika Taehyung juga datang?" tanya Taeyong pada Chanyeol dengan wajah juga tatapan datar yang mampu membuat Chanyeol menelan ludahnya.

"A-aniyo." Chanyeol menggeleng kikuk. "Semakin ramai semakin baik."

Taeyong menatap Eunwol sejenak dengan tatapan dan wajah yang sama, sebelum akhirnya berjalan menuju pintu masuk rumah. Keempat manusia yang masih tinggal di tempatnya itu menatap punggung Taeyong. Aura-aura negatif bisa mereka rasakan di sana, apalagi ketika Taeyong menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya menghadap ke belakang.

"Apa temanmu yang satunya itu sudah kembali?" tanya Taeyong pada Chanyeol, tatapannya masih semenyeramkan tadi.

"Dia masih belum kembali."

FANGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang