GOL 21

6.7K 585 41
                                    

Comment Kalau kalian nggak dapat feel nya ya. Aku usaha nulis ini sambil nonton video orang nikah berulang kali :) mohon review nya.

💞✨💞

"..." Kayla diam menyimak semua cerita yang keluar dari mulut Sabila dengan hikmat, tanpa menyela sedikit pun. "Gitu Kay ceritanya." Tutup Sabila tak lama kemudian.

"Lo masih suka sama Haidar gue tanya?" todong pengantin baru itu.

Kayla baru saja menikah beberapa hari yang lalu dan kini sudah kembali ke Jakarta karena pekerjaan suaminya yang tidak bisa ditinggal. Begitu sampai di Jakarta, perempuan asal Semarang itu langsung bergegas menemui Sabila, ada banyak hal yang harus mereka ceritakan selama LDR beberapa minggu.

"Apa sih!" bantah Sabila, "Cerita gue suka sama Haidar itu udah lama banget tau, ya kali gue masih demen sama Haidar. Orang dia jelas-jelas nggak ngerespon gue."

Di masa lalu, Sabila tak bisa membantah bahwa Ia pernah punya rasa pada mantan bosnya itu. Tapi seiring berjalannya waktu, perasaan yang tak terbalaskan itu pudar ditelan masa. Lagi pula Sabila menyadari bahwa rasa sukanya itu hanya lah rasa kagum semata.

"Lu baper kagak digituin sama Haidar, dicium-cium?" tanya Kayla lagi.

"Jawab jujur lo, buat keselamatan rakyat ini mah!" sambar Fardi ikut-ikutan. Lelaki berambut cepak seperti tentara itu duduk di seberang kedua wanita yang kini sedang dalam sesi curhat. Masih sibuk dengan kegiatan Fashion Show, mau tak mau Ia juga mengekori langkah kedua perempuan itu sebagai asisten manajer utama – Kayla.

"Nggak, biasa aja. Kayak gue becanda sama lu mas, biasa aja. Nggak ngerasa apa-apa selain senang sama geli." Sangkal Sabila.

Kayla dan Fardi menghela nafas lelah mendengar ungkapan Sabila yang kalem itu.

"Ck," berdecak kecil. Kayla lalu memijat sedikit pelipisnya, "Lo juga sih, nggak paham lagi gue. Bisa-bisanya becanda kelewatan gitu."

"Ya maap, Kay. Khilaf!" Cicit Sabila dengan wajah bersalah.

"Kalau Irsyad, apa yang lo rasain sama dia?" tanya Kayla lagi. Sabila selalu mempercayakan masalah asmaranya pada Kayla, berkonsultasi dengan perempuan berkerudung jingga itu udah paling mantap.

"Gimana ya?" Sabila balik bertanya sambil berpikir-pikir sejenak.

Menimbang dengan hati-hati perasaannya pada lelaki yang kini sedang ngambek itu. Dia nyaman bersama lelaki itu. Walau Irsyad orang yang susah ditebak dan sulit dimengerti olehnya karena pengenalan keduanya yang begitu singkat, Sabila merasa cocok dengan Irsyad. Dan saat membicarakan hubungan mereka, tidak pernah ada keraguan di mata lelaki itu. Ia begitu serius dan juga yakin untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Irsyad hanya Irsyad. Tidak banyak yang Ia tahu tentang lelaki itu kecuali Irsyad yang suka bertarung di dapur dan meracik makanan-makanan lezat. Salahkan waktu yang membuat mereka tidak banyak bertemu dan komunikasi mereka yang terkesan kaku memperburuk semuanya. Namun, Sabila akui semua hal itu Ia nikmati.

Ia menikmati dan merasa senang dengan momen-monen kecil yang mereka lewati. Naik motor kebut-kebutan ke bandara, Irsyad menolongnya di klab malam saat itu, lelaki itu yang mau repot-repot mengantarnya makanan, mereka juga sarapan bersama setelah lelaki itu jogging pagi beberapa saat lalu, kencan pertama mereka yang ditemani oleh Rio kecil pecinta salju dan beberapa momen lainnya. Sebenarnya biasa saja, hanya saja Sabila merasa itu istimewa karena semua momen itu ada Irsyad di dalamnya. Selalu ada binar yang berbeda dimata dingin dan tajam milik lelaki itu yang sampai saat ini Sabila ragu untuk menafsirkannya.

Glory of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang