Nomor Whatsapp II🍁

60 2 0
                                    

"Kami pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang jatuh cinta selain menikah." (HR. Ibnu Hajah).

[Qodarullah]

.
.
.

Saat ini, Naina sedang menikmati jam istirahatnya bersama para sahabatnya di bangku depan kelas. Tanpa aba-aba, dan secara tiba-tiba saja, seseorang datang, kemudian mengajak gadis itu untuk bicara secara empat mata.

"Kenapa, Fi? Ada masalah?" ya, dia Afi, teman Naina yang sekaligus menjadi tetangga kelasnya. Kini, mereka berdua sedang duduk di bangku depan kelas sahabatnya itu.

"Tentang Hafiz." Naina menghela napas kasar. Allah, kenapa lagi dengan anak itu? Tidak bisakah dia membuat hidup Naina tenang walau hanya sebentar? Agaknya, Hafiz bukan hanya suka, namun sudah terobsesi. Dan itu, tentu saja membuat Naina bergidik ngeri, saat membayangkan hal yang tidak-tidak.

"Kenapa anak itu? Mau melamar aku?" celetuk Naina, dengan nada bicara yang sudah naik satu oktaf. Biarlah semua orang mendengar pernyataannya ini. Dia sudah cukup muak dengan semua yang Hafiz katakan lewat perantara seperti sekarang. Dia kan bisa berbicara lewat chatting, kenapa harus berlagak seperti intel, sih?

"Hush! Ngaco kamu!" tegur Afi agak sedikit kesal. Entah kesal kepada siapa, yang pasti dia tidak suka dijadikan perantara seperti ini. Di satu sisi Hafiz adalah temannya, namun di sisi lain, Naina juga temannya. Mengapa dua orang ini harus merepotkan orang lain?

"Lagian kenapa sih, harus perantara-perantara gini?! Kenapa ngga ngomong langsung aja? Pengin banget semua orang tau perasaannya!" jelas Naina dengan emosi, yang benar-benar sedang tidak stabil. Sudah seharusnya Hafiz sadar, bahwa mencintai dalam diam itu lebih elegan, daripada harus mengatakannya di depan banyak orang. Namun, itu hanya ekspetasi Naina karena menjadi korban keromantisan manusia-manusia fiksi.

"Hufftt, dia minta nomer kamu, " jelas Afi, membuat Naina semakin geram.

"Ya Allah, mau dia apa sih?! Ngga bisa ya, lihat aku tenang sebentar? Aku ngga suka cara dia suka sama aku. Bukannya bikin aku suka balik, dia malah bikin aku benci sama dia, walau aku ngga kenal! Susahnya cinta dalam diam tuh apa, sih, Fi? Kenapa harus diumbar-umbar gitu?!" dikeluarkanlah semua unek-unek yang selama ini Naina pendam. Dan Afi hanya bisa menghembuskan napas, karena bingung harus merespon apa.

Naina itu sangat yakin, Hafiz tahu bahwa dia tidak mau diajak pacaran. Lalu, apa susahnya untuk merahasiakan perasaannya? Seperti Ali yang bertahun-tahun mencintai Fatimah dalam diam, tidak bisakah dia melakukan itu?!

"Sabar aja deh, Nai. Lagian, aku udah bilang sama dia, kalo kamu itu ngga chatting-an sama laki-laki." ujar Afi pada akhirnya.

Naina pun tersenyum lega mendengar hal itu. Tapi, tunggu... Tidak chatting dengan lelaki? Lalu, Farhan ia anggap apa? Ayok, bertaubat!

***
Sedikit ngga papa kan?:)

Intinya jangan lupa vote,komen.

Wassalamualaikum....

Note after revisi :

Banyak banget cowok yang modelan kayak Hafiz gitu.

Singkatnya gini,

Dia tahu, cewek kayak Naina ngga mau diajak pacaran. Tapi, dia pengin cewek yang disuka tuh tahu perasaannya. Atau mungkin, dia tuh pengin tahu, gimana sih, cara bikin si cewek jatuh cinta?

Nah, akhirnya dia ceritain tuh tentang perasaannya ke temen-temen, berharap kalo temen-temennya bisa ngasih solusi. Ngga cuma temen-temennya sendiri. Tapi kadang, temen si cewek, yang juga dikenal cowok itu.

Selanjutnya apa? Seantero dunia bakal tahu perasaannya itu ke si cewek. Intinya, ngga ada rahasia-rahasia lagi. Beberapa dari mereka yang mendukung, mulai mendekatkan, istilahnya shipper garis depan. Dan yang ngga mendukung, bakal benci sama ceweknya. Rugi kan? Makanya, aku tuh ngga suka sama sikap cowok yang gini.

Sekarang aku tanya, ada ngga sih, cowok yang kalo suka cewek tuh diem-diem aja? Dia kayak sadar, bahwa jatuh cinta sebelum menikah itu ujian. Jadi, dia memutuskan buat mendiskusikan perasaannya sama Tuhan? Fix, kalo ada, bagi tahu Za, yah?

Farhan: "Apaan sih, Za?:)"

Za: "Apa, hey?"

Farhan: "Aku bukan tipe cowok yang kalo suka ngomong-ngomong, loh?"

Za: "Ya bodo amat. Lagian kamu tuh udah tahu chattingan haram, masih aja tebar bumbu-bumbu perhatian. Baperin anak orang terossss, itu kan kerjaan cowok."

Farhan: "Tobat, Za, ampuuun. Ntar aku cariin cowok yang kalo suka kamu diem-diem, terus dia anti pacaran. Mau ngga?"

Za: "Ceritanya ngerayu?"

Farhan :"Ya udah, kalo ngga."

Za :"E-eh, boleh deh. Makasih Farhan:')"

25 Januari 2021 (Revisi)

Anniv Latgab, hey!
I really miss all😌
Jam segini lagi bersih-bersih kelas, buat tidur ntar malem!
-25 Januari 2020, 14:09, SMAPANG.

7 Oktober 2021 (Revisi II)

Qodarullah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang