Sebuah Rasa Sakit

8K 375 8
                                    

Sore ini, langit yang semula cerah berubah menjadi mendung, pertanda hujan akan mengguyur ibu kota. Seorang perempuan duduk di balkon kamarnya, menatap langit dengan tatapan sendu. Langit mendung itu seolah menggambarkan perasaan hatinya sore ini. hancur. Stres. Banyak hal yang mengganggu pikiranperempuan itu.

Setetes air mata turun membasahi pipinya. Dadanya sesak, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

Pernikahan Seina dan Arga bukanlah pernikahan atas dasar cinta. Pernikahan Seina dan Arga bukanlah pernikahan yang mudah untuk di jalani. Keduanya menikah karena perjodohan yang di ciptakan oleh kedua orang tua mereka. Tak ada jawaban yang bisa mereka berikan saat itu, selain menerima perjodohan tersebut. Semua yang mereka lakukan semata - mata hanya ingin membahagiakan orangtua mereka, walaupun mereka harus mengesampingkan kebahagiaan mereka.

Satu tahun pasca mereka menikah, lahirlah seorang putri bernama Naura Putri Aleyzya. Seorang perempuan cantik yang Allah anugerahkan untuk Seina dan Arga. Kebahagiaan menyelimuti keluarga kecil mereka setelah Naura hadir. Sikap Arga perlahan mulai berubah menjadi lebih baik. Perlahan, Arga mulai membuka hatinya untuk Seina. Arga mencoba untuk mencintai Seina dan menghargai Seina sebagai istrinya.

Namun sayang, semua sikap manis Arga tak dapat bertahan lama. Semua bermula ketika Seina memergoki Arga berselingkuh dengan teman kantornya.

Sejak saat itu, Seina merasa kesabarannya sudah habis untuk menghadapi Arga. Dan mungkin, ini saatnya Seina harus melepaskan Arga dari hidupnya. Sebuah keputusan yang tak pernah terbesit di pikiran Seina.

"Sei.."

Seina tersadar dari lamunannya saat mendengar seseorang memanggil namanya. Seina sudah tau siapa orang yang memanggilnya. Laki - laki yang sejak kemarin Seina hindari. Arga Pradipta.

"Ada perlu apa, datang kesini?" Tanya Seina dingin.

Arga berjalan mendekati Seina, duduk di samping Seina. Arga menatap Seina lekat. Yang di tatap hanya dapat mengalihkan pandangannya, enggan membalas tatapan lelaki yang menatapnya.

"Anak sama istri aku ada disini, salah kalau aku datang kesini?" ucap Arga.

Arga mencoba menggenggam tangan Seina, membujuk Seina untuk kembali ke rumah mereka. Dalam lubuk hatinya, Arga sangat menyesali semua kesalahannya, yang membuat pernikahannya dengan Seina berada di ujung tanduk seperti ini. Semuanya karena kebodohannya.

"Pulang ke rumah ya. kita bisa selesaikan ini baik - baik, kan?" bujuk Arga.

"Aku sudah menganggap masalah kita selesai." ucap Seina.

"Maksud kamu?"

"Mungkin memang perceraian adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan semua masalah kita."

Arga tercekat ketika mendengar ucapan Seina. Apa tak ada jalan lain untuk menyelesaikan mereka, selain perceraian?

"Jangan pernah berharap bahwa aku akan menceraikan kamu. Aku tau, Sein,aku bodoh, aku sudah buat kamu kecewa, aku sudah merusak semua kepercayaan yang sudah kamu kasih ke aku. Tapi tolong Sein, jangan pernah berpikir untuk pergi dari aku. Aku sayang sama kamu Sein, aku cinta sama kamu. Kehadiran  kamu, Naura, dan anak yang ada di kandungan kamu, adalah hal terindah dalam hidup aku. Tolong, kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. kasih aku kesempatan untuk bisa menjadi suami serta ayah yang baik untuk kamu, dan anak - anak. aku janji Sein, aku akan berubah demi kalian.." ucap Arga.

"Aku gak tau, Ga. jalan terbaik yang aku tau saat ini adalah perceraian. Aku minta kamu pertimbangin ini ya, sampai nanti anak yang ada di kandungan aku lahir."ucap Seina.

"Aku gak mau. Berapa puluh kali pun kamu minta aku untuk menceraikan kamu, aku gak akan pernah mau melakukan itu. Aku minta, tolong kamu pikirkan semuanya baik - baik Sein. Naura dan anak yang ada di kandungan kamu butuh kita sebagai orang tuan mereka yang utuh, bukan salah satu dari kita." ucap Arga.

Arga mengatur napasnya, mencoba menahan emosinya. Perlu kesabaran yang besar memang untuk membuat Seina kembali ke dalam pelukannya. Arga tau, Seina butuh waktu sendiri, untuk menenangkan pikirannya.

"Aku tau kamu butuh waktu untuk sendiri, untuk menenangkan pikiran kamu. Aku pulang ya. kamu jaga diri kamu baik - baik. " "Jangan terlalu mikirin masalah ini ya. aku gak mau kamu dan  janin yang ada di kandungan kamu kenapa - napa. aku sayang sama kamu, Sein.." ucap Arga.

Arga bangkit dari tempat duduknya. Dengan langkah berat Arga melangkahkan kakinya, keluar dari kamar Seina.Ini pertama kalinya Seina pulang kerumah orang tuanya, ketika mereka berantem. Biasanya, seberat apapun masalah yang ada di keluarga mereka, Seina tak pernah sampai pulang ke rumah orang tuanya. dan perlakuan Seina seperti ini membuatnya sadar, bahwa Seina sangat kecewa dengannya.

Arga sama sekali tak menyesali keadaan rumah tangganya kini dengan Seina. Lelaki itu menganggap semua ini teguran dari Allah, agar ia lebih bisa menghargai Seina, Naura, dan anak di dalam kandungan Seina. Dan nantinya ia bisa belajar untuk merubah dirinya, menjadi lelaki lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab.

Kesempatan Kedua ( Under Revision)Onde histórias criam vida. Descubra agora