6-BERGABUNG

45 7 0
                                    

_Temanan sama kita tuh simple.
Cukup jaga tali pertemanan tanpa
Harus ada kata meninggalkan dan
Pengkhianatan.
~Aditya_Andrian_Mahendra

Dani, Uje, Muhlas, Adit, Azid, Khan, Romzy dan Briyan sedang nongkrong di Graha-X. Toko Pak Andi ini tidak akan pernah sepi setiap hari dan malamnya. Pasti akan ada anak-anak Trouble Lose Control yang ada di sana. Entah itu untuk menenangkan fikiran, bolos sekolah dan yang lainnya.

Seperti biasa kegiatan mereka kalau tidak merayu janda-janda yang leqat adalah main game. Hp miring. Ada yang main Free Fire, Mobile Legend, PUBG dan Clash Of Clean.

Azid mencondongkan badannya ke arah handphone Dani, melihat apa yang sedang ia mainkan.

"Nggak ikut zaman lo Dan, masa masih main COC sih? Sekarang tuh zamannya FF,ML dan PUBG bukan kayak gituan," ujar Azid memberitahu.

"Nih ya, gue bilangin sama lo pada. Ciri-ciri cowok setia itu walaupun ada yang baru ia akan tetap pilih yang lama. Sama kaya gue, mau ada Free Fire kek Free Follow kek, gue tetap setia ama COC." Dani membalas dengan mantap.

"Setia dari mana? Cewek aja nggak punya lo? Jones amat." Hardik Muhlas.

"Eh, bro. Setia tuh bukan cuma pada cewek. Pada game juga bisa andai Barbarian, Wizard dan Goldem tau kalau penggemarnya dulu sudah nge fans sama Adam nangis dia bro,"

"Berisik amat lu pada, jadi knock nih gue."Protes Uje

"RASAIN! MAKAN TUH KNOCK!" Ucap mereka bersamaan.

"Jancok," gemas Uje

"Anjir," Muhlas merespon

"Goblok," Dani membalasnya

"Bego," Lanjut Adit dengan ragu-ragu.

"LO YANG BEGO." Uje, Muhlas dan Dani mengejek Adit dengan kompak.

Inilah tradisi mereka. Siapa yang dapat kata bego, siap siap bakal dibalas dengan sadis oleh mereka bertiga.

"Wihh, kompak amat lo berempat, udah berama lama latihan kek gitu?" Azid takjub.

"Gak usah takjub kek gitu, Zid, Ntar lo kesambet kucingnya Nur Halimah di jalan." Uje masih fokus sama handphone-nya.

Mereka saling mengejek satu sama lain. Tapi Uje lah yang didominasi sama mereka. Karena Uje pas buat di jadiin ejekan. Ia tuh nggak mudah terpancing emosi. Tapi kalau soal harga diri. Uje yang akan dulu lari. Mengejar yang mencaci.

Mereka yang lagi berbicara seketika menoleh ke jalan masuk toko Graha-X. Ada anak-anak Teroris dan juga Matic team. Mereka memakai jaket gengnya. Memarkirkan motornya di belakang motor anak-anak Troubke Lose Control. Selanjutnya mereka semua berjalan mengarah ke posko yang diduduki oleh anak-anak Trouble Lose Control.

"Bro, gue mau bicara empat mata sama lo," dari nada suaranya, Alex tidak dendam ataupun marah. Dan hal itu membuat Dani mengangguk mantap. Yang ditinggal seketika langsung merayu cewek-cewek Matic Team yang lagi berbaris di depan posko Graha-X.

"Kami ke sini mau ngajak gabung sama lo, lo bisa terima kita, kan?"

Perkataan Raya tadi terlalu reflexs. Di luar dugaan Dani.

"Maksud kalian, kalian mau gabung sama TLC?" Dani meyakinkan. Berharap itu hanyalah salah dengar.

Alex mengangguk. "Kita suka sama sikap anak-anak TLC Dan. Jadi lo bersedia nggak gabung sama kita-kita?"

"Mending lo pikirin dulu, deh. Sory nih, bukannya gue mau nolak kalian berdua. Tapi disisi lain nama TLC nggak bisa diubah begitu saja. Harus ngumpulin dulu sama senior-senior kami." Terang Dani.

The Danka Where stories live. Discover now