Hari Kasih Sayang (Part 2)

490 65 28
                                    


Warning! OC detected! Enjoy~

🐥🐥🐥

Begitu sampai di rumah, Daehwi langsung melesat masuk ke kamarnya. Bocah itu buru-buru mengganti baju sekolahnya dan langsung keluar rumah. Dengan wajah cerah bocah gembil itu berjalan riang menuju salah satu toko coklat terdekat berbekal uang jajan yang dihematnya hari ini.

Tring! Tring! Bunyi bel pintu toko terdengar nyaring.

"Selamat― Loh? Tidak ada orang?" Nari, sang penjaga toko bingung mendapati pintu toko yang terbuka namun tidak terlihat ada orang yang masuk.

"Hwihwi disini noona!" Daehwi meloncat-loncat berusaha mendapatkan perhatian Nari.

Tinggi Daehwi yang hanya selutut orang dewasa itu rupanya tertutup meja kasir sehingga tidak terlihat dari posisi Nari berdiri.

Nari keluar dari balik meja kasir dan menyamakan tingginya dengan Daehwi. "Hwihwi bersama siapa?"

"Sendiri."

Nari mengerjap. "Hwihwi sudah izin pada hyungie?"

Daehwi mendekatkan diri pada Nari, matanya menatap sekeliling memastikan tidak ada orang lain yang menguping kemudian bocah itu berbisik, "Tidak. Hwihwi pergi diam-diam. Noona juga jangan bilang-bilang pada hyungie."

Daehwi menjauhkan diri kemudian mengacungkan jari kelingkingnya tepat di hadapan sang gadis. "Ayo, noona harus janji jari kelingking dengan Hwihwi!"

Nari terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan Daehwi lalu gadis itu langsung mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Daehwi. Tanda bahwa dirinya berjanji akan tutup mulut.

"Jadi, apa Hwihwi sedang melaksanakan misi rahasia?"

Daehwi mengangguk kencang membuat pipi bulatnya ikut naik-turun. "Benar! Ini sangat rahasia sampai membuat Hwihwi ingin pipis."

"Eh?"

Daehwi bergerak-gerak tidak nyaman. "Noona, Hwihwi sepertinya ingin pipis. Boleh pinjam toiletnya?"

Nari tertawa kemudian mengantarkan bocah itu ke toilet setelah sebelumnya memberikan tanda di meja kasir bahwa dirinya sedang ke toilet.

Setelah selesai menggunakan toilet, Daehwi mulai berkeliling. Bocah itu sedikit kesusahan membawa keranjang yang ukurannya cukup besar. Nari yang melihat Daehwi kesusahan berinisiatif membantunya.

Mata Daehwi berbinar begitu dirinya mendapati banyak sekali kue, coklat dan permen tersusun rapih pada rak masing-masing. Bocah kecil itu hampir saja terlena untuk membeli semua yang diinginkannya.

Daehwi memperhatikan rak satu persatu, berusaha menemukan hadiah yang cocok untuk kakak-kakaknya. Mata bocah itu berbinar begitu melihat sebuah coklat berbentuk alpaca. Mirip Youngmin.

Daehwi langsung meraihnya dan meletakkannya pada keranjang. Bocah itu kemudian berkeliling lagi. Matanya selalu waspada mengamati rak-rak yang berjejer rapih.

Bocah berpipi tembam itu terhenti pada sebuah rak kemudian tangan kecilnya meraih sekotak coklat putih. Entah kenapa coklat putih ini mengingatkannya pada Woong yang memiliki kulit putih pucat.

Selanjutnya Daehwi berbelok memasuki lorong lain. Bocah itu mendongak mencari-cari apalagi yang bisa dibelinya sebagai hadiah.

Daehwi menatap sekotak coklat dengan gambar kopi dibungkusnya. Kesukaan Donghyun. Tapi, letaknya tinggi sekali. Tangan pendeknya tidak dapat meraih coklat itu bahkan bocah itu sudah berjinjit-jinjit.

Bibir kecilnya mengerucut lucu lalu menatap Nari -yang mengawasinya dari samping- dengan mata besarnya yang berkaca-kaca. Nari tersenyum dan berjalan mendekat.

Untainted | AB6IXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang