9. asing

4.8K 526 3
                                    

Need Your vote!
Enjoy!𑁍

_____________________________

Rose celingukan melihat kesana kemari mencari seseorang. Lisa, tak biasanya ia telat seperti ini, ada apa dengan gadis itu? Kemarin Rose merasa menyesal sudah mengabaikan panggilan Lisa. Rose sangat kesal pada Papanya hingga melampiaskan nya pada orang orang disekitarnya. Ia berniat untuk meminta maaf hari ini.

Namun nihil, hinggal bel masuk berbunyi Lisa masih tak tampak batang hidungnya. Guru absen mengabarkan bahwa Lisa sudah mingirim surat keterangan sakit, gadis itu sedang kurang sehat rupanya. Rose merasa aneh, bahkan Lisa tak pernah izin menggunakan surat sejak 1 tahun lalu, saat mereka naik kelas 12.

Jam istirahat yang Rose tunggu tunggu akhirnya tiba ia segera bergegas menuju kelas Mina. Tadinya ia ingin mengajak Una bersamanya, tapi sepertinya gadis itu memilih pergi entah kemana. Ia berlalu keluar kelas bahkan sebelum Rose sempat menyapanya.

Rose tak terlalu ambil pusing karena ia hanya ingin tau keadaan Lisa melalui Mina. Mengingat hanya Mina yang tak terlibat masalah apapun dengan nya maupun Jihyo juga Una.

Rose sedikit mengintip melewati jendela kelas IPA III, tepatnya kearah tiga bangku yang sekarang hanya terisi seorang saja, tempat dimana Mina, Yuju dan Jihyo biasa duduk. Namun, sayang hanya Yuju saja yang masih berada di bangkunya.

Rose memundurkan tubuhnya pelan, entah kenapa rasanya ia masih kesal terhadap Yuju. Rose mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas dan tetap terdiam mengintip melalui jendela hingga seorang siswa keluar dari kelas tersebut.

"Jek" panggil Rose menyapa siswa tersebut.

Jeka berhenti lalu melirik Rose malas. Perlu kuberitahu jika Jeka ini adalah satu dari sekian cowok yang tak pernah bersikap manis, wajahnya dingin tak berekspresi. Rose sedari tadi mencoba tersenyum manis menahan umpatan, berbincang dengan Jeka perlu banyak kesabaran.

"Lo liat Mina ngga?" tanya Rose pada akhirnya.

"Sakit" jawab Jeka masih dengan wajah dingin nya.

Rose terdiam, apa ini? Mina juga Lisa sakit bersamaan. Mengapa Rose bisa tak tau? Pantas saja saat Rose melirik meja Mina tadi tak ada satu pun buku di mejanya.

"Eh gitu yah? Makasih deh, padahal tadi gue mau nanya sama Mina si Lisa sakit ap-" ucapan Rose terhenti kala Jeka memotongnya di tengah tengah.

"Lisa sakit?" ujarnya dengan mimik wajah berubah khawatir.

"I-iya, Lo tau kenapa?" tanya Rose bingung, sejak kapan Lisa menjadi dekat dengan pria yang dijuluki kulkas berjalan ini batin Rose bertanya.

"Eh, ngga. Gue cabut" ujar Jeka meninggalkan Rose yang masih kebingungan.

'Aneh....'ujar Rose membatin.

***

Jangan tiru Bambam, ia sedang mengemudikan mobilnya menjauhi sekolah. Bambam merasa bosan dan tak ada satupun teman nya yang berbaik hati ikut dengan nya membolos hari ini.

Jadilah ia, disini sendiri mungkin akan berhenti di cafe untuk makan. Bambam menengok kanan kiri mencari cafe, ia lapar. Tanpa disangka matanya tertuju pada seorang gadis yang terduduk di halte.

Wajahnya pucat, itu Mina pikir Bambam mengenali.

Ia memberhentikan mobilnya didepan halte tersebut. Menuruni mobil, benar saja dugaan nya itu adalah Mina. Tangan Bambam terulur melambaikan tangan menyapa.

"Hai Na.... Lo ngga masuk sekolah?" sapa Bambam mendekati Mina.

Mina mendongakan kepalanya yang sedari tadi menunduk. Matanya sayu, kulitnya pucat pasi terlihat sekali Mina sedang kurang sehat.

"Eh enggak, gue izin" ujar Mina pelan.

"Lo sakit? Pucet banget keliatan nya....Mau gue anterin ke dokter?" tawar Bambam.

"Engga, ini gue mau pulang abis dari dokter" ujar Mina tersenyum.

"Yaudah gue anter pulang" ujar Bambam menarik tangan Mina menuju mobilnya.

Mina hanya menurut lalu duduk di kursi samping kemudi. Mungkin pulang bersama Bambam lebih baik dari pada menunggu kendaraan umum.

"Eh iya Bam, lo mbolos?" ujar Mina baru menyadari bahwa ini masih jam sekolah.

Bambam menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sepertinya ia ketahuan. "Hehe iya" ujarnya kikuk.

"Lo jangan keseringan mbolos, ngga baik. Ada banyak kan orang-orang disekitar lo yang pengen sekolah tapi ngga mampu, antara ngga mampu biaya atau ngga mampu tubuhnya. Jadi, lo jangan sia-siain kesempatan lo buat sekolah" ujar Mina menasehati panjang lebar.

"Hehe, iya deh. Gua ngga bakal sering sering mbolos." ujar Bambam membuat Mina tersenyum.

"Oh iya kata dokter lo sakit apa? Yang di plastik itu obat lo? Kok banyak banget?" tanya Bambam penasaran.

Mina meyadari isi plastik yang ada di tangan nya wajahnya berubah panik, dengan cepat ia menyembunyikan plastik di tangan nya.

"Eh ngga kok, sakit biasa. Iya Bam , itu didepan udah rumah gue. Gue turun aja yah" ujar Mina mengalihkan pembicaraan.

"Eh ngga mau sampe depan rumah aja?"tanya Bambam bingung.

"Engga papa, itu gue mau beli..... mau beli.....itu sayuran, iya sayuran buat masak." ujar Mina.

"Oh yaudah deh hati-hati" pesan Bambam.

"Makasih yah Bam, lu juga hati-hati" ujar Mina keluar dari mobil.

'Hampir aja ketauan' batin Mina.

_____________________________

'Mungkin ada benarnya juga buku-buku itu bilang. Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri,' Berjuta Rasanya, Tere Liye.


















𝓱𝓸𝓹𝓮  𝓽𝓸  𝓫𝓮  𝓹𝓻𝓮𝓬𝓲𝓸𝓾𝓼𑁍
𝓲𝓷.𝓵𝓸𝓯𝓽𝔂𝓵𝔂𝓪

ARCENCIEL:luvenalibus | 97 lineWhere stories live. Discover now