Chapter 22 : Gone

27K 2.6K 75
                                    

Malam hari tiba, suasana di Kerajaan Petir dan Badai terasa sangat mencekam dan menegangkan. Semuanya terjadi dengan cepat dan mendadak, tidak ada yang menduganya sama sekali.

Clementine yang masih berada di dalam kamarnya mengernyit, ketika mendengar suara langkah kaki yang tergesa–gesa di luar ruangannya. Dia lalu membuka pintu dan melihat ke luar dengan tatapan bingung, karena dirinya masih tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Clementine menatap setiap orang yang berlari–lari di hadapannya, lalu dia menghentikan salah satu mereka dan bertanya, “Apa yang terjadi? Kenapa kalian tergesa–gesa seperti ini?” tanya Clementine pada pelayan tersebut.

“Ratu Arabella akan melahirkan malam ini, kami diperintah untuk untuk membantunya.” jawab pelayan itu, tanpa mendengar balasan dari Clementine, dia kembali melanjutkan langkahnya.

Ratu Arabella akan melahirkan malam ini dan dirinya tidak tahu. Bagaimana bisa mereka tidak memberitahunya tentang hal penting seperti ini. Clementine langsung menutup pintu kamarnya dan mengikuti para pelayan tersebut.

Clementine tidak peduli apa dirinya diberi perintah atau tidak, dia tetap harus melihat sendiri bagaimana kondisi Ratu Arabella saat ini. Sebenarnya, dirinya sangat khawatir dan takut, takut apa yang diucapkan sang Ratu tadi pagi padanya menjadi kenyataan, dan dirinya tidak akan bisa memenuhi permintaan terakhirnya yang sempat Ratu Arabella sampaikan padanya.

Clementine memang tidak bisa melakukannya, di dunia ini kedudukannya sangat rendah dan tidak pantas melaksanakan apa yang diminta Ratu Arabella, dia tidak akan bisa. Kemungkinan besar, jika hal itu terjadi, dia benar–benar akan kembali ke dunianya.

Clementine menghela napasnya memikirkan apa yang ada di pikirannya saat ini, semuanya menjadi sangat rumit hanya dalam sekejap. Dia lalu mempercepat langkahnya, mengejar para pelayan tersebut.

Para pelayan yang Clementine ikuti langsung naik ke lantai atas, tapi ketika dirinya hendak mengikuti mereka, tiba–tiba dia ditahan dengan kedua tombak yang disilangkan di hadapannya oleh kedua prajurit yang berjaga di kedua sisi tangga.

“Biarkan aku naik, kumohon!” mohon Clementine pada kedua prajurit yang menatapnya dengan tajam.

“Maaf, anda tidak diperintahkan untuk datang ke sini, jadi sebaiknya anda kembali ke tempat anda!” pinta salah satu prajurit tersebut, membuat Clementine menatap mereka dengan pandangan marah.

Clementine mengeluarkan kekuatannya, menghempaskan kedua prajurit itu yang langsung terpental jauh dari tempat mereka berdiri. Clementine tidak menunggu lebih lama lagi dan langsung naik ke atas, menuju ke ruangan Ratu Arabella.

Clementine dilanda oleh rasa khawatir dan takut saat ini. Dia harus menemui sang Ratu, mengatakan apa yang harus dirinya katakan. Dia tidak akan bisa menanggung semua ini seumur hidupnya, dia juga akan merasa bersalah kalau dirinya tidak bisa menepati janjinya pada sang Ratu.

Clementine terus melanjutkan langkahnya melalui anak-anak tangga, sedangkan di belakangnya terlihat beberapa prajurit yang sedang mengejarnya. Clementine tidak peduli, dia lebih peduli dengan kondisi Ratu Arabella saat ini.

Sampainya di atas, Clementine kembali dihadang oleh para prajurit, mereka ada dimana–mana dan berhasil mengepung dirinya saat ini sambil mengarahkan senjata mereka ke arahnya. Clementine menghela napasnya lagi. “Menyingkirlah, aku tidak mau melukai kalian!” pinta Clementine, tapi para prajurit itu masih pada pendirian mereka.

Clementine menatap mereka dengan tajam dan hendak menggunakan kekuatannya lagi agar mereka mau membuka jalan padanya. Dia sudah hampir melakukannya, kalau saja tidak ada sebuah suara yang menyahut dari arah yang berlawanan.

Queen Of Storm {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang