p r o l o g

13.1K 927 12
                                    

Aku menghembuskan napas kasar saat mami menceritakan kejadian di mall tadi. Sebenarnya aku tidak masalah sama sekali, meskipun niat pria itu memang ingin mendekati mami. Toh, mami sudah lama menjanda.

"Ken, mami serius, lho." Mami menatapku sebal.

"Ya udahlah, Mam. Aku juga gak masalah," sahutku malas.

Tadi siang Aksel menghubungiku, ia mengatakan melihat mami makan siang di Gokana bersama seorang pria dewasa yang umurnya di bawah mami. Aku pikir mungkin teman kencannya, tapi mami langsung mengelak saat aku bertanya.

"Kamu tahu kan mami gak akan menikah dengan cowok di bawah umur mami. Mami cuma menghargai niatnya aja yang mau ketemu langsung sama mami."

Aku menatap mami lekat. "Mam, gak usah pikirin aku. Apapun yang mau Mami jelaskan tentang cowok itu, aku gak peduli." Katakanlah aku jahat. Tapi aku juga tidak mau mami overthinking tentang pendapat aku.

"Mami cuma gak mau kamu marah."

"Nggak akan, Mam."

"Besok, tolong gantikan mami bertemu Hanung, ya, Ken."

"Mam," aku menatap mami gak setuju. "aku gak punya urusan apa-apa sama dia!"

Mami menggeleng. "Ini cara mami untuk menghindari Hanung."

c a n d y t a

Gaes!!!
Akhirnya setelah bersemedi dari Oktober lalu, aku bisa publish work baru.

Ini chapternya gak panjang apalagi kayak TARAKA. wkwk. Serius ini beneran, aku mager bikin chapter banyak. Ada tiga work yang akan di publish setelah work ini tamat.


—Salam donat💙
13/04/20

Eksodus Rasa ✓Where stories live. Discover now