EIGHT: Idiots

3.7K 460 64
                                    

"HAHAHAHAHA NIALL BERHENTI MENGGELITIKU HAHAHAHHA GELI NI HAHAHAHHAHA!"

Louis, Zayn, Harry dan Liam berdiri di baik daun pintu kamar Niall untuk menguping pembicaraan Eveline dan Niall.

Bukannya pembicaraan serius yang mereka dengar, malah teriakan dan gelak tawa Eveline serta Niall yang mereka dapatkan.

Oh aku harus memberi tahu kalian seuatu, tapi cobalah untuk tidak tertawa.

Louis menempelkan telinganya di daun pintu Niall dengan sangat antusias. Dilengkapi oleh kacamata hitamnya, berlagak seperti detektif.

Zayn? Zayn sama idiotnya dengan Louis. Lebih parah, malah. Pria itu memakan kacamata hitam, membawa notebook kecil dengan pulpen princess, dan yang membuatnya terlihat gila adalah, ia memakai fedora hat Harry karena ia tidak mempunyai topi-topi yang biasa di pakai para detektif. Idiot tingkat dewa.

Sedangkan Harry dan Liam, oke mungkin mereka paling normal. Mereka hanya bersadar di pintu kamar Niall sambil melipat tangan di dada. Tanpa menempelkan telinga pun meeka sudah bisa mendengar teriakan dan tawa Niall yang menggelegar itu.

"EVELINE STOP MELEMPARI BANTALKU! JANGAN SAMPAI BANTAL KESAYANGANKU TERNODAI!"

"Zayn, catat di notes kalau Eveline dan Niall sedang perang bantal!" bisik Louis kelewat keras. Zayn yang memegang notebook dengan bodoh segera mencatat apa yang Louis katakan.

Ckck, bocah idiot, batin Harry.

"Lou, sampai kapan kita harus berdiri disini karena aku ingin pipis dan aku akan mengompol jika dalam 2 menit aku tidak ke toilet,"ucap Liam gelisah. Terang saja, ia menahan pipis.

"Shut up Li! Aku punya ide! Kita kan berjanji akan pergi jika Niall dan Eve sudah keluar kamar. Jadi untuk membuatnya keluar aku mempunyai ide yang sangat cemerlang! Aku yakin mereka akan keluar dengan ideku ini!"ujar Louis bangga dengan ide idiotnya yang kemungkinannya sangat kecil untuk berhasil.

"Kau yakin?"tanya Liam.

"Yakin! Kalau mereka tidak keluar juga akan aku belikan kau 2 snapback baru dan jika ini berhasil akan kubelikan kau 2 lusin sendok! bagaimana? deal?" ujar Louis sambil menaik-naikan alisnya.

Liam mengangguk dengan pasti karena ia yakin Louis hanya memiki 0,01% keberhasilan tentang idenya.

Louis berlari keluar, ke jendela kamar Niall dan mengetuk jendelanya dengan keras. Lalu tertawa cekikikan.

"HAAAANNNTTUUUUUUUUUU!!!!"

BRAK!

"2 lusin sendok untukmu, Payne."gumamnya sambil terkekeh karena idenya berhasil.

***

"Uncle Si? Aku sudah memutuskan... Dan... Keputusanku adalah..."

...

"No no! Bukan seperti itu! Aku tidak mau mengencani Eveline dan tidak mau hang out bertiga dengannya dan Niall!"

...

"Aku.. aku ingin mencari gadis lain yang akan ku kencani."

...

"Bisa! Aku janji! Dalam seminggu ini aku akan mendapatkan gadis!"

...

"Sabarlah Uncle Si! Yasudah, 3 hari lagi. Tapi, siapapun pilihanku nanti, kau tidak boleh menolaknya, deal?"

...

"Ok, good day, Uncle."

Klik.

Zayn Malik yang sedang menguping pembicaraan bandmate nya yang bernama Harry itupun tersenyum bangga.

Harry, kau ternyata lebih memilih untuk mengalah. Aku bangga padamu, batin Zayn.

"Hey, mate,"Sapa Zayn sambil memasuki kamar Harry.

"Hey."

"Sedang mencari gadis baru, eh?"tanya Zayn.

"Ya. Aku merasa sangat kurang ajar jika aku tetap mengikuti perintah uncle Si, Zayn. Maksudku, lihat Niall. Belum apa-apa dia sudah seperti itu. Apa yang akan terjadi kalau aku benar-benar mengencani Eveline?"ucap Harry frustasi. Ia mengusap wajahnya berkali-kali.

"He really loves her,"gumam Zayn.

"Yeah."

Terjadi keheningan yang cukup lama di antara mereka berdua. Zayn mencoba mengingat-ngingat gadis yang dekat dengan Harry, yang tentu saja mempunyai kemungkinan untuk menjadi pacarnya. Dan yang terpenting, mencintai Harry, begitupun sebaliknya.

Sedangkan Harry, uh, tidak terlalu berbeda dengan Zayn. Ia juga memikirkan gadis mana yang mungkin bisa membantunya keluar dari masalah ini. Taylor? Kendall? Hadeh.

Kendall? Tapi... terakhir Harry menghubungi Kendall, ia sangat dingin terhadapnya.

Taylor? Dia sedang tour. Tapi.. dia baik. Dia tidak dendam pada Harry setelah ia memutuskan hubungannya.

"Hazz, ayo kutemani mencari gadis!"seru Zayn tiba-tiba.

"Mencari gadis? Yang benar saja."

"Kau ini. Masih mending aku ingin membantu. Kalau kau tidak mau yasudah. Biarkan saja kau terjebak dalam permainan ini."

"Ah Persetan. Aku ingin tidur. Berat sekali mata ini,"ucap Harry. Kemudian menbaringkan tubuhnya di kasur yang empuk itu.

"Really? Harry Styles tidur siang?"Zayn Malik terkekeh kemudian keluar dari kanar sahabatnya itu.

***

"Eve, mau temani aku ke supermarket?"ajak Niall. Ia memutar-mutar kunci mobilnya sambil menghampiri Eveline yang sedang duduk di sofa bersama Louis Tomlinson.

"Boleh, mau beli apa memangnya?"

"Persediaan snacks ku habis. Dan juga Zayn menitip hairspray,"ucap Niall.

"Umm... kita pergi tanpa penyamaran?"ujar Eve ragu. Jelas saja! Belum turun dari mobil juga sudah stres kalau dikerubungi directioners.

"Tidak perlu. Cukup bawa sunglass gelap saja biar tidak terlalu kelihatan."Ia menjawab.

"Ok! Tunggu ya aku ambil tas dulu. Kau tunggu di mobil saja sana,"ucap Eveline.

Setelah Eveline pergi untuk mengambil tasnya, Niall melihat Louis yang sedang menaik-turunkan alisnya dengan jail.

"Is it a date?"godanya.

"The fuc.k Lou, mana mungkin aku mengajak perempuan kencan di supermarket,"ujar Niall.

"Hey bisa saja itu hanya alasanmu mengajaknya ke supermarket. Nanti kau bawa dia ke danau lalu kau sudah menyiapkan meja dan kursi disana untuk candle light dinner dengannya. Ah itu sudah sangat klise, Niall James Horan,"ucap Louis tak mau kalah. Ia tetap bersikeras kalau Niall akan mengajak Eveline kencan.

"Jangan sok tahu, Lou. Ini bukan kencan. Ini bukan kencan. Dan juga, ini terlalu cepat, oke?"

Tiba-tiba Louis tertawa keras. Niall yang bingung dengan Louis hanya memandangnya seperti what-happen-with-Louis.

"Akhirnya kau mengakuinya! Akhirnya kau mengakui kalau kau menyukai Eve! HAHAHAHAHA!"

...
...
...

Seketika Niall berlari menerjang Louis dan menutup mulut lebarnya itu. "Shut up Lou! Jangan sampai ia dengar! Ah Louis bodoh!"

Louis hanya mengangguk-ngangguk karena mulutnya di tutup oleh tangan Niall.

"Niall? Louis? Kalian sedang apa?"

Tiba-tiba suara Eveline terdengar dari belakang Niall. Detik itulah Niall melepaskan tangannya dari mulut Louis dan langsung menghadapkan dirinya kepada gadis itu.

"Eveline! Hhh.. itu.. Niall... Niall... hhhh... Niall menyuka--"

"Ssshh! Eve ayo kita berangkat saja! Disini lama-lama nanti bisa gila! Ayo! Bye Lou!" Niall menarik tangan Eveline keluar basecamp agar gadis itu tidak mendengar apa yang akan diucapkan Louis.

idiot.

-------

[A/N]: Minggu depan UUB... Jadi.. Bye.

Change // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang