THIRTY SEVEN: Last Night

2.4K 285 29
                                    

Song of The Chapter:

Daylight - Maroon 5
Total Eclipse of The heart - Glee Version (Aku attach di multimedia kalian bisa dengerin karena menurut aku lagunya pas banget sama chapt ini.)
Breathe Again - Sara Bareilles
Torn - Cassadee Pope (Originaly by Natalie Imbruglia. Cassadee Pope ini nyanyiin torn di Blind Auditionnya dia di The Voice and its so good! Go check her!)
------------------------------------------

Eveline terbangun tiba-tiba. Ia menoleh ke atas dan bernafas lega ketika melihat Niall masih tertidur. Mereka berdua tertidur di sofa setelah menonton beberapa film di laptop Eve.

Jarum pendek menunjuk ke arah angka 3. Jam 3 pagi. Eve tersenyum sendiri saat mengingat kegiatannya bersama Niall tadi. Eve mengajak Niall memesan makan karena Eve mendapat pesan dari Chloe bahwa ia akan menginap di hotel One Direction saja agar tidak menggangu. Entah darimana Chloe tahu bahwa Niall akan mau tinggal.

Suasana masih canggung saat makan. Niall tidak berbicara banyak. Selalu Eve yang memulai percakapan. Berkali-kali Eve menarik napas dan membuangnya agar ia tetap sabar. Ia tidak berhak marah karena hell, dia bersyukur Niall mau menghabiskan satu malam lagi dengannya.

Setelah makan, Eve mengajak Niall nonton dari laptop yang ia bawa. Dalam hati ia bersyukur ia membawa laptopnya atau suasana akan semakin canggung karena Eve tidak tahu akan melakukan apa. Niall dan Eve duduk di sofa berjauhan awalnya. Eve duduk menyender pada lengan sofa kanan sementara Niall menyender pada sisi yang lainnya. Niall mendapati Eve yang meliriknya berkali-kali. Niall tahu, Eve ingin berbicara banyak padanya tapi ia tidak bisa mengungkapkannya. Karena kasihan melihat Eve yang canggung, akhirnya Niall menarik Eve ke pelukannya. Mereka menonton 3 film sambil mengobrol dan akhirnya jatuh tidur.

Pertamanya Eve tidak tiduran di atas Niall seperti sekarang. Tadinya Eve dan Niall sama-sama dalam posisi duduk. Tapi kemudian Niall terbangun karena badannya yang pegal. Ia mengambil selimut dari kamar Eve dan membawa Eve ke atasnya setelah menyelimutinya.

"Thank you for tonight, Niall," bisik Eve kemudian perempuan itu kembali tertidur di pelukan Niall yang nyaman.

***

"Niall, aku sangat mencintaimu, kalau memang ini saat terakhir aku bisa melihatmu, maka kau harus tahu aku mencintaimu dan aku sangat menyesal atas apa yang pernah kulakukan. Maafkan aku, Niall.."

Niall mengerjapkan matanya berkali-kali, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Eveline. Tergeletak di jalan dengan darah di kepalanya. Di sekitarnya bising, banyak sekali orang tapi Niall hanya melihat ke arah Eve.

Niall memegang erat tangan Eve. Seakan tidak ingin kehilangan dirinya. "Jangan tinggalkan aku, Eve.. Aku memaafkanmu! Aku memaafkanmu sekarang jangan tinggalkan aku lagi.."

"Selamat tinggal, Niall," ucap Eve lirih dan kemudian ia memejamkan matanya.
.
.
.
Niall terbangun dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Rasa panik seketika memenuhi dirinya ketika ia melihat ruangan yang gelap. Niall segera bangun namun ia tertahan oleh sesuatu.

Betapa leganya Niall ketika ia melihat Eve masih tertidur di atasnya. Niall baru ingat kalau semalaman ia tidur di sini, di sofa hotel dengan Eveline di atasnya. Pria berambut pirang itu melarikan tangannya ke rambut Eve, mengusapnya dengan lembut.

Cuplikan dari mimpi buruknya tadi terputar di kepalanya. "Yaampun.. Eve, ku kira kau ingin meninggalkanku sungguhan.." gumam Niall. Niall memejamkan matanya, masih mengusap rambut Eve dengan lembut. Entah bagaimana rasa marah dan kecewa yang ada di dalam dirinya perlahan menghilang. Hanya digantikan oleh rasa rindu dan ingin memiliki lagi. Niall ingin memiliki Eve seutuhnya lagi. Niall ingin menyebut Eve sebagai kekasihnya lagi. Niall ingin memeluk Eve seperti ini setiap saat. Niall ingin mencium Eve tanpa harus bertengkar dengan dirinya sendiri.

Change // n.hWhere stories live. Discover now