TWENTY NINE: "Don't ruin him."

2.4K 302 22
                                    

Harry mengusap wajahnya seakan-akan jika ia mengusapnya, semua pikiran yang membebaninya akan hilang begitu saja. Pria itu bingung. Sebenarnya dia tidak salah sama sekali. Semua itu bohongan. Itu bukan dirinya. Pun jika itu memang dirinya, dia tidak mengenal gadis itu. Dia tidak ingat dia pernah mencium gadis itu. Hell, ingat pernah bertemu saja tidak.

Pada saat-saat seperti inilah, Harry ingin menjadi orang biasa saja. Bukan seorang bintang pop yang digilai banyak orang. Karena bukan hanya banyak yang menggilainya, yang ingin menjatuhkannya juga banyak.

Harry tahu ia harus melakukan sesuatu. Tapi ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Satu-satunya cara yang ada di otaknya adalah kembali ke London dan menjelaskan semuanya kepada Kendall.

Tapi kapan?

Jadwalnya begitu padat. Besok ia harus konser lagi untuk malam keduanya di Sydney. Lalu setelah itu ia harus ke Brisbane dan melaksanakan konser di sana.

Tiba-tiba Harry tersenyum.

Konser Sydney dan Brisbane berjarak 3 hari. Itu cukup untuknya pulang ke London dan menjelaskan semuanya ke Kendall.

Besok, setelah konser, ia akan pulang menemui Kendall.

***
2 hari kemudian...

Dua kata.

Sangat Lelah.

Eveline bangun pagi hari ini, tepatnya dibangunkan oleh Victoria. Victoria bilang hari ini adalah hari pemilihan foto yang akan terpampang di majalah Nylon. Itu artinya Eve harus kembali lagi ke studio dan bertemu orang-orang tidak sabaran.

Eve terduduk lemas di jok mobil. Di sebelahnya ada Victoria yang lagi-lagi memainkan handphonenya. Eve tidak bisa memainkan handphonenya karena ia lupa mengisi baterainya semalam. Jadilah handphone itu mati sekarang. Tapi sekarang ia sedang men-charge baterai hpnya di mobil.

Ia teringat Niall. Sejak semalam, Eve belum memberikan kabar lagi ke Niall. Eve tidak tahu di Sydney sekarang jam berapa. Ia mau menelepon pacarnya itu, tapi ia takut mengganggu meningat perbedaan jam antara London dan Sydney.

Sampai kapan aku harus duduk di sini?! batin Eve meraung.

Tiba-tiba handphonenya yang baru terisi beberapa persen itu berdering. Ia sudah semangat karena ia kira itu dari Niall. Tapi ternyata itu panggilan masuk dari Harry..

"Ya halo?"

"Eveline Parker kau harus membantuku!"

"Harry kau kenapa?"

"Aku berada di dalam masalah.. Kau harus membantuku ya? Kan kau itu temanku.."

"Oke memangnya aku harus bantu apa?"

"Kendall ada di mana sekarang?"

"Ya mana ku tahu!"

Harry mengerang. "Ah memang kau di mana sekarang?"

"Sedang dalam perjalanan menuju studio. Kau di mana? Kok nanya-nanya Kendall ada di mana?"

"Aku di London tahu!"

"Hah? Bukannya kalian sedang konser?"

"Kan ada break sebelum konser di Brisbane selama 3 hari.. makanya aku mau mengunjungi Kendall."

Harry saja yang bukan siapa-siapanya Kendall mau mengunjungi Kendall. Kenapa Niall tidak mau mengunjungi aku? batin Eve berbicara.

"Eve?"

Change // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang