𝕄𝕪 ℂ𝕙𝕠𝕚𝕔𝕖|| 𝔻𝕖𝕧𝕒𝕟'𝕤 𝕚𝕟𝕧𝕚𝕥𝕒𝕥𝕚𝕠𝕟

790 42 1
                                    

Diam?
Cara perempuan mengungkapkan marahnya-)

Authorrr Rhyssmaa


Pagi ini Felichia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tanpa basa-basi lagi ia turun dan pamit kepada kakaknya karna orang tuanya sedang ke luar negeri untuk urusan pekerjaan.

"Bang Rey Echa duluan yah" teriak Felichia

"Nggak bareng Abang ajah?" Menghampiri Felichia yang ada di ambang pintu.

"Nggak usah bang Echa pergi bareng Devan"

"Yaudah hati-hati"

"Iya Abang juga" Ucapnya lalu mencium pipi kakaknya itu.

"Dadah"teriak nya saat sudah keluar dari rumah Rey Tersenyum.

Untung Ade gue-batin Rey menggelengkan kepala.

Felichia berlari menuju gerbang nya saat sampai di depan gerbang senyum diwajahnya terukir takalah melihat seorang laki-laki yang berada di atas motor sambil memainkan ponselnya.

"Udah dari tadi" tanya Felichia masih dengan senyumnya.

"Eh Cha morning sayang"

Blushhh!!
Seketika wajah merah Felichia memerah karena ucapan Devan itu. Pagi yang menyenangkan.

"Yukk berangkat" ajak Devan mulai menyalakan motornya.

®®®


"Van aku ke perpus duluan yah mau ambil buku sejarah" Ucap Felichia Saat sedang berjalan menuju kelasnya.

"Aku temenin"

"Eh nggak usah nggak papa kok bisa sendiri"

"Sekali iya berar---"

"Iya iya bawel banget sih" Ucap kesal Felichia sambil berjalan mendahului Devan. Devan hanya tersenyum melihat tingkah Felichia.

Sesampainya mereka di perpustakaan Felichia langsung masuk ke dalam untuk mengambil buku, dia menyuruh Devan untuk menunggu nya diluar karna ia tidak akan lama didalam.

Saat Ingin keluar dari perpustakaan Felichia menangkap sosok Wanita yang sedang berdiri dihadapan Devan. Dugaannya nya benar itu Tasya. Ia menyempatkan diri untuk menguping pembicaraan mereka mungkin ini lancang tapi ah sudahlah toh Felichia juga kepo.

"Pulang bentar bareng gue yah"

"Nggak bisa sya gue mau latihan basket dulu sebelum pulang"

"Yaudah gue tungguin"

"Gue pulang bareng Echa"

"Yaudah sama Echa ajah sana." Marah Tasya dengan wajah imutnya.

"Sya please jangan ngambek yah"

Felichia menarik sudut bibirnya tersenyum masam melihat Devan yang membujuk Tasya.

"Nanti kapan kapan kita jalan gimana?" Tawar Devan membuat Felichia yang mendengar itu mengerutkan dahi.

"Janji tapi"

"Iya janji sya, udah sana masuk kelas" Ucap devan mengusap pucuk kepala Tasya. Setelah itu Tasya pergi sambil melambaikan tangannya ke arah Devan.

Sakit? Yah tentu saja. Bagaimana tidak? Walaupun sahabat tapi cara Devan membujuk Tasya sangat tidak pantas. Baru saja dibuat terbang oleh Devan karna ucapannya tadi saat di rumah Felichia dan beberapa Waktu kemudian dibuat jatuh kembali oleh Devan. Sangat payah. Felichia menunduk menghela nafas dalam sambil bergumam semoga air matanya tidak jatuh pagi ini. Felichia melangkah keluar sambil memegang buku.

My Choice Is My Life ( Complete )Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu