dua

43 4 0
                                    

Scarlet pov

"Untung gw libur, jadi gw ga perlu pusing denger ceramah mereka", batin gw sambil mulai mengayunkan kuas di atas selembar kertas.

Begitu lah hari hari gua selama liburan berlangsung. Kadang karna ga tahan lama kondisi rumah? Gw lebih milih keluar mencari angin.

Akhirnya gua masuk ke jenjang baru. Masa smp gw yang cukup berat tak terasa terlewati dengan baik. Dulu gw pernah berencana untuk kabur dari kenyataan hidup gw yang cukup sulit buat gw jalani.

Author pov

keluarga  Scarlet bukanlah keluarga berkekurangan.
Keluarganya cukup berada. Jadi uang bukanlah masalah besar buat keluarga mereka.

Hari ini Scarlet keluar sendiri dengan mobil Rush hitam kesukaannya. Ya! bukanlah mobil bergengsi, tapi ga tau kenapa Scarlet udah terlalu suka sama mobil satu ini.

Scarlet pov

Hari ini gw keluar sendiri. Nyokap bokap sama kakak angkat gw juga pergi makan bersama. Biasa, gw ga terlalu dianggap

Bokap nyokap gw bareng kakak angkat gw keluar hari ini. Mereka makan bersama di luar, dan ya gw ga bisa ikut.

Gw keluar menuju tempat favorit gw. Mungkin umur ge yang masih remaja ini cukup sulit untuk menyesuaikan diri dengan bnyak hal. Namun, gw bukanlah tipe anak yang manja.
Gw suka ngehabisin waktu gw buat kerja di sebuah resto di Jakarta. Hitung itung buat nambah uang jajan dan sebagian gw tabung.

Dapur restoran

Entah kenapa, hari ini Scarlet terlihat cemas, dia hampir saja memecahkan beberapa piring makan di restoran.

Scarlet pov

"Aduh!", rintih Scarlet pelan.
"Scar!, lo kenapa?"
"Gw ga tau nih, tiba tiba aja perasaan gw ga enak"
"Yaudh, mungkin lo lagi capek, istirahat aja lo", saran Nina.
"Iya iya, ni gw mau kelar"

Ga terasa, waktu kerja gw mulai habis. Ntar lagi gw bakal tuker shift sama tmn gw.
"Scar, lo ga balik?"
"Ini mau balik Ni, lo gimana?", jawab gw sembari ngerapihin barang-barang gw.
"Gw juga mau pulang, nebeng mobil lo ya gw, heheh", balas Nina cengengesan.
"Iya iya, Yaudh ayo berangkat"
"Okok, ni gw mau ke toilet bentar, lo duluan aja, ntar gw nyusul"
"Sip, yang cepat ya", balas gw sembari berjalan keluar menuju parkiran.

Nina emang sahabat gw dari lama. Dia anak yang ceria dan cukup feminim sih anaknya. Ga kaya gw yang suka dandan seadanya, dan penting nyaman aja.

Gw nunggu Nina dari dalam mobil. Tak lama, Nina muncul dan langsung masuk ke dalam mobil.

Kami langsung pulang. Agak larut, karna macetnya jalanan di ibukota.

"Shit! Kita kejebak macet lagi", gerutu gw.
"Yaudahlah Scar, santuy aja, lo udh kaya ga tau Jakarta aja seperti apa"
"Iya sih, cuma boros waktu gw aja..", "You must have forgot that I don't need you no more
Must have forgot that I caught you creeping on the low🎵..." dering ponsel gw memotong pembicaraan gw.

"Halo"
"halo, apakah ini dengan nona Scarlet Fanning?"
"Iya, dengan siapa ya?"
"Ini dari Rumah Sakit Jaya Makmur, kami ingin menginformasikan bahwa keluarga anda telah mengalami kecelakaan yang sangat parah, dan maaf, kami sudah berusaha, namun ketiga anggota keluarga nona tidak bisa tertolong ", tutur  perawat itu.

Ponsel gw terjatuh, seketika sebutir cairan bening keluar dari pelupuk mata gw.
Gw ga masih belum percaya  sama apa yang barusan gw denger.

"Kenapa Scar? Ada apa?"
"Ni, ini ga bohong kan? Temenin gw ke rumah sakit!"
"Okok "

Gw langsung berangkat ke rumah sakit.

Author pov

Sayang sekali. Dalam sekejap, keluarga Nina hilang dari sisinya.

Sekarang tinggal ia sendiri dalam rumah besar itu.

Setelah pemakaman selesai, Scarlet lebih memilih untuk mengurung diri dalam kamar dan menangis berhari hari.

Untung ada Nina yang selalu ada di sisi nya.

😢kasihan Scarlet.  Baru remaja udah tinggal sendiri.
Kini ia tidak punya siapa siapa selain Nina, sahabat dekatnya itu.

Hmm, gimana kehidupannya selanjtnya?

Lets join and support me more readerss😘

Scarlet in Deep SilhouetteWhere stories live. Discover now