LAITA17

1.3K 155 60
                                    

"Treason doth never prosper, what's the reason? For if it prosper, none dare call it treason." - Sir John Harrington

●●●

Akhirnya kami membuka kotak Pandora. Ketika semua kedurjanaan yang kukurung dalam diriku keluar, kutancapkan belati ke punggung orang yang terpenting untuk kami.

Konsekuensi merasakan surga sesaat mungkin lebih buruk dari ini.

Andai aku kehilangan segalanya dalam hidupku, sebagai akibat dari memilih kebahagiaan sesaat ini. Akan ku kenang hari dimana saat ku genggam tangannya.

Cinta memang akan selalu menyakitkan. 
Entah karena kau mencintai terlalu banyak, terlalu lama, atau karena tak bisa mencintai sebanyak dan selama yang kau inginkan






Dibeberapa disudut taman terdapat sekelompok orang yang tengah bersantai menikmati keindahan tempat itu, sambil bercengkrama dan tertawa bersama diatas karpet yang digelar melapisi rumput taman.

Walau hari telah berganti malam, namun hal itu tak menyurutkan semangat mereka untuk menikmati keindahan tempat itu.

Bisa terlihat beberapa anak tengah berlari sambil melambaikan kembang api kecil ditangannya. Sedangkan diatas sana kembang api yang jauh lebih besar tengah menghiasi langit malam.

"Soojung-ah"

Wanita yang saat ini tengah bersandar nyaman dalam pelukan seorang pria dibelakangnya, berbalik ketika mendengar pria itu memanggil namanya.

"Jika diberi satu permohonan pada Tuhan. Apa yang kau inginkan?" Tanya pria itu dengan pandangan menerawang kedepan.

Mendengar pertanyaan itu membuat soojung terdiam. Air muka wanita itu tiba-tiba menjadi murung dan sendu.

Tanpa berpikir dua kalipun wanita itu tahu, apa permohonannya saat ini kepada Tuhan.

"Aku ingin memohon pada Tuhan, agar aku tak mudah dimaafkan" ujar soojung sendu.

Sehun yang mendengar perkataan wanita itu berbalik menatapnya. Dia terdiam menatap soojung yang tengah tersenyum getir.

"Bagaimana denganmu?"

Soojung kemudian kembali berbalik menatap pria itu, mencoba mengalihkan kesedihannya.

Pria itu masih terdiam beberapa saat sambil menatap soojung dalam.

"Aku memohon, agar aku yang akan menanggung hukuman kita berdua" ujar pria itu.

Soojung menatapnya terkejut, namun pria itu hanya tersenyum menatap soojung. Membuat wanita itu kembali membalas senyuman itu getir.

Pria itu kembali mengeratkan pelukannya, menyandarkan kepalanya dibahu wanita itu.

"Akan kupastikan bahwa kau akan dimaafkan. Aku akan naik kereta keneraka seorang diri. Kelak saat hari itu tiba jangan mengejarku" Ucapnya sambil menutup matanya.

Soojung yang mendengar itu menghela nafasnya sesak. Mencoba menahan airmata yang mulai memenuhi matanya.

Dia mengeratkan genggamannya ditangan pria yang saat ini memeluknya erat. Mencoba mencari kekuatan dari pria itu.

Selama beberapa saat mereka terdiam, tenggelam dalam pikiran mereka. Sebelum sehun melepas pelukannya dan mulai memutar badan soojung menghadapnya.

"Soojung-ah" panggilnya sambil kembali menatap mata itu lebih jelas.

"Jika aku kembali melajang" jedanya sejenak, sebelum kembali berbicara.

"Bisakah kau datang padaku? Diruang dan waktu yang sama. Aku ingin menua bersamamu"

Soojung terdiam mendengar ucapan pria itu. Dia tak pernah menyangka pria itu akan mengucapkan kata-kata itu padanya.

Meneliti setiap sudut matanya, mencari kebohongan yang bisa saja sedang dilakukan pria itu. Namun nihil, tak ada kebohongan disana.

Bahkan semakin dalam dirinya menatap mata itu, ribuan kupu-kupu semakin banyak beterbangan diperutnya. Membuat darahnya berdesir melihatnya.

"Akhirnya aku tahu kata-kata yang selama ini ingin kudengar. Walaupun semua orang di dunia ini melempariku dengan batu, aku nggak akan takut. Karena kini aku nggak lagi sendiri" batin soojung, sambil melirik genggaman sehun yang mengerat ditangannya.



At. Sehun House...

Dengan tatapan kosong dan langkah tertatih irene memasuki rumahnya dan sehun. Wanita itu bahkan tak sadar bagaimana bisa dia sampai dirumah saat ini.

Tapi dia tak perduli, berjalan melintasi ruang tamu. Kini dia melintas didepan ruang makannya.

Seketika langkah wanita itu terhenti dan perlahan ia mulai berbalik menghadap pintu kulkasnya yang saat ini memperlihatkan sebuah foto disana.

Foto yang beberapa waktu lalu diambilnya, saat sehun mengajaknya ke taman. Foto mereka dengan seorang wanita yang selama beberapa bulan lalu dianggap irene sebagai teman dekatnya.


Ingatannya kembali pada saat pertemuan hari itu.

"Suamiku juga sering ketaman ini. Kau pasti pernah melihatnya"

"Entahlah, aku tidak begitu memperhatikannya"

Dia tersenyum getir mengingat pembicaraannya dengan wanita itu.

Dia kembali mengingat saat mereka mengambil gambar dan ketika keduanya pergi meninggalkan dirinya sendiri menunggu dicafe. 

Saat itu soojung berpamitan ketoilet, sementara tak lama sehun pergi menerima telpon. Kini dia menyadari bahwa itu semua hanya alasan mereka berdua.

Dia bahkan dengan bodohnya tak curiga saat keduanya kembali menghampiri irene diwaktu yang hampir bersamaan.

"Jangan terlalu mencintai seorang pria"

Ucapan jessica saat mereka bertiga berkunjung kerumahnya juga kembali terngiang.

Semua itu membuat dadanya mulai sesak. Tangannya kembali bergetar hebat mengingat seluruh kebenaran yang perlahan menghampirinya.

Bahkan ingatan saat dirinya melihat soojung berada didepan gedung kantor sehun. Irene bahkan yakin suaranya cukup keras memanggil soojung saat itu. Namun wanita itu terus pergi tak menghiraukan panggilannya.

"Dia pria yang baik"

"Ucapanmu, seolah kau mengenal suamiku dengan baik"

Ingatan dicafe saat irene bercerita tentang perubahan suaminya pada soojung. Tangannya perlahan bergerak menutup telinganya, berusaha menghalau suara wanita itu.

Namun semua ingatan itu terus datang, bahkan dia kembali bisa mengingat bagaimana dengan mesranya mereka berpelukan dihadapan irene sambil tersenyum.

"Jadi begitu..AKHHH!"


Baca selengkapnya di Karyakarsa

https://karyakarsa.com/krystal2414/love-affair-in-the-afternoon-bab-17

Bisa juga klik link yang ada di Bio. Harganya murah banget ^^

LOVE AFFAIR IN THE AFTERNOON (COMPLETE) ✔Where stories live. Discover now