pt.4 Just playing

2.1K 189 197
                                    



Voment dulu dong💜


Sekarang Hera lagi berdiri didepan kaca kamarnya.
Pantulan bayangan Hera yang cuma pake tank top sama hot pants semakin memperjelas luka basah yang baru saja Hera dapat di lengan kanan.

Untungnya semalam Hera sempat menghindar dan tidak berhenti lari. Jika saja ia terlalu bodoh buat berhenti hanya karena lengannya tersayat, mungkin hari ini akan ada berita ditemukan mayat dijalan. Ia tidak mau mati seperti sampah di jalanan.

Yang Hera kesalkan saat ini adalah darah sialan yang masih saja mengalir sedikit demi sedikit. Tadi malam saat perjalanan pulang, darah yang membasahi lengannya cukup deras. Bahkan sampai menetes sepanjang jalan.

Setelah Hera membuka sedikit luka itu, ternyata lumayan dalam. Pantas saja darahnya tidak berhenti menetes sejak semalam.

Tadi malam begitu pulang Hera hanya mencuci tangan kanannya yang penuh lumuran darah. Ia terlalu lelah untuk langsung mengobati lengan itu.

Soal Park Jimin, entahlah. Hera tak ingin peduli. Mungkin dia sudah mati, atau malah masih hidup.

Setelah lama diam, Hera akhirnya membuka laci disamping kaca lalu mengeluarkan alkohol, kapas dan perban. Hanya ini yang Hera punya.
Hera mulai menuangkan alkohol dikapas terus membersihkan lukanya sendiri.

Jika kalian berekspektasi bahwa Hera akan meringis atau mengaduh kesakitan, kupikir kalian harus menelan kembali pikiran itu.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut Hera. Ekspresinya pun datar. Hera akui rasa alkohol itu cukup pedih, apalagi ketika ia sedikit membuka lukanya dan mengoleskan kapas beralkohol itu disana. Bisa kalian bayangkan sendiri betapa pedihnya itu.

Namun Hera sudah terbiasa. Terlalu banyak rasa sakit yang diterimanya dulu membuatnya kebal. Hanya kapas beralkohol tentu saja tak berarti apa-apa untuknya.

Setelah membersihkan lukanya dan melepas darah kering disekitar lukanya itu, Hera mulai membalut lengan kanannya dengan perban yang untungnya masih ada sedikit.

Diraihnya hp, masih jam setengah enam. Hari ini kelasnya mulai jam tujuh. Masih ada waktu untuk bersiap-siap.

Setelah membersihkan kekacauan yang dibuatnya, Hera lalu bergegas mengganti bajunya.

Hanya kemeja hitam panjang kebesaran yang mampu menutupi setengah pahanya dan celana jeans ketat sepaha. Paling tidak kemeja ini mampu menyamarkan bentuk perban di lengannya.









×××

Sesampainya di kampus Hera langsung menuju ke kelasnya. Hari ini ia tidak ingin melakukan apa-apa. Bahkan hanya untuk sekedar membentak mereka yang selalu saja membicarakannya di kampus.

Tapi sepertinya niat Hera untuk bisa menjadi mahasiswa normal barang sehari saja harus pupus.

Diujung sana, nampak seorang mahasiswa cassanova sekolah, dengan tangan kiri yang dimasukkan ke saku dan tangan kanan yang memegangi ranselnya. Kim Taehyung.

Tatapan sinis Kim Taehyung bertabrakan dengan tatapan tajam Min Hera.

Jika saja ada orang yang menyadari acara adu tatap keduanya mungkin dapat terlihat kilatan merah dan awan mendung disertai petir.

Hera memutuskan kontak matanya terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan langkahnya melewati Kim Taehyung yang masih memandangnya sinis. Ia tak ingin merusak mood nya hanya karena seorang Kim Taehyung.

Setelah selesai dengan kelasnya, Hera keluar paling terakhir. Sudah biasa seperti itu. Ia terlalu malas berdesak-desakan dipintu bersama para orang munafik.

The Mask - KthWhere stories live. Discover now