pt.2 Miss you

1.9K 208 195
                                    

Vomentnya dulu dong💜

Hera mencuci wajahnya berulang kali. Sesekali memastikan bayangannya di kaca tampak lebih baik. Setelah pertemuannya dengan Taehyung tadi, Hera berakhir di toilet fakultas hukum. Salah satu toilet yang cukup sepi jika dibandingkan toilet fakultasnya sendiri, fakultas bisnis. Meski Hera butuh berjalan kaki hingga 100 meter dari fakultasnya, ia tidak peduli. Yang dia butuhkan kini toilet kosong dan mengunci dirinya sendiri di toilet.

Setelah merasa cukup, ia mematikan keran didepannya dan mengeringkan wajahnya dengan tisu. Tidak. Mencuci muka saja tidak cukup untuk menghilangkan kegelisahannya. Dengan terpaksa ia mengambil sebotol obat dari tasnya.

Obat itu sudah lama tidak ia gunakan. Entah sudah beberapa bulan yang lalu. Yang jelas ketika ia merasa lebih baik setelah kejadian itu. Meskipun sudah lama tidak terpakai ia masih membawanya kemana-mana. Hanya untuk berjaga saja jikalau ia butuh. Seperti sekarang.

Hera mengeluarkan 2 pil dan menelannya sekaligus. Tanpa air. Ia sudah terbiasa meminum obat seperti ini. Sedikit sakit di tenggorokan tapi tidak berarti apa-apa untuk Hera.

Lima menit berlalu. Kini Hera mulai bisa bernapas lega. Ia merapikan penampilannya yang sedikit kacau. Juga merapikan pikirannya.


Kenapa ia  melakukan ini? Batin Hera.

Bukannya mereka sudah sepakat? Ingatan lima tahun lalu kembali menghampirinya. Hera membenci ini. Ia benci ketika teringat betapa lemahnya ia dulu.

Tidak. Hera bukan gadis lemah. Kejadian itu telah merenggut perasaannya. Kini Hera hanyalah gadis kuat yang tak berperasaan. Itulah Hera yang sekarang.

Merasa semuanya telah membaik, Hera melangkahkan kakinya keluar dari toilet fakultas tetangga itu.

Sekarang Hera hanya ingin pulang. Tidak masalah membolos sekali kan? Tapi sebelum itu Hera perlu kembali ke fakultasnya. Jalan ke halte lebih dekat dari fakultasnya. Kalau langsung dari sini ia harus memutar, sungguh tidak efisien.

Sampai di fakultasnya, mata Hera kini menajam ketika melihat objek yang sangat dibencinya itu tengah tertawa bersama dua temannya yang Hera akui mereka tampan semua.

Sial. Batin Hera.
Kenapa mereka harus terjebak di koridor yang sama?

Ia bisa saja berbalik arah. Jarak Hera dari Taehyung pun masih cukup jauh. Tapi sungguh ia tidak mau terlihat menghindar. Apalagi atensinya berhasil disadari oleh Taehyung dan teman-temannya. Bahkan mereka kini tengah berbisik-bisik.

"Ganteng-ganteng mulutnya lambe turah," lirih Hera yang tentunya tidak dapat didengar oleh mereka.

Akhirnya Hera memilih untuk tetap melanjutkan langkahnya. Tatapannya begitu angkuh lurus kedepan dengan langkah gontai. Sungguh berbeda dari Hera beberapa menit lalu yang sangat kacau.

Jarak mereka semakin dekat, tapi mereka semua pura-pura tak melihat atensi Hera. Selalu seperti ini. Mereka hanya mampu membicarakan orang lain dari jauh. Mereka tidak akan berani melakukannya didepan Hera. Itulah sifat manusia yang sangat Hera benci.

Tapi Hera menyadari sesuatu. Taehyung menatapnya dengan smirk yang mengerikan.

Masa bodoh dengan itu, Hera tetap melanjutkan langkahnya sampai punggungnya hilang dibalik belokan lorong.

Menyadari Hera sudah jauh, mereka menghela napas lega, kecuali Taehyung yang biasa saja.

"Kau merasakannya kan? Aura gadis itu sungguh mengerikan, hihhh" kata Hoseok.

Jimin yang disebelahnya pun mengangguk sebagai respon. Kemudian melirik Taehyung yang hanya diam saja.

"Tae, bukannya kau mengenal gadis itu?" Tanya Jimin penuh selidik. Ayolah, Jimin menyaksikan sendiri kejadian di kantin fakultas bisnis tadi. Bisa ia lihat nampaknya Taehyung mengenal gadis itu.

Sedangkan yang ditanya hanya mengangkat sebelah alisnya. "Min Hera maksudmu? Tentu. Siapa yang tidak tau gadis itu kan?" Taehyung terlihat santai. Jimin kembali mengangguk sebagai respon. Betul. Gadis bringas itu, siapa yang tidak mengenalnya.

Sebuah ide gila terlintas dibenak Taehyung. Nampaknya asik jika sedikit bermain.

"Guys, aku pergi dulu. Ada yang tertinggal di kelas tadi." Pamit Taehyung sebelum memutar arah dan berlari. Tanpa memperdulikan makian dari mulut Jimin dan Hoseok.

Langkah Taehyung berhenti tepat beberapa meter dibelakang gadis itu.

Dengan langkah pelan ia mendekati Hera yang masih belum menyadari kehadiran Taehyung.

"Min Hera," bisik Taehyung tepat di telinga Hera. Dengan suara berat nan dalam itu tentu membuat Hera kaget. Tanpa menoleh pun ia tau siapa orang yang ada disebelahnya.

"Mau apa kau?" Tanya Hera dingin. Untung tadi ia minum 2 pil obatnya. Jika tidak mungkin ia akan menghabisi Taehyung disini.

"Kau tak merindukanku?" Bisik Taehyung lagi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Hera. Sungguh Taehyung telah membangkitkan kebenciannya.

Untungnya koridor ini sepi karena memang banyak kelas yang sedang berlangsung.

"Jaga mulutmu Kim Taehyung." Setiap kata yang keluar dari mulut Hera pada Taehyung terasa penuh akan kebencian. "Aku tanya sekali lagi. Apa maumu?"

Melihat sikap Hera yang terbakar amarah tapi tetap berusaha tenang pun semakin membuat Taehyung ingin memancing singa dalam diri Hera bangkit.
"Aku merindukanmu." Smirk Taehyung pun semakin mengembang.

"Brengsek kau," Hera telah melayangkan tangannya, ia sangat ingin menampar laki-laki itu. Tapi tangan Taehyung lebih dulu menahannya.

Hera berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Taehyung. Tapi apa daya Taehyung laki-laki, jelas lebih kuat darinya.

"Lepaskan tanganmu brengsek."
Sungguh Taehyung benar-benar memancing amarah Hera sekarang.

Taehyung menarik tangan Hera, membuat tubuh Hera semakin mendekat pada Taehyung. Bahkan ia dapat merasakan napas Hera dikulit pipinya.

"Apa yang kau lakukan, Kim? Bukankah kau sendiri yang mengatakan tak ingin mengenalku lagi? Kau sendiri kan yang mengatakan sekarang kita hanya orang asing?" Apa yang dikatakan Hera barusan membuat Taehyung terdiam. Sorot mata Hera tampak sendu. Itu yang dapat Taehyung lihat. Hanya beberapa detik, sebelum sorot mata penuh kebencian itu bangkit lagi.

Hera membalas tatapan Taehyung dengan smirk yang tidak kalah mengerikan."Jadi apa sekarang kau menarik ucapanmu kembali, Kim? Menjijikkan."

Hera memundurkan langkahnya dan menatap Taehyung dari ujung kepala sampai ujung kaki sebelum kembali berujar, "Kau menjilat ludahmu sendiri. Bukankah menyedihkan?"

Taehyung kembali terdiam. Tetapi detik berikutnya smirk itu kembali diwajah Taehyung. "Ternyata panggilan kesayanganmu itu belum berubah, hm?"

"Kau yang memulainya duluan, Kim. Menjauhlah dari hidupku, brengsek." Setelah mengatakan itu Hera menarik tangannya kuat. Membuat genggaman Taehyung di tangannya terlepas.

Tanpa mengatakan apapun lagi Hera melangkah pergi dari hadapan Taehyung. Taehyung hanya memandangi punggung itu hingga tak terlihat lagi oleh maniknya.

"Kau berubah terlalu jauh, Hera."






Tbc


Quarantine day 4846
Taehyung be lyke..

Quarantine day 4846Taehyung be lyke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kewarasan mulai menguap wkwk..


The Mask - KthWhere stories live. Discover now