File 16.

1.4K 156 25
                                    

"Tuan muda! Tuan muda!"

Tok.
Tok.
Tok.

Demi ruh paling jahat seluruh dunia, kenapa pagi-pagi sudah berisik begini!?
Aku baru tidur pukul empat pagi kalau kalian mau tahu! Tapi buat apa juga mereka tahu? He he.
Pokoknya kenapa berisik sekali!?

Memangnya aku habis membunuh orang dan kalian temukan mayatnya di taman depan? ... tunggu dulu, aku tidak membunuh orang dalam tidur, 'kan?

Wuxian, "Masuk! Pintunya tidak aku kunci, ada apa!?"

Pelayan, "Tuan muda! Lekas ke ruang depan! Tuan muda pasti sangat terkejut melihatnya!"

Wuxian, "... kalian tidak temukan mayat, 'kan?"

Pelayan, "Aduh, Tuan muda ini bicara apa? Mayat apa? Kenapa bicara yang seram-seram? Pokoknya ayo lekas ke ruang depan!"


Bukan mayat, tapi kenapa heboh begini?
Jangan-jangan Bichen yang datang untuk meratakan rumah karena permintaanku kemarin!?
Aih! Aku harus segera tahu apa yang terjadi, apa yang membuat para kakak-kakak ini heboh pagi-pagi.

Untung saja rumah ini tidak benar-benar luas, kalau tidak mereka pasti sudah pakai alat penarik untuk membuatku berjalan lebih jauh. Di ruang tengah, yang buat heboh ada di ruang tengah.

Memangnya ... apa.
Ya Tuhan.
Apa ini? Gunungan apa ini? Kotak-kotak apa ini? Hadiah? Bahkan ada bunga juga. Orang tolol mana yang salah kirim ke sini?

Pelayan, "Tuan muda? Tuan pasti terkejut sekali ya? Ha ha. Kami juga terkejut semua, lihat betapa banyak hadiah yang dikirim, bahkan bunga juga ada! Tuan muda tidak ingin lihat isinya?"

Ini mencurigakan, sangat mencurigakan. Bagaimana kalau isinya kepala? Atau peledak?

Pelayan, "Tuan muda, ini surat yang diantar bersamaan dengan hadiah. Mungkin Tuan muda bisa tahu siapa yang mengirim."

Surat? Surat kematian? Surat ancaman? Tidak salah lagi, ini pasti ancaman. Tapi, kenapa suratnya berwarna merah muda? Konyol sekali. Oh? Aku rasanya kenal tulisan rapi ini.

"Aku tidak menjawab permintaanmu dengan baik kemarin. Dan ini adalah jawabannya, aku harap kau menyukai hadiah yang kukirim."

Wuxian, "Tertanda ... pacarmu."

Pelayan, "Tuan muda? Tuan muda!?"

Bruk!



***



Aku tidak sadarkan diri karna terkejut. Maksudku, siapa yang meracuni pikiran Lanzhan hingga ia bisa lakukan hal seperti ini!? Apa ini ulah Bichen? Aku akan tanya Chenqing nanti, aku tidak percaya Lanzhan bisa berubah seratus persen, bukan, tapi seribu persen begini.

Dia memberiku beragam alkohol, pakaian bermerek, sampai ponsel keluaran terbaru. Dia habiskan banyak sekali uang hanya untuk membantu dan meyakinkan orang-orang kalau aku pacarnya? Dia mau unjuk gigi atau memang bodoh saja?

Tapi kalau aku pikir-pikir, untuk pura-pura saja dia rela habiskan uangnya, apa lagi untuk pacar betulan? Wah, Lanzhan pasti akan jadi incaran banyak wanita. Bahaya sekali Tuan muda kedua Lan ini, sungguh saingan yang bahaya. Bisa-bisa aku tidak dapat wanita untuk aku nikahi.

Coba saja aku terlahir sebagai perempuan, akan kukeruki habis hartanya yang banyak itu! Ha ha ha ha.

Pelayan, "Tuan muda? Anda sudah sadar? Syukurlah, kami terkejut sekali saat Tuan muda tidak sadarkan diri. Kami tidak temukan kata yang tepat untuk menyampaikannya pada Nyonya nanti."

Wuxian, "Kalian membangunkanku dengan mengejutkan, aku masih mengantuk sekali. Dan lagi, aku juga terkejut dengan apa yang aku dapat, jadi wajar saja, he he. Sudah, jangan dipikirkan lagi, aku sudah baik-baik saja."

Pelayan, "Iya, iya Tuan muda. Tapi, setelah dapat hadiah yang begitu banyak, Tuan muda tidak ingin kirim balasan?"

Wuxian, "Balasan? Benar juga, aku akan pikirkan balasan sambil istirahat, terima kasih sarannya!"

Pelayan, "Baik Tuan muda, selamat istirahat!"

Klik-


Balasan, balasan apa yang harus aku berikan? Hadiah? Dia sudah punya segalanya, hadiah apa lagi yang harus aku berikan?
Mana mungkin aku meniru dia untuk memberi gunungan hadiah, 'kan? Aku bisa diusir ibu dari rumah karena menghabiskan banyak sekali uang dan sudah tidak tahu diri.

Baiklah, pikirkan dengan benar Wei Wuxian. Bagaimana kalau bunga? Memangnya Lanzhan itu gadis? Tidak.
Bagaimana kalau jam tangan? Tidak, tidak, jam tangan yang dia pakai itu mahal sekali. Aku tidak tahu harus jual apa untuk membeli jam tangan yang biasa dia pakai.

Aku saja? Aku pakai pita?
Ha ha ha.
Dasar gila. Lanzhan sudah baik hati mau membantuku, bisa-bisa dia menggigit lidahnya hingga putus karena menyesal sudah membantuku dan menghabisiku sampai aku tidak bisa lagi bereinkarnasi.

Oh! Aku tahu!
Aku akan buatkan dia sesuatu saja, makan siang atau sebagainya, lalu akan aku bawakan daun teh sebagai hadiah.
Aku tahu Lanzhan pasti suka minum teh, jadi ini hadiah balasan yang tepat. Sebelum itu, aku akan kirim pesan untuknya, lalu tambahkan fotoku, biar saja dia kesal, ha ha.
Aku ini memang pintar.

“Kakak kedua Lan, aku sudah terima semua hadiah-hadiahnya. Aku suka sekali! Tidak menyangka kalau kau akan kirimkan sebanyak ini, karena itu, aku akan kirim hadiah balasan. Tunggu saja ya. -Love sign-"

Pintar, pintar. Baiklah diriku yang pintar, aku benar-benar bangga padamu. Dengan isi pesan yang manis dan menggemaskan ini, Lanzhan tidak akan marah, setidaknya aku tidak ada di sana untuk melihatnya marah.
Ha ha.
Menjahilinya memang kegiatan yang sangat menyenangkan!

Nah, sebelum berperang dengan dapur, aku sebaiknya kembali tidur. Selamat tidur diriku yang tampan.



***


"Direktur? Direktur Lan!? Direktur, Anda baik-baik saja!? Panggil dokter! Tenaga medis atau apa saja! Segera! Direktur tidak bernapas!"

"Dokter! Dokter!"

"Keadaan darurat! Batalkan meeting hari ini!"

"Direktur!? Bernapas! Bernapas!"


***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Halfetti [ Discontinue ]Where stories live. Discover now