File. 12

1.3K 206 12
                                    

Tatapannya membara saat melihat dua orang pria bertubuh besar tengah memegangi Wei Wuxian dan seolah akan membawanya pergi dari sana secara paksa.

Lan Wangji tidak bisa lagi berpikir jernih, jika ini dulu, maka saat ini, Bichen miliknya pasti sudah melesat dan mengarah pada leher pria-pria lancang tersebut.



Lan Wangji, "Apa yang kalian lakukan?
Lepas."

Wei Wuxian, "Lanzhan."


Dua pria yang memegangi Wei Wuxian masih berdiri di tempatnya, tapi tatapan mata mereka menciut. Tidak lagi berani menatap ke depan seperti beberapa saat lalu, meski tidak lakukan apa pun, mereka tahu jika pria yang ada di hadapan mereka ini adalah pria yang berbahaya.


"Direktur Lan, tidak menyangka jika Anda memiliki hubungan dekat dengan keluargaku."

Suara berat tersebut mengalihkan tatapan Wangji, tapi tidak meredakan amarahnya.
Pria dengan surai coklat gelap dan senyum palsu yang begitu menawan.
Ji Jin Ge.


Jin Ge, "Aku tidak bermaksud untuk menyakiti Yi Ning, hanya saja Yi Ning bersikap aneh tadi. Biasanya dia tidak meronta saat aku mengajaknya pulang. Dan, aku juga terkejut dia bisa berada di pesta seperti ini. Aku mengira dia sedang membuat masalah."



Pria ini tersenyum lagi, suaranya berat namun nadanya lembut. Terdengar begitu merdu seperti bernyanyi. Namun, Wangji bukan pria yang bisa tertipu dengan penampilan dan senyuman.

Sudah cukup semua hal itu membuatnya banyak kehilangan.


Wei Wuxian, "Aku sudah bilang, aku punya masalah dengan ingatan. Dan aku datang karena La ... maksudku, Zhingze mengundangku. Kau tidak mau dengar juga, malah minta dua pria yang besar otot ini menarikku seperti sapi."



Wei Wuxian membuat bibir merahnya maju ke depan, tatapan matanya kesal menatap Jin Ge. Tapi entah kenapa hati Wangji malah berdebar karenanya.
Mungkin ia terlalu marah. Mungkin.



Jin Ge, "A-ning, aku lakukan itu karena kau menolak untuk aku ajak pulang. Sekarang, kau sudah menyulitkan Direktur Lan, sekarang kita harus minta maaf dan pulang."

Lan Wangji, "Dia akan pulang denganku."



Kata-kata Wangji singkat, tapi mampu membuat suasana membeku. Terutama saat tangan itu menepis tangan-tangan sial yang sembarangan menyentuh tubuh Wei Wuxian tanpa izin, dan membuat Wuxian berdiri di sampingnya.

Sepasang iris emas itu menyala, seolah bisa menusuk siapa saja yang berusaha untuk mengganggu.

Jin Ge menatap dengan tatapan tidak percaya untuk beberapa saat sebelum kembali menyunggingkan senyuman.
Senyuman yang entah kenapa membuat Wuxian ataupun Wangji merasa muak.


Jin Ge, "Direktur Lan, adalah kewajiban utama bagi keluarga untuk menjaga keluarganya. Dan tidak membenarkan membiarkan keluarganya menyulitkan dan bersama orang lain yang bahkan tidak akrab dengannya. Aku merasa Yi Ning tidak pernah akrab dengan Anda, aku tidak bermaksud menyinggung. Tetapi, jika Anda berada di posisi yang sama denganku, Anda pasti mengerti."

Lan Wangji, "Akrab atau tidak akrab, bukan urusanmu. Aku tidak memaksanya seperti apa yang kau lakukan. Aku bisa menyeretmu keluar jika kau masih memaksanya."


Kali ini Wei Wuxian yang terdiam, pria itu menoleh pada pria yang ada di sebelahnya. Seolah memeriksa jika yang ada di sebelahnya bukanlah orang lain.
Matanya mengerjap perlahan, memastikan sekali lagi. Terlalu sulit baginya untuk menerima jika Lan Wangji yang ia kenal sudah berubah sejauh ini.

Bersitegang di antara keduanya mengundang banyak pasang mata, mereka mulai berbisik pelan membicarakan tentang Wuxian yang jadi bahan rebutan.

Mereka mulai bertanya dan menatap Wuxian. Apa hubungan pria cantik ini dengan dua direktur ternama Negara.


"Tuan Zhingze."

Terdengar suara terburu dengan napas yang tidak beraturan.
Bichen muncul dengan penampilan yang berantakan karena melihat keributan yang terjadi dari kejauhan.


Bichen, "Tuan Zhingze, Direktur Ji."

Jin Ge, "Yi Zhuan, apa kami membuat keributan? Maafkan kami. Kami tidak bermaksud membuat Direktur Lan merasa malu dan juga usaha besarmu dalam jamuan makan malam ini. Aku akan membawa A-Ning pulang."

Lan Wangji, "Kau--"

Bichen, "Tuan, tenang dulu. Biar saya yang bicara."


Bichen merasa ia harus turun tangan, kalau tidak, ia tidak tahu apa yang akan terjadi.



Bichen, "Direktur Ji, saya minta maaf sebelumnya. Saya harap Anda bisa menikmati jamuan makan malam yang kami hidangkan, saat ini atasan saya sedikit mengalami masalah dengan emosi dan perasaannya hingga jadi tidak stabil. Sementara, Tuan Muda Li adalah satu-satunya orang yang dapat memahami kondisi atasan saya. Ini jarang terjadi, tapi saya harap Direktur Ji dapat mengerti. Jangan khawatir, saya akan sangat menjamin keselamatan Tuan Muda Li. Kami akan mengantarnya sampai ke rumah."



Selagi Bichen sibuk bicara Wuxian merasa ini adalah waktu yang tepat untuk membawa Wangji pergi dari sini.
Sebenarnya ia akan senang jika bisa melihat Wangji marah dan mengamuk. Hal yang baru baginya. Tapi karena ini adalah Jin Ge, pria yang ia tunggu-tunggu, pria yang mungkin menjadi kunci atas semua hal yang terjadi pada Yi Ning, ia mengurungkan niatnya.

Meski bukan malam ini, mungkin besok atau lusa ia dan Jin Ge dapat bicara.
Ia hanya tidak menyangka jika pria yang menjadi kakak iparnya itu begitu menyebalkan.



Wei Wuxian, "Ssh ... kita pergi menjauh saja dari situ. Biarkan Bichen yang bicara, Haha."

Lan Wangji, "Hm."


Wangji diam saja saat Wuxian membawanya, tatapan Wuxian menyebar mencari tempat yang sepi untuk menenangkan diri. Sementara tatapan Wangji terarah pada tangan pria itu yang tengah menggenggam tangannya. Hal yang membuat Wangji menahan senyum.


Wei Wuxian, "Hahhh ... di sini saja, bagaimana? Anginnya enak, dan tidak begitu ramai."

Wuxian melepaskan genggamannya dan duduk di kursi. Bersandar pada balkon dengan angin yang menerpa rambut dan wajahnya lembut.

Wangji hanya mengangguk, tidak keberatan. Ia tidak pernah keberatan ke mana pun Wuxian membawanya, meski itu neraka.

Wei Wuxian, "Aku tidak menyangka kau akan mengatakan hal semacam itu. Dan aku tidak menyangka kau berlari menghampiriku cepat sekali saat aku teriak! Hahaha. Kau khawatir? Kau mengkhawatirkan aku? Memangnya siapa dulu yang selalu mendengus saat melihatku?"

Wangji diam.
Ia ingin menjawab, tapi lidahnya kelu. Ia tidak bisa berkata jika dahulu, ia belum sadar seberapa berarti pria ini untuknya.

Wei Wuxian, "Diam lagi? Hm ... kau memang irit bicara sejak dulu. Tapi, aku senang karena kau perhatian padaku. Aku merasa aman saat kau ada di dekatku. Lanzhan, terima kasih."

Lan Wangji, "Tidak perlu. Aku yang harusnya berterima kasih."

Wei Wuxian, "Hahaha. Anak ini bicara apa? Memangnya aku kenapa?"

Lan Wangji, "Karena kau kembali."

Wuxian terdiam, lagi.
Kali ini ia sama terkejutnya dengan apa yang Wangji katakan padanya. Ia menatap pria yang ada di hadapannya penuh tanya. Bibir yang terbiasa bicara itu pun bungkam karena rasa bingung dan tidak mengerti.

Bagaimana?
Bagaimana Wangji bisa berterima kasih karena ia yang kembali, pikirnya.

Wangji menarik napas perlahan dan menatap Wuxian yang masih kebingungan. Tatapannya kini mengarah pada Wuxian.

Wangji, "Weiying."

Halfetti [ Discontinue ]Where stories live. Discover now