File. 5

1.8K 239 6
                                    

Pelayan, "Tuan muda.
Sarapannya ingin saya bawa ke kamar atau saya letakkan di meja makan saja?"

Wuxian, "Di meja makan saja, terima kasih."


Makan di dalam kamar dengan suasana menggelikan seperti itu membuatku tidak berselera, lebih baik aku makan di ruang makan.

Jika kuhitung-hitung sejak aku membuka mata, ini adalah hari ketujuh aku berada di sini.
Meski tidak mengerti semuanya, aku mulai tahu apa itu televisi dan aku menyukainya, ha ha.

Lalu udara dingin yang ada di kamar juga di ruang tengah itu dihasilkan oleh benda bernama AC, awalnya kukira aku berada di puncak gunung atau apa.
Makanan di sini tidak buruk, jauh lebih baik daripada makanan Gusu.

Dan kalau aku lihat di cermin, aku ini, maksudku Yi Ning ini adalah pria yang tampan. Kalau saja dia berpakaian lebih normal, pasti akan banyak wanita yang suka dengannya.

Membicarakan pakaian.
Bagaimana aku bisa menjatuhkan harga diri dan martabatku sebagai seorang Yiling Laozu untuk memakai pakaian penuh renda dengan warna para gadis itu?

Yiling Laozu apanya, harga diri apa, orang yang sudah membunuh kakak perempuannya sendiri masih bisa bicara harga diri? Konyol.


"A-Ning?
Sedang apa berdiri di sana?
Sudah sarapan?"


Ah, Nyonya Li.
Wanita yang membesarkan Yi Ning sendirian, semakin sering melihatnya, semakin mirip dia dengan Nyonya Yu.

Aku curiga, mungkin saja wanita ini adalah reinkarnasi dari Nyonya Yu. Kalau memang benar, apa mungkin Yi Ning ini punya saudara yang merupakan reinkarnasi dari Jiang cheng? Haha.
Aku harap begitu.


Nyonya Li, "A-Ning?
Ada yang sakit?
Kenapa wajahmu tiba-tiba pucat?
Apa yang sedang dipikirkan?"

Wuxian, "Tidak, tidak ada.
Ibu sudah sarapan? Bagaimana kalau makan pagi bersama?"

Nyonya Li, "Anak kesayangan ibu mengajak, mana mungkin ibu menolak, 'kan? Ayo, kita ke ruang makan sekarang, perlahan saja."


"Lihat? Tuan muda sekarang sudah benar-benar berubah!"

"Benar!
Lihat saja senyum manisnya itu!
Aduh, tampan sekali!"

"Tuan muda memang sudah tampan sejak dulu!”

"Tidak, tidak.
Maksudku, berbeda dari biasanya, bagaimana aku menjelaskannya?"



Iya, iya.
Aku paham kok bagaimana perasaan kalian.
Silakan dinikmati wajah tampanku ini, silakan, aku tidak keberatan.

Tapi omong-omong aku tidak bisa berdiam diri terus seperti ini, bisa-bisa Yi Ning akan mendatangiku setiap malam dan meraung kesal karna aku yang lupa akan permintaannya.

Meski sebenarnya aku tidak tahu persis apa permintaan pria unik ini, bahkan aku tidak tahu bagaimana aku bisa masuk ke dalam tubuhnya.

Baiklah, sebelum itu aku harus tahu dulu silsilah keluarga ini dan siapa-siapa saja yang ada di sekitarku.


Wuxian, "Ibu, saat bangun aku tidak bisa mengingat semuanya dengan baik. Tapi aku ingin tahu, apakah aku punya saudara? Kenapa rumah sangat sepi? Kenapa hanya ada aku dan ibu juga para kakak-kakak yang membantu pekerjaan?"

Nyonya Li, "Ah, itu. Ada, A-ning, sebenarnya kau punya seorang saudara laki-laki dan perempuan. Bukan saudara kandung, tetapi saudara tiri.
Sebenarnya ibu tidak ingin membahas hal pahit ini padamu, tapi ibu tidak bisa menyembunyikannya terus menerus. A-ning, setelah mendengar cerita ini, berjanjilah nantinya kau tidak akan membenci ayahmu ataupun saudara tirimu.”

Aku mengangguk dengan wajah serius, aku harap cukup serius untuk membuat Nyonya Li percaya dan melanjutkan ceritanya.

Nyonya Li, “Baiklah kalau begitu, cerita ini bermula saat kau berusia 15 tahun.
Ayahmu meninggalkan kita entah ke mana, setelah menghilang selama dua tahun lamanya, ia kembali dan berkata jika dia sudah berbohong pada ibu saat itu.
Ia berbohong tentang dirinya, tentang semuanya. Sebelum menikah dengan ibu dan memilikimu, ayahmu saat itu sebenarnya sudah punya keluarga dan sudah punya dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan."



Tunggu dulu.
Kenapa ayah dari Yi Ning ini mengingatkan aku pada seseorang dengan nama Jin Guangsan?
Bagaimana bisa di dunia sekarang ini masih ada laki-laki brengsek seperti itu!?

Astaga.
Lihat bagaimana wajah Nyonya Li ini, begitu memilukan.
Aku benar-benar ingin memukul wajah sang ayah ini.


Nyonya Li, "Ayahmu saat itu berkata, ia tidak bisa meninggalkan keluarganya juga tidak bisa menghancurkan keluarganya. Tapi tidak bisa juga meninggalkanmu begitu saja. Ia berlutut meminta maaf pada ibu dengan penuh rasa bersalah.
Lalu ia berkata, ia ingin membawamu tinggal bersamanya untuk beberapa saat.
Ibu ragu awalnya, tapi ayahmu terus membujuk dan berhasil membuat ibu yakin.
Satu minggu berlalu tanpa masalah, ibu pikir mereka benar-benar menerimamu. Terlebih lagi ayahmu berkata akan menyekolahkanmu bersamaan dengan anak-anaknya, ibu merasa lega dan senang.
Satu tahun berlalu, dan berita pahit itu datang. Ayahmu menghubungi ibu, ia mengatakan jika kau berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan ringan. Ibu yang hanya tinggal sendiri tidak bisa segera menyusulmu, ibu merasa benar-benar merasa bersalah karna tidak bisa berada di samping putra ibu sendiri.
Saat itu, ibu hanya bisa menunggu kabar. Ibu terus berdoa pada Tuhan agar kau baik-baik saja sampai seseorang menghubungi ibu dan mengatakan jika yang sebenarnya terjadi adalah kau mencoba bunuh diri dengan terjun dari atap kampus.
Beruntung sekali kau masih selamat, kau masih bisa diselamatkan.
Ibu benar-benar hancur mendengarnya, sangat hancur."


Perih.
Aku bahkan tidak tahu harus memasang wajah seperti apa.
Bagaimana nasib malang bisa menimpa nyonya ini begitu dalam?
Bagaimana kesedihan bisa datang bertubi-tubi sementara tidak ada siapa-siapa di sampingnya?

Tubuhnya gemetar, aku bisa mendengar suara tangisnya dari sini.
Yi Ning, meski aku tidak tahu kau, aku berjanji akan membalas siapa saja yang membuat ibumu merasakan hal ini.



Wuxian, "Ibu, jangan diteruskan.
Jangan di teruskan. Sekarang, ada aku di sini, aku baik-baik saja, dan akan selalu ada di sini.
Jangan menangis, setidaknya jangan menangis saat aku bersama ibu."


Aku memeluknya perlahan.
Berharap mengurangi rasa perihnya.

Halfetti [ Discontinue ]Where stories live. Discover now