File. 15

1.5K 172 34
                                    

Sepanjang perjalanan aku dan Jin Shan hanya diam, setelah cukup menangis, kami melanjutkan perjalanan.

Sekarang aku paham permasalahannya, aku paham bagaimana awal mula hal buruk ini bisa terjadi. Hanya karena Yi Ning memiliki kesukaan yang sedikit berbeda, si brengsek Jin Ge memanfaatkan Yi Ning sesuka hatinya.

Pria seperti dia mana mungkin bisa dimaafkan, 'kan?
Mau mati ratusan kali juga, tidak akan pernah aku maafkan.
Aku masih bisa melihat sisa air mata yang Jin Shan tahan dari sini, aku yakin pria ini benar-benar menyesal atas apa yang terjadi.

Sayangnya, yang ada di sebelahnya ini bukanlah Yi Ning yang ia harapkan. Tidak ada hal yang bisa aku lakukan selain membuat Yi Ning istirahat dengan tenang. Bersabarlah saudaraku, aku akan pikirkan cara paling busuk untuk membalas pria brengsek itu.

Jin Shan, "Sudah sampai, turunlah. Kalau kau ingin pergi-pergi lagi, besok atau kapanpun itu. Beritahu aku saja, sebisa mungkin akan kutemani."

Wuxian, "Aku mengerti, aku tidak akan gegabah lagi. Kalau aku butuh apa-apa, aku akan panggil kau saja. Tidak akan panggil Zhingze."

Jin Shan, "Karena sudah malam, aku tidak mampir. Katakan pada bibi, aku titip salam saja."

Aku melambaikan tangan ke arah Jin Shan yang mulai menghilang dengan mobilnya. Hm. Tidak akan panggil Zhingze lagi? Mana mungkin!
Hahahaha.
Dia itu kunci andalanku! Aku pasti sudah gila kalau membuangnya begitu saja.
Aku tidak sekejam itu untuk bilang pada Jin Shan jika dia tidak cukup kuat untuk membantuku, terlebih lagi Jin Shan itu manis sekali. Tidak akan tega untuk menyakiti hatinya.

Tapi alasan apa yang harus aku katakan untuk minta bantuan pada Lanzhan? Bilang aku hampir diperkosa oleh Jin Ge sialan itu?
Memangnya dia peduli? Tapi harusnya peduli, dia bilang kami berteman, 'kan?

Sesama teman sudah semestinya saling membantu. Atau aku katakan yang sejujurnya saja? Katakan kalau Jin Ge brengsek itu sangat tergila-gila padaku, jadi aku butuh seseorang yang sangat kuat untuk melindungiku. Bagaimana kalau dia malah meneriakiku tidak tahu malu seperti dulu? Tapi dia bilang mau membantu apa saja, seorang laki-laki itu yang dipegang adalah kata-katanya. Kalau Tuan Kedua Lan sampai berbohong, akan kutertawai dia seumur hidupku.

Nyonya Li, "A-ning? Kau sudah pulang? Ibu menunggumu sejak tadi."

Nyonya Li?
Astaga, bibi menungguku? Pasti khawatir sekali pada keadaan putranya. Jelas saja, putranya baru sadar dari koma dan sudah keluyuran sampai tengah malam begini. Haha.
Aku jadi ingat bagaimana paman menyusulku ke Gusu saat aku buat masalah.

Wuxian, "Ibu, kenapa menunggu? Lama? Ibu harusnya istirahat, ini sudah larut malam."

Nyonya Li, "Bagaimana ibu bisa tidur kalau putera ibu belum pulang? Mau mandi dulu? Ibu siapkan air hangat? Mau makan? Lapar tidak?"

Wuxian, "Tidak, aku akan langsung tidur saja. Aku sudah makan, sudah, jangan urusi aku lagi, sekarang ibu juga harus tidur. Aku tidak mau ibu jadi sakit."

Nyonya Li, "Hm. Baiklah, ibu akan istirahat, A-ning, jika kau butuh apa-apa jangan ragu untuk panggil ibu. Selamat tidur A-ning."

Aku tersenyum, menunjukkan yang terbaik yang aku punya. Aku jadi terpikir, apa saat aku tidak ada di rumah, Nyonya Yu selalu begini pada Jiang Cheng? Haha.

Jiang Cheng selalu saja manja pada Shijie, saat bersiteru denganku dia akan mengadu dan mulai membesar-besarkan masalah. Tapi tentu saja dia jadi pemimpin sekte yang baik, 'kan?
Aku tidak mau apa yang aku lakukan sia-sia!
Kalau aku sampai tahu dia gagal, aku akan menghantui keturunan dan reinkarnasinya!

Halfetti [ Discontinue ]Where stories live. Discover now