08 • Special Region

Start from the beginning
                                    

Posisi Cassie saat ini berada di barisan paling belakang, membuat ia sedikit berjinjit agar bisa melihat wajah Noah dengan jelas. Karena sebenarnya, orang-orang di depannya itu tinggi-tinggi, sehingga ia harus sedikit berjuang jika ingin menikmati ketampanan Noah yang bertambah berkali-kali lipat saat sedang berbicara.

"Enggak keliatan, ya?"

Ucapan itu membuat Cassie menolehkan kepalanya ke samping kiri, dan ia menemukan Ravan yang sedang menatapnya.

Otomatis Cassie menurunkan kakinya yang berjinjit, ia pun tersenyum kikuk, "eh—ehehehe... iya."

"Mau maju ke depan enggak? Gue bantuin." Tawar Ravan membuat Cassie langsung menggelengkan kepalanya.

"Enggak usah. Enggak pa-pa kok, lagian bentar lagi mau masuk ke dalam." Tolaknya.

Ravan menatap Cassie sebentar, kemudian cowok tinggi itu mengangguk paham.

"Makanya, punya badan tuh yang tinggi!" Celetuk Auriga membuat Cassie langsung menoleh lagi ke arahnya.

"Secara tidak langsung, lo ngatain gue pendek, gitu?"

"Bagus, sadar diri."

Cassie tersenyum segaris, "gue tuh bukannya pendek," kemudian gadis itu sedikit berjinjit, lalu  menjitak kepala Auriga dengan tidak manusiawi, "lo aja yang ketinggian!" Serunya dengan kesal.

Ravan tertawa melihat itu. Sedangkan Cassie melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Auriga yang kesakitan dengan sinis.

"Gila lo! Jitak kepala orang enggak kira-kira!" Protes Auriga yang sedang mengusap-ngusap kepalanya yang malang.

Auriga ingin membalas, namun ia tahu diri. Ia tuh cowok, enggak bisa nyakitin cewek.

Tapi tuh cewek semena-mena sama cowok. Auriga jadi kesel.

Mengabaikan Auriga yang kesakitan, Cassie memalingkan wajahnya ke depan, ia memilih untuk  menatap Mino yang masih menjelaskan.

"... gedung yang panjang ini merupakan gedung asrama kedua setelah asrama utama yang ada di belakang gedung olahraga. Asrama ini khusus untuk kalian. Di dalamnya terdapat kamar-kamar dengan fasilitas yang sangat lengkap." Mino menjelaskan bangunan panjang yang berlantai tiga.

"Nah, gedung kelas kalian sekarang adalah yang ini." Kini Mino berdiri di depan gedung berlantai dua. "Saya yakin kalian akan menyukainya, mari masuk." Cowok itu membuka pintu yang terbuat dari kaca. Dan mempersilahkan yang lainnya untuk masuk ke dalam sana.

Saat Cassie masuk, ia menatap sekelilingnya dengan takjub.

Ruangan utama yang luas ini dipenuhi oleh dekorasi foto-foto. Kebanyakan foto para murid berseragam sama dengannya yang Cassie yakini adalah murid Golden Class dari tahun ke tahun.

Selain foto para murid, ada juga foto para kepala sekolah dari yang pertama sampai yang sekarang.

Di ruangan ini juga terdapat lampu gantung berukuran besar yang terlihat mewah. Selain itu, di ruangan utama ini terdapat tangga bercabang yang akan membawa mereka ke lantai dua.

Lalu, terdapat dua koridor yang mengarah ke timur dan juga barat.

"Di koridor sebelah barat, ada loker untuk kalian. Dan di sana ada ruang kelas 10 dan juga 11. Sedangkan di koridor sebelah timur, di sana ada kelas 12, ruang seni dan musik, ruang kelas bela diri, aula, ruang guru dan juga toilet." Mino kembali menjelaskan.

Setelah itu, Mino mengajak semua untuk naik ke lantai dua dan mereka semua diajak berbelok menaiki tangga yang ada di sebelah kiri.

Saat mereka berada disana, Cassie dibuat tercengang kala tangga itu ternyata membawanya ke sebuah perpustakaan yang terlihat sangat nyaman.

Terdapat kursi dan meja yang bentuknya memanjang. Letaknya menghadap ke halaman belakang, memberikan kesan ketenangan saat membaca karena mereka akan disuguhkan oleh pemandangan langit dan juga pepohonan dari balik dinding kaca.

Selain itu di sana banyak rak-rak buku yang berjajar dengan rapi dan juga bersih.

Disaat tangga sebelah kiri membawa mereka ke perpustakaan, maka tangga di sebelah kanan membawa mereka ke berbagai pintu yang di dalamnya terdapat ruangan.

Ruangan itu bisa di pakai untuk berdiskusi dan juga bersantai. Di dalamnya terdapat sofa, televisi, wi-fi  dan juga lemari pendingin.

"Ruangan ini merupakan ruangan diskusi dan terdapat tiga ruangan yang seperti ini. Sehingga masing-masing angkatan mendapatkan satu ruangan." Kali ini Noah yang menjelaskan.

Mereka semua yang mengikuti tour kecil ini mengangguk paham. Terlihat jelas dari mata mereka jika mereka sangat menikmati tour-nya itu.

Setelah menikmati suasana di lantai dua. Akhirnya mereka semua kembali turun ke lantai dasar. Mino dan Noah mengajak semuanya untuk pergi menuju ruangan kelas.

Sesampainya di sana mereka dibuat kagum oleh kelasnya. Di dalam kelas berukuran 5×5 meter ini terdapat kursi dan meja yang hanya bisa ditempati oleh satu orang.

Kursi dan meja-meja itu berjajar rapi, terdapat tiga jajar dan lima baris. Di depan kelas terdapat papan tulis dan dinding khusus untuk proyektor, di kelas ini juga terdapat jendela yang menghadap ke arah lapangan basket.

Selain itu di dalam kelas ini terdapat ac dan juga wi-fi. Lalu ada rak buku kecil yang terletak di depan, lebih tepatnya di samping meja dan kursi guru.

Cassie tidak percaya jika ternyata sekolah ini mempunyai fasilitas yang lengkap serta bangunan yang banyak. Pantas saja sekolah ini menjadi sekolah idaman.

Tidak sia-sia ia di sekolahkan di Selion High School.

"Nah, mungkin sampai di sini tour kita kali ini, sisanya nanti kalian bisa berkeliling sendiri. Semoga kalian menikmati tour kecil hari ini." Ujar Noah diiringi senyuman tampan yang menawan.

"Selamat datang di Golden Class, semuanya!" Sambut Mino dan juga Noah.




















●□●

Tinggalkan vote dan komen, juseyo🙏

Selion High School (COMPLETE)Where stories live. Discover now