3. Meminta Restu Ayah

498 44 1
                                    

"Ayah... jangan dihentikan! Ayo baca lagi, Alya ingin selalu mendengar lantunan ayat-ayat suci itu dari lisan ayah."
"Ayah memang sudah memutuskan berhenti sebelum kamu masuk ke sini nak, hanya kebetulan saja tadi bersamaan dengan kamu masuk."

Ayahnya merangkul anak semata wayangnya itu. Matanya berkaca-kaca. Entah apa yang sedang bercokol dalam diri ayah dari gadis cantik itu. Mungkin saja dia teringat akan almarhumah isterinya; NAJWA AZ ZAHRA. Kepribadiannya yang sangat mirip dengan ibunya itu, membuat sang ayah selalu merindukan Najwa.

Tak lama kemudian fajar sudah memancarkan cahayanya yang indah, adzan subuh pun telah berkumandang saling bersahutan dari masjid yang satu ke masjid yang lain. Alya dan ayahnya pun melaksanakan shalat subuh berjamaah.

Sang mentari pagi telah menyingsing dari ufuk timur. Cahayanya begitu cerah telah berhasil menerabas celah-celah jendela rumah kecil mereka. Alya sudah sibuk menyiapkan makan pagi untuk ayahnya dengan menu seadanya.

Sepuluh menit berlalu akhirnya persiapannya telah selesai dan masakannya telah siap saji di meja makan. Alya begitu bahagia melihat ayahnya yang sangat lahap dalam menikmati hidangan pagi itu.

"Ayah.... hari ini Alya akan kembali melanjutkan ikhtiyar Alya untuk mencari pekerjaan untuk membantu ayah..."

Alya mulai membuka perbincangan pagi itu dengan membicarakan keinginannnya.

"Memangnya kamu sudah punya arah yang akan kamu tuju nak?"
"Ada yah, dan insya'Allah kali ini akan membuahkan hasil yah."
"Ayah senang melihat kamu kembali optimis seperti ini nak."
"Doakan Alya ayah..."
Ayahnya lalu memeluknya.
"Tanpa kamu minta pun ayah setiap waktu selalu mendoakanmu nak."
"Terima kasih ayah."

Alya melirik ayahnya dengan seutas senyum yang tersungging dari bibirnya yang merekah.
Beberapa jurus kemudian ayahnya sudah selesai makan dan dia pun berangkat.

Bidadari Surga 2 (Tamat)Where stories live. Discover now