Ardi
Kemana?, miko diajak nggak?

Caca
Kan kemaren udah bilang kalau miko pergi ke rumah neneknya karena neneknya sakit dan tadi aku juga sudah ajak miko katanya udah berangkat habis subuhan tadi
.
Jalan jalan ke taman kota

Ardi
Iya udah, aku siap siap dulu nanti aku jemput

Caca
Nggak usah, aku jemput kamu aja

Ardi
Iya aku tunggu

Ardi mengganti boxsernya dengan baggy pants coklat dan membaluti kaos oblong panjangnya dengan hodie hijaunya, setelah itu ia mengambil sepatu dirak sepatu didekat lemari lalu memakainya, ia berjalan ke arah kaca besar yang ada dikamarnya sedikit merapikan rambutnya, tak lupa mengambil dompet dan ponselnya

Kaki jenjang melangkah keluar kamarnya, saat di ruang keluarga suara cika terdengar memanggilnya
"ardi, mau kemana kok rapi gitu?"tanya cika

"jalan jalan sama caca"

"diantar pak gun kan"

"enggak, ardi dijemput caca"

"inget waktu, biasanya kalau udah jalan sama mereka kamu lupa waktu"ujar cika sedikit menyindir, maksut dari 'mereka' itu caca dan miko

Ardi mengangguk, mencium punggung tangan cika dan gibran, setelah itu menunggu cika didekat pos satpam rumahnya, dan tak lama kemudian mobil merah milik caca berhenti didepan gerbang rumah

Ardi menepuk pundak muklis satpam yang tengah menjaga, lalu sedikit membungkuk dan menujuk mobil caca mengisyaratkan kalau ia akan pergi

"iya mas"ujar muklis, ardi tersenyum lalu melangkah pergi, ia membuka gerbang kecil disebelah gerbang besar dan menjulan tinggi

"nunggunya kelamaan ya ar, maaf ya soalnya perut aku sakit makanya di kamar mandinya lama"ucap caca jujur, tadi dirumah perutnya tiba tiba sakit karena panggilan alam

"tapi sekarang udah nggak papakan perutnya"

"enggak, di sambung ngobrol dimobil"ardi mengangguk, ia membuka pintu mobil dan duduk di kursi kemudi sedangkan caca duduk disebelah kemudi

Hanya membutuhkan waktu 10 menit mereka sampai ditaman kota, saat ini taman kota banyak pengunjungnya karena hari libur membuat taman kota bayak pengunjung

Ardi dan caca duduk disalah satu kursi taman yang di sediakan"di pinjem hp kamu dong"
Ardi menyerahkan ponselnya ke caca dan caca langsung menerimanya

Mata ardi meliar menjlajahi sisi taman yang tampak banyak orang itu, sebenarnya ia sangat mengihindari keramaian tapi caca yang mengajaknya dan ia enggan untuk menolaknya.

Ardi menepuk tangan caca pelan"aku kesana sebentar ya"

"kemana? sama aku aja yuk"

"enggak, aku sendirian aja"

"nggak papa emang"ardi mengangguk

Ardi melangkahkan kaki jenjangnya ke kedai es krim di pojokan taman, ia meraih sticke note nya menuliskan sesuatu, ia menepuk pelan salah satu pegawai, namun naasnya pegawainya tak ramah

"ada apa sih mas"ucap pegawai itu yang bernama tag natalia

Ardi menyerahkan sticke note nya namun ditolak sama natalia"maaf saya sibuk"

Namun ardi tak menyerah ia menepuk natalia lagi"ada apa lagi sih mas, sudah saya bilangkan saya sibuk, kalau butuh apa apa bilang"ucap natalia ketus

Ardi menunduk, meremat kertas yang ia bawa hingga menjadi bulatan kecil, ia merasakan bahunya di tepuk seseorang
"mas butuh sesuatu"tanya seseorang pria yang umurnya kisaran 20 an

Ardi mengangguk, lalu menuliskan sesuatu di sticke note nya"maaf sebelumnya saya bisu"

Orang itu tampak seperti terkejut namun setelah itu berusaha mengembalikan raut wajahnya, ia langsung menampilkan senyum ramahnya, ia pernah bertemu dengan remaja di depanya dan juga sempat mengobrol tapi kenapa sekarang bilang dirinya disu"iya nggak papa, mas butuh sesuatu"

Ardi langsung mengangguk menyerahkan stike notenya "saya mau beli es krim coklatnya 2"

"ohh iya iya, saya ambilkan ya"ardi mengangguk, tak lama kemudian orang itu kembali lagi sepertinya orang itu pegawai disini"ini mas, kamu nggak ngenalin saya"

"maaf anda siapa, saya nggak pernah liat mas"

"saya candra anaknya pak alex, apa kamu lupa, kamu ardo kan anaknya pak gibran"

"saya ardi mas, kembaranya ardo"

"ohh kembaranya ardo kok pak gibran nggak pernah ngajak kamu"

"maaf mas candra, saya pergi dulu takut dicariin teman saya. Semuanya jadi berapa?"ardi berusaha mengalihkan pembicaraan ia tak mungkin bilang keluarganya belum menerima kekuranganya.

"nggak usah, itu buat kamu aja"

"maaf saya sekali lagi, saya harus bayar es krim nya"

"nggak perlu buat kamu aja, orang tua saya soalnya kerja di rumah sakit pak gibran, itung itung buat tanda perkenalan kita"ardi mengangguk dan tersenyum lalu ia melangkah pergi untuk kembali menghampiri caca

"ya ampun ardi gue kawatir sama lo kenapa lama banget, gue takut kenapa kenapa"

"maaf tadi bicara sebentar sama anak temanya ayah, ini buat kamu"ardi menyerahkan satu es krim untuk caca

Caca menerima es krim pemberian ardi"eh, makasih"ardi tersenyum

Ardi membuka tutup es krim yang ia beli tadi lalu ia menyendok es krim coklat yang baru pertama kali ia beli dan rasanya enak nggak seperti es krim coklat lainya, ya memang sih rasanya coklat tapi rasanya ada yang spesialnya, mungkin kedai itu baru saja bukak, karena ia sering ke sini terakhir minggu lalu tapi belum ada kedai itu

"hemm, enak banget beli dimana"ardi menunjuk kedai yang ada di pojok agak jauh, caca menyipitkan matanya untuk memperjelas tatapanya"baru buka ya"ardi mengangguk

Tak terasa waktu sudah menujukan pukul 11.30, memang kalau sedang bersama sang kekasih itu akan lupa waktu, walau ardi tak bisa bicara tapi ia diajak bercanda lucu ya wallaupun ketawanya tanpa suara, tadi mereka berdua bermain coret coretan dan kejar kejaran membuat mereka lupa waktu

"ardi udah jam segini nih, pulang sekarang atau duhuran disini"tanya caca

Ardi melihat jam yang ada pergelangan tangan kirinya"pulang sekarang aja, takut dicariin"

"yaudah yuk pulang"
.
.
.
.
.jangan lupa vote dan comment.
Mungkin beberapa chapter masih sama ya, cuma aku rubah sedikit.

why I'm different Where stories live. Discover now