Hari minggu pagi ardi hanya duduk di taman belakang rumahnya, ia memandangi bunga bunga yang bermekaran dan pohon beberapa pohon mangga dan jambu yang menjulang tinggi
Ia bangkit dari duduknya ia melihat lihat pohon jambu yang sudah berbuah terlihat dari buahnya yang sudah berwarna merah membuatnya semakin tergoda ingin memakanya, ia meneliti satu persatu buah jambu yang sudah matang, ardi mengambil tongkat panjang yang sudah ada jaring jaringnya di ujungnya agar buahnya tidak jatuh jika diambil.
Ke dua tangan ardi sudah mendapatkan beberapa buah jambu yang sudah masak dan ardi segera mencuci jambu itu
Ardi kembali duduk di kursi taman tadi, ia menggigit jambu yang rasanya sangat manis saat gigitan pertamanya, ia sangat menyukai buah berwarna merah legam ini
Dorr
Ardi terjengit kaget saat orang dibelakangnya mengagetinya"ternyata enak enak makan jambu disini bunda nggak diajak makan"ucap cika duduk disamping ardi
Ardi menyerahkan satu jambu yang berukuran besar ke cika, dan cika menerimanya dengan senang hati"makasih"cika menggit jambu pemberian anaknya"hemm pinter kamu milih jambunya"
Ardi hanya tersenyum, dan menyerahkan piring yang berisi beberapa buah jambu, cika sedikit mendorong piring itu"nggak usah buat ardi aja"ardi hanya membalas dengan anggukan saja
Cika memandang anaknya sendu, sebenarnya hatinya sangat sakit disaat dirinya maupun gibran membeda bedakan ardi dengan anak anaknya lainya, apalagi ardo dan fira sangat tak menerima kekurangan ardi, ardi itu anaknya ia juga yang mengandung tapi kenapa ia sering lupa kalau ardi itu lebih membutuhkan dirinya dari pada yang lain.
Cika mengelus lembut rambut halus nan lebat milik anaknya, memandangi anaknya yang sedang makan buah jambu dengan nikmat
"bunda ke dalem dulu ya"ardi hanya mengangguk
Tak lama kemudian ardi bangkit dari duduknya berjalan santai, saat diruang keluarga panggilan fira membuatnya berhenti"lo nggak bawain gue buah jambu juga"tanya fira
Ardi menyerahkan piring yang masih berisi 3 buah jambu, namun langsung ditepis fira"ogah pasti udah lo racuninkan"ardi menggeleng keras"ayahhh"teriak fira
Gibran terpogoh pogoh mendekati fira dan ardi"ada apa? di bilangin jangan teriak teriak, kamu tuh cewek nggak sopan banget"
"itu tuh bang ardi, padahal aku minta jambunya, masak jambunya langsung di buang"ucap fira tentunya berbohong ia hanya ingin ardi dimarahi gibran, fira sangat senang jika ardi di marahi ayah atau bundanya.
Gibran menatap ardi tajam"ayah nggak habis pikir kamu ngelakuin itu"
"enggak yah bukan ardi, tadi piringnya ditepis fira"dengan lihai tangan ardi untuk bahasa isyarat
"wah wah sekarang lo pinter fitnah, padahal jelas jelas lo tadi buang jambunya padahal gue udah minta"
"ayah nggak pernah ngajarin kamu kurang aja sama siapapun baik itu lebih tua dari kamu atau lebih muda dari kamu, kalau sampai ayah denger kamu ribut sama siapapun ayah nggak akan segan segan hukum kamu, ngerti!"ardi mengangguk paham setelah itu ia memutuskan untuk ke kamarnya
Ia merebahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya, tanganya meraih ponsel yang ada dinakas
Caca
Ardii
Sayang
Lo dimana sih
Kita jalan jalan yuk, gue bosen dirumah terus
Ardi sayangku cintaku kamu dimana
Ardi pacar caca
Ayo kita jalan
Ardi terkekeh membaca pesan sahabat sekaligus pacarnya itu, ya ardi dan caca pasangan kekasih sejak kelas 8 SMP, yang menembak bukan ardi melainkan caca, dengan keberanian yang matang caca mengungkap isi hatinya dan ternyata ardi menerima caca, padahal ia sudah pesimis dulu karena takut ditolak tapi miko menyakinkan kalau ardi pasti menerimanya, yang mengetahui mereka berpacaran hanya sedikit, semua orang dua ardi dan caca bersahabat saja dulu
YOU ARE READING
why I'm different
Teen FictionSetiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Namun sering kali manusia lupa dirinya juga mempunyai kekurangan. Sering kali menghina dan membully seseorang tanpa mengaca apakah dirinya lebih baik dari orang itu----claudia pu...
