05 : Long Time No See

10 1 0
                                    

Lihat! Waktu terus berjalan.
Angin terus bertiup.
Bumi terus berotasi.
Jaman terus mengalami perubahan.
Meskipun begitu,
Waktu, angin, bumi, dan jaman akan terus berlalu sesuai masanya
Namun, ada sesuatu yang akan senantiasa menetap.

- Kenangan -

Selamat membaca
.
.
.

Peresmian klub musik angkatan 45 diadakan di gedung aula sekolah. Kami sengaja tidak menyewa gedung mewah karena menghemat seperti yang Mark bilang.

"Kursinya yang rapi!"

"Piano ini terlalu depan."

"Itu gak simetris!"

"Geser aja dikit...! Nah!"

"Disini buat vas bunga!"

"Tata yang bener dong ah!"

Mark, si ketua angkatan sekaligus ketua klub musik sangat memerhatikan kerapihan seisi inti gedung aula untuk acara kami.

"Minum dulu nih!" suruhku sambil menyerahkan minum pada Mark.

"Thanks," singkatnya.

"Istirahat dulu, kecapean nanti pas acaranya gimana?"

"Calm down, Girl. Udah kebal," jawabnya dengan santai.

Aku mendecak dan menggelengkan kepala, "Lo tuh kesini dari jam 4 pagi buta, daritadi gak diem."

Benar, Mark memang dari jam 4 pagi sudah ada di sekolah. Bahkan sekarang sudah jam 5 sore. Sebelum para bantu-bantu datang juga Mark sudah ada lebih dulu.

"Fine, fine. But sorry Nay, gua disini ketua dan gua gabisa tinggalin tangg--" -- Mark.

"Ah iya! Serah, aku budek!"

Mark sudah seperti itik sawah, berisik. Makanya aku potong saja, meskipun aku sudah banyak ngomong, Mark akan membalas dengan omongan seribu kali lipat.

Akhirnya, aku pergi meninggalkan Mark yang tidak bisa diatur. Sejak tadi sebenarnya aku sedang menunggu Jeno yang sudah lama tak kunjung datang. Padahal Jeno berjanji pada kami --- anggota klub--- akan datang lebih cepat.

"Jeno kemana ya? Ko lama sih," tanyaku pada Jaemin.

"Sabar kali Nay," jawabnya.

"Aduh, sabar terus-terusan bisa overdosis gue."

"Heuu.. lebay, gini nih tiap hari nempel tapi gak jadi jadi," cibir Jaemin.

Aku mendengus kesal, "Apa? Maksud lo apa hah?"

"Emang itu kan kenyataannya?" tanya Jaemin dengan nada yang menjengkelkan.

"Ya.. iyasih, hehe. Bodo ah!"

Sepertinya akan percuma saja aku menunggu Jeno. Gedung aula sekolah telah dipenuhi siswa dan para guru. Sekitar 15 menit lagi acara peresmian akan segera dimulai.

"Kak Nayoung!" teriak seseorang.

Aku membalikkan badan dan mendapati seorang siswi berlari padaku.

"Ohh.. hai Wonyoung-ie!" sapaku sambil melambai kecil padanya.

"Nee.. aku ada sesuatu buat Kak Nay!" ucapnya dengan ceria.

"Sesuatu?"

"Iya!"

Wonyoung ---adik kelas Nay--- menarik tanganku dan membawaku berlari ke suatu tempat. Seperti ke arah taman?

Gadis itu menyuruhku untuk menunggu sebentar dan dia pergi meninggalkanku duduk di kursi.

My HopeUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum