"Ya udah, sana ke kamar. Mandi, habis itu sarapan, langsung istirahat," ujar mama sambil balik memeluk gue.

Gue akhirnya melepaskan pelukan singkat itu dan mengangguk. Gue berjalan ke kamar gue yang letaknya di lantai atas. Sebelum masuk ke kamar, gue mampir dulu ke kamar adek gue yang letaknya tetanggaan sama kamar gue. Adek gue cowok, namanya Riyan Baskara, sekarang baru kelas 2 SMP.

Gue membuka pintu kamarnya, dan dia lagi duduk di meja belajarnya sambil nulis.

"Yan, gue masuk ya?" gue kalau mau masuk kamarnya pasti izin dulu, ya meskipun tanpa dikasih izin gue bakal tetap aja masuk. Gue masuk ke kamar yang dipenuhi dengan dekorasi aesthetic bertema musik. Riyan memang suka musik, satu-satunya keturunan yang mewarisi sisi seniman ayah.

 Riyan memang suka musik, satu-satunya keturunan yang mewarisi sisi seniman ayah

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Kenapa?" katanya. Tuh kan, keluarga gue itu peramal, mereka tau aja kalau gue lagi kenapa-kenapa.

"Lu tau nggak? Razil tadi ninggalin gue," kata gue sambil merebahkan badan di kasurnya yang bermotif bendera Britania itu.

Riyan udah tau tentang hubungan gue sama Razil. Karena gue sering cerita ke dia. Riyan itu tipe adik yang enak diajak curhat, dia dengerin semuanya, meskipun nggak ngasih solusi, seenggaknya gue bisa ngebagi beban ke dia. Biasanya gue curhat sama Della atau Adhis, tapi semenjak SMA gue lebih sering curhat ke adik sendiri. Gue itu beradik kakak cuma berdua, jadi emang dia satu-satunya yang bisa gue ajak cerita kalau lagi di rumah.

"Dan dia ninggalin gue buat pergi bareng senior gue." gue terus cerita ke dia, tapi dia tetap fokus sama bukunya, dan posisinya sekarang dia ngebelakangin gue karena dia duduk di meja belajar sedangkan gue rebahan di kasurnya. Gue nggak tau dia nulis apa, gue nggak peduli, mau dia keganggu atau enggak, yang jelas sekarang gue mau curhat sama dia.

"Nyesek Yan,"

"Itu berarti mata cowok lo nggak katarak, Kak," tuh anak ngomong singkat, tapi ngena banget anjir.

"Iya, kali ya," nyesek sih, denger adik sendiri ngomong kayak gitu. Kalau dalam keadaan normal, mungkin gue bakal nabok dia, atau dibanting juga sekalian. Tapi karena suasana hati gue kali ini lagi nggak baik, jadi reaksinya biasa aja, ditambah gue nggak punya banyak tenaga untuk bereaksi lebih.

Gue lalu beranjak dari posisi rebahan menjadi duduk di tepi ranjangnya. Dia juga mutar kursi belajarnya jadi ngehadap ke gue.

"Kak bagi duit dong," gue kira dia ngehadap ke gue mau dengerin curhatan gue, eh malah minta duit. Dasar, adik lucknut.

"Buat apaan?"

"Buat jajan,"

"Nggak ada," setelah itu gue beranjak dari kasurnya dan keluar dari kamar si Riyan. Tujuannya ke kamar adek pengen curhat, eh malah dimintain duit.

Gue masuk ke kamar dan menekan sakelar untuk menghidupkan lampu. Kamar bernuansa pastel itu bikin mata gue sejuk, adem aja gitu liatnya. Gue kemudian mengambil handuk yang tergantung lalu mandi.

Selesai mandi, gue ngehidupin handphone yang dari tadi sengaja gue matiin

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Selesai mandi, gue ngehidupin handphone yang dari tadi sengaja gue matiin. Gue hidupin datanya, dan banyak pesan masuk, sehingga HP kentang gue geger, tegang sama sekali. Setelah nggak ada lagi pesan masuk, gue liat satu-persatu pesan dari notifikasi popup, dan ternyata banyak pesan serta panggilan dari Razil. Gue lalu membuka aplikasi WhatsApp, ada sekitar 16 kali panggilan tak terjawab, dan 56 pesan yang belum dibaca.

Gue sama sekali nggak berniat untuk membaca pesan dari Razil apalagi membalasnya. Gue masih ada semacam rasa kesal ke dia.

Braakkk

Tiba-tiba tas gue dibanting dari luar, dan pelakunya adalah adik laknat gue. Siapa lagi kalau bukan Riyan.

"Tas lo ketinggalan di kamar gue," teriaknya yang berdiri di depan pintu kamar gue yang ternganga.

"Ngasih baik-baik bisa nggak?" gue marah dong, nada suara gue terdengar dingin dan sadis. Udah jelas mood gue lagi naik turun.

"Ambil, dan letakkin baik-baik di meja belajar gue. Jadi adek nggak ada sopan-sopannya, dibaikin malah ngelunjak," ini marah beneran, serius, kesel gue.

Dia yang liat gue marah cuma diam nggak ngejawab, lalu menuruti perintah gue. Dia ngambilin tas gue yang tadi dia lempar, lalu meletakkannya dengan amat sangat pelan-pelan di atas meja belajar gue. Riyan itu emang suka menistakan gue, tapi sekalinya gue marah, auto kicep dia sama gue.

"Sorry," katanya sambil berdiri di depan gue, "ada bang Razil di bawah," setelah dia ngomong kayak gitu dia berjalan keluar dari kamar gue.

"Yan, lo serius?" teriak gue ketika dia udah berdiri di pintu. Dia cuma ngangguk, nggak ngomong, takut dimarahin gue kayaknya.

Pintu kamar gue kemudian ditutup oleh Riyan. Saat ini kondisi hati gue benar-benar lagi nggak baik, gue males buat ketemu Razil. Gue lalu mulai merebahkan diri dan menutup diri dengan selimut warna abu-abu sampai ke ujung kepala, memilih nggak peduli dan ngebiarin Razil di ruang tamu, palingan juga dia bakal pergi kalau gue nggak nyamperin.

Ketika gue udah nemuin zona nyaman, tiba-tiba pintu kamar gue diketuk.

"Zeya, ada Razil tuh di bawah. Mama masuk ya?" itu suara mama gue. Gue lalu mendengar suara decitan pintu yang beradu dengan lantai. Mama masuk ke kamar gue dan menghampiri gue sambil duduk di tepi ranjang. Gue yang yang tadinya rebahan dan nutup muka pakai selimut, jadi ngerubah posisi menjadi duduk dengan kaki dilipat.

"Temuin sana, dia nungguin kamu. Kalau ada masalah, diselesaikan. Jangan pernah lari dari masala, Ze," kata mama sambil mengelus paha gue.

Gue paling nggak bisa yang namanya nolak perintah mama. Apapun yang disuruh mama, susah banget buat gue tolak. Dan gue akhirnya memilih untuk keluar dan nemuin Razil yang lagi duduk di ruang tamu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hollaaaa, kom bek egen aku uhuhuhu><

Pa kabar man teman?
Ehem gimana ceritanya? Berantakan yak? Nah iya, kan aku masih belajar, mwehehehe

Oh ya, man teman pasti pada libur gegara corona kan? Lah aku baru libur hari senin depan hikss:(

Oke skip edisi curhatnya.

Segitu dulu dari aku, semoga aja kita semua dijauhin dari segala macam virus ya. Virus-virus cinta sepihak juga sekalian:(

See youu💙💚💛💜

About Zeyaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن