Part 8 : Dinner

Comincia dall'inizio
                                    

"Suka" Jawab Ane singkat lalu memulai menyatap makanan yang ada di meja. Ane memakannya dengan sangat lahap, belum pernah dia makan senikmat ini.

"Arion"

"Ya"

"Apa kita bisa tinggal disini dulu" ucap Ane tertunduk. Dia malu mengutarakan keinginan untuk tetap tinggal disini, padahal dialah yang meminta Arion untuk pulang dengan segera.

"Tentu.. kita akan tinggal disini sampai lo mau pulang"

"Tapi kerjaan lo ?"

"Bee dan Zyan akan mengurusnya" Ane tersenyum lagi, dia tampak bahagia sambil memandangi pemandangan yang sangat indah.

"Lo mau ngapain ?" Tanya Ane saat Arion membawa piring kotor bekas mereka makan.

"Gue mau membereskan meja ini" ucap Arion santai. Walaupun keluarga Arion terkenal dengan kekuasaan dan kekayaan yang mereka miliki, tapi Mommy mengajarkan anak-anaknya untuk mandiri. Perkerjaan seperti ini sudah biasa bagi Arion. Bahkan dia pernah mengerjakan tugas rumah yang biasa dilakukan oleh asisten rumah tangganya.

"Biar gue aja"

"Lo duduk aja disitu, gue yang akan beresin semuanya" Ucap Arion sambil tersenyum, membuat Ane terpesona dengan wajah tampan Arion.

"Tapi"

"Ane" Arion menatap Ane berusaha untuk mencegah Ane menolong dirinya.

"Bagaimana kalau kita melakukannya sama-sama" Usul Ane.

"Ok.."

Ane dan Arion bersama-sama membereskan meja dan piring bekas mereka makan. Awalnya Arion melarang Ane untuk mencuci piring, tapi setelah Ane mengusulkan lagi untuk mencuci bareng, Arion pun setuju.

Mereka mencuci piring sambil bercanda dan tertawa riang. Sesekali Arion iseng memberikan busa di hidung Ane, membuat Ane kesal dan membalas Arion dengan memercikkan air kewajah Arion.

"Ane... sudah, baju gue basah nih" Teriak Arion sambil menghalangi Ane yang masih saja mencipratkan air kearah Arion.

"Makanya jangan suka usil"

"Gue balas yah" Arion tak mau kalah, dia juga mencipratkan air ke arah Ane dan membuat baju Ane basah di bagian depan.

"Ampun" ucap Ane sambil menutupi wajahnya.

"Ampun !!! Nggak akan, siapa dulu yang mulai"

"Huuuu ampun Aa" Teriak Ane sambil menangkap tangan Aarion hingga tubuhnya terdorong kearah Arion saat Arion berusaha melepaskan tangan Ane.

Wajah Ane mendongak dan menatap mata Arion yang menatapnya juga dengan wajah menunduk. Pandangan mereka beradu seolah-olah berbicara lewat tatapan satu sama lainnya.

"Aa.." ucap Ane pelan. Tanpa dia sadari tubuhnya kini sudah berada di dalam pelukan Arion.

"Ane" lirih Arion dengan suara yang berat. Wajahnya terus saja maju mengarah kewajah Ane.

Dritttt... Dritttt...

"Aa telp lo berbunyi" Ucap Ane sambil beberapa kali mengedipkan matanya. Jantungnya yang berdetak cepat membuat Ane sulit untuk mengatur nafasnya. Wajahnya juga terasa sangat panas. Hidung Arion yang sudah mengnyentuh hidungnya membuat Ane merasa salah tingkah.

"Biarin saja" ujar Arion sambil tersenyum. Deru nafas Arion begiti terasa diwajah Ane. Perlahan Arion mengangkat tubuh mungil Ane dan menggendongnya agar wajah mereka sejajar.

"Ahhh Arion" Sentak Ane kaget. Tubuhnya kini bergelamut di pinggang Arion. Tangannya dia gelantungkan dileher Arion, agar bisa menompang tubuhnya supaya tidak jatuh.

"Ane.. apa gue boleh melakukannya ?" Izin Arion sambil berbisik ditelinga Ane. Nafas Arion yang sudah menggebu-gebu seperti menggelitik di sekitaran kuping Ane, membuat Ane bergidik.

Dritttt... Dritttt...

Lagi-lagi suara handphone Arion terdengar membuat Ane melirik kearah saku celana Arion.

"Aa sepertinya itu telphone yang penting"

"Biarin aja Ane" bisik Arion sambil mengecup leher Ane pelan.

Akhh...

Ane menggeliat, tubuhnya bergerak tak karuan membuat Arion mendesah tertahan.

Kak Alea... Kak Alea...

Suara nada dering milik handphone Ane jika ada panggilan dari kak Alea.

"Aa.. hape gue" Arion tidak menghiraukan ucapan Ane. Dia sibuk menghirup aroma disekitaran leher Ane yang sudah memabukkannya.

"Aa... Arion" Bentak Ane mmebuat Arion terhentak saat tangan Ane berusaha mendorong tubuh Arion dan hampir saja Ane terjatuh dari gendongan Arion.

"Kak Alea nelphone gue" Ucap Ane pelan saat Arion menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Gue mau angkat telphone dari kak Alea dulu" Ucap Ane sambil berusaha turun dari gendongan Arion, setelah turun dia berlari kesebuah ruangan sambil memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang.

"Astaga Ane.. apa yang lo lakukan !! Kenapa lo bisa terpedaya seperti ini lagi" lirih Ane didalam hatinya.

"Sial" Rutuk Arion. Sepertinya orang-orang tidak membiarkan dirinya dan Ane bersenang-senang.

Arion mengambil hapenya dan menelphone balik orang yang sudah mengganggu kesenangannya.

"Ngapain lo Bee !!"

ArionDove le storie prendono vita. Scoprilo ora