Part 8 : Dinner

564 37 6
                                    

Ane duduk sambil memeluk kakinya dengan ketakutan. Bagaimana tidak ?? Sekarang dia berada disebuah Villa di puncak tebing dimana tidak ada seorangpun di Villa ini, hanya dia dan Arion.

Apa yang akan di lakukan Arion terhadapnya ?? Apa Arion akan melecehkannya dengan kasar. Ane saat ini benar-benar sangat ketakutan. Apalagi, sejak tadi Arion hanya diam sambil menampilkan senyuman penuh arti di wajahnya.

Sumpah, Ane merasa merinding jika Arion menampilkan senyuman seperti itu. Seperti ada hal buruk yang telah menunggunya.

"Kamu kenapa ?? Sakit ??" Ane menggeleng ketakutan dan berusaha menghindar saat Arion mendekatinya.

"Kenapa ?? Kok kamu bergetar seperti ini ??" Arion menangkup tubuh Ane dan menatap Ane dengan tatapan khawatir. Manik mata Ane yang mulai tergenang air membuat Arion semakin khawatir. Di dekapnya tubuh mungil Ane dengan sangat erat, walaupun Ane berusaha meronta tetapi kekuatan Ane tidak bisa melepaskan pelukan Arion.

"Lepasin gue" rintih Ane sambil menahan tangisnya.

"Ada apa ?" Tanya Aarion semakin panik.

"Lepasin gue, Aa" teriak Ane sambil memukul bidang dada Aarion bertubi-tubi.

"Ok.. gue akan lepasin lo, tapi lo harus cerita kenapa lo seperti ini"

"Gue mau pulang"

"Pulang !!" Ane mengangguk sambil terisak. "Tapi kita belum melakukannya"

Huaaaa..

Ane semakin kencang menangisnya membuat Arion semakin merasa bersalah.

"Ok.. kita akan pulang setelah kita melakukannya yah"

"Nggak" Tukas Ane tegas. "Gue mau pulang sekarang"

"Tapi kalau kita pulang sekarang, bagaimana dengan makan malamnya ?"

"Makan malam" Ane menatap wajah Arion dengan wajahnya yang cengo. Jadi, Arion membawa Ane kesini untuk menikmati makan malam bukan untuk melakukan itu.

"Apa kamu tidak lapar ?"

"Lapar" Jawab Ane dengan polosnya.

"Kalau begitu, kita makan dulu yah baru kita pulang" Ane mengangguk dengan wajah tertunduk. Dia malu karena telah berburuk sangka terhadap Arion.

"Wahhh cantiknya" Kagum Ane didalam hatinya saat Arion membawanya ke balkon yang biasa digunakan Arion dan keluarga untuk makan malam jika cuaca lagi cerah.

Ane menatap kelangit dengan mulut terbuka, butiran bintang yang bertebaran dilangit seperti cahaya lampu yang menyinari mereka, suara deru ombak yang terdengar samar-samar seperti alunan musik yang begitu menenangkan apalagi ditambah dengan alunan suara angin. Ane seperti merasa di tempat yang paling indah di dunia ini.

"Lo suka ?" Ane mengangguk antusias. Matanya berbinar sambil tersenyum manis menatap Arion yang juga menatapnya dengan lembut.

"Kita makan dulu yuk" Arion menarik sedikit kursi dan mempersilahkan Ane untuk duduk. Ini pertama kalinya bagi Ane ada pria yang memperlakukannya dengan istimewa.

"Makanan ini kamu yang masak ?" Ane menatap tak percaya dengan hidangan yang ada di atas meja. Semuanya masakan kesukaan Ane.

"Bukan, ini masakan koki keluarga kita. Aku memesannya saat kita dalam perjalanan kesini"

Ane tidak menyangka, pria yang dia kenal kasar dan cuek ternyata memiliki sisi yang lembut dan juga romantis.

"Kenapa diliatin aja, ayo dimakan. Apa lo tidak suka dengan masakannya"

ArionWhere stories live. Discover now