Ch. 15 : Tes Pertama

1.4K 148 9
                                    

Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya keluarga Kazemaki sampai di pelabuhan. Fajar telah menyingsing ketika mereka sampai, sehingga seluruh rombongan itu langsung menuju Akademi Naga Api dan menyerahkan barang bawaan mereka kepada para pelayan yang ikut bersama mereka untuk dibawa ke penginapan.

Di perjalanan, para tetua membagikan plat pengenal bertuliskan Kazemaki yang harus digantung di pinggang masing-masing peserta. Ryuu mengikatkan plat itu bersama dengan gantungan lonceng yang adiknya berikan padanya sebelum pergi.

"Ryuu, orang-orang di sini banyak sekali, ya. Kau yakin bisa lolos tidak?" tanya Akako.

Ryuu menoleh ke arah Akako dan menjawab dengan poker face miliknya, "kalau aku tidak yakin, kenapa aku harus ikut?"

"Haa, iya deh, kamu kan hebat." cibir Akako. Ryuu hanya menggelengkan kepalanya perlahan dan terus berjalan.

Ryuu berusaha mengubah sikap kekanakannya dulu sewaktu di bumi, namun sejujurnya, tanpa disadari, dia sendiri tidak mengerti cara bersikap dewasa, sehingga, sikapnya yang sekarang malah terlihat seperti bocah egois yang tidak tahu cara bersosialisasi.

Begitu sampai di tempat ujian pertama, semua sudah berbaris rapi dan siap mendengarkan pidato dari Patriark Akademi Naga Api, Hiryu Narasu. Sosok itu terlihat berumur lima puluh tahunan, dengan tubuh tinggi tegap, sebagian rambutnya telah berubah warna dimakan waktu, mata yang sedikit meruncing, namun terdapat senyuman yang dapat membuat orang-orang nyaman.

"Selamat datang di ujian masuk Akademi Naga Api generasi ke-117. Ujian kali ini akan melewati tiga tahapan. Yang pertama adalah tes bela diri, kemudian tes senjata, dan terakhir duel. Semua lawan kalian  telah ditentukan oleh panitia kecuali kalian mengajukan duel satu lawan satu setelah semua sesi berakhir.

"Saya harap, kalian semua dapat bertarung secara sehat, karena sesungguhnya ksatria yang hebat adalah ksatria yang mengetahui batasan kemampuannya. Saya tidak akan berpanjang lebar lagi, dengan ini saya anggap ujian masuk secara resmi dibuka!"

Tepuk tangan meriah bergemuruh di lapangan tersebut. Beberapa panitia langsung dengan sigap mengambil alih acara setelah Hiryu Narasu turun dari panggung dan menjelaskan beberapa teknis tes pertama. Mengingat begitu banyak peserta, terdapat banyak arena yang ditempatkan untuk mempersingkat waktu. Keluarga Kazemaki sendiri terundi secara benar-benar acak.

Ryuu sendiri mendapatkan nomor undian 77 di arena 7. Entah mengapa Ryuu sendiri mulai menyukai angka 7 yang menurutnya seperti angka keberuntungan.

"Nomor undianmu?" tanya Kouta.

"77-7." jawab Ryuu singkat.

"Haha! Kurasa kau cukup beruntung. Arena 7 berisi orang-orang tidak sabaran yang begitu cepat mengakhiri tes. Tebak, sudah urutan berapa mereka?"

Ryuu melirik Kouta kemudian melihat arena 7. "25?"

Kouta terkekeh dan menggerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri. "Nope, nope. Yang berikutnya nomor 70."

Ryuu mengangkat sebelah alisnya tidak percaya. Namun sang juri arena benar-benar memanggil nomor 70.

"Haah... Aku sial sekali, arena 19 urutan 81. Cukup jauh dari sini, dan masih sangat lama. Tapi aku ingin melihat dua sepupuku melewati tes ini." ujar Kouta sembari menunjuk Harumi yang tengah menunjukkan kebolehan bertarung bela dirinya di arena 9.

Ryuu memperhatikan gaya bertarung Harumi. Bisa dibilang, walaupun berumur 10 tahun, dengan pembawaan tenang dan berapi-api, juri pun berdecak kagum dengan kebolehannya.

"77 arena 7!"

Ryuu bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju arena 7. Kouta melambaikan tangannya dengan senyum lebar ke arah Ryuu membuat bocah itu tersenyum tipis.

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang