Ch. 03 : Lapangan Pelatihan | [Direvisi]

2.2K 216 40
                                    

Apa yang Direvisi :

- From 1300 words to 1800 words

- Point of View (from POV1 to POV3)

- Grammar (Tata Bahasa)

⚡⚡⚡

"Tidak, aku hanya mencari kalian karena aku ingin menunjukkan pada Ryuu bagaimana dan dimana letak lapangan pelatihan yang dua tahun lagi akan ia pakai untuk berlatih."

Kala mendengar perkataan Shuichi, mata besar milik Ryuu berbinar kemudian menatap ayahnya tersebut lekat-lekat, "Apakah itu benar, Yah? Hore! Ayo, Ayah, kita ke lapangan itu!" Ryuu berseru seraya menarik kedua tangan orang tuanya tersebut.

Ayah dan Ibu Ryuu tertawa melihat tingkah menggemaskan putra mereka sebelum akhirnya mengikuti langkah kecil milik Ryuu yang terburu-buru. Di lapangan yang dimaksud oleh Shuichi terdapat banyak orang yang tengah berlatih dengan instruktur atau orang tua mereka.

"Oh? Ada apa ini? Shuichi, buat apa kau ajak anak haram itu ke lapangan pelatihan keluarga kita?" Seorang pria berambut hitam dengan mata hitam kelamnya menghampiri keluarga kecil Shuichi. Pria itu adalah kakak Shuichi yang dengan kata lain merupakan paman Ryuu yang sudah lama membenci Shuichi karena memenangkan hati Yuiko yang pernah menjadi orang yang dicintainya. 

Mata Ryuu menggelap. Bocah yang awalnya tersenyum lebar menatap pamannya itu dengan mata sengit, seakan-akan ingin melahap pria yang lebih tua dari ayahnya itu bulat-bulat.

"Kakak, apa maksudmu?" Shuichi menggertakkan giginya dan merendahkan suaranya, menunjukkan bahwa dirinya benar-benar merasa tersinggung. Bahkan, mata yang biasanya menatap semua orang dengan rendah hati itu menatap ke arah Kobe, kakaknya, dengan tajam.

Namun, bukannya merasa terintimidasi, justru Kobe tertawa keras. "Sudah jelas 'kan? Aku bicara tentang anak haram dari istri tidak tahu diri yang ada di sampingmu itu. Cih, jika kau adalah aku, mereka berdua sudah lama kuus—"

"Kobe, Shuichi, jangan bertengkar lagi. Ayah takkan suka melihat kalian yang tidak akur begini."

Seorang wanita datang dari arah belakang memotong ucapan Kobe dengan cepat. Wanita tersebut  adalah Kazemaki Akane, bibi tertua dalam silsilah keluarga. Ibunya adalah istri pertama dari Kakek Ryuu.  Menurut pendapat pribadi bocah berambut perak itu, Akane adalah seseorang yang bertindak netral, tidak memihak pada siapapun. Ia tidak menyukai sifat impulsif dan angkuh milik Kobe, tapi bagaimanapun juga, Kobe adalah adik beda ibunya.

Cukup yakin, Akane tidak menyukai warna rambut milik Ryuu, tapi sekali lagi, bagaimanapun juga, Ryuu adalah salah satu keponakannya. Dia sendiri memiliki anak bernama Akako yang sebaya dengan Ryuu. Akako adalah gadis cantik berambut merah yang belum terlalu lancar dalam berbicara dan tampak selalu ingin mendekat pada Ryuu.

Kobe yang mengetahui bahwa dirinya tidak akan menang dalam perdebatan melawan kakak perempuan tertuanya mengangkat bahu dengan tak acuh. "Apa yang salah? Aku hanya menyatakan beberapa fakta."

"Bahasamu terlalu kasar, dan sekarang Shuichi sedang membawa Ryuu, sebaiknya jaga ucapanmu." Akane menyipitkan matanya, memberikan peringatan tersirat mellaui nada bicaranya yang mendominasi.

Beberapa saat kemudian, Akane berbalik dan memandang Yuiko dengan senyuman hangat. "Nah, adik Yuiko, sekarang, bagaimana jika kita berbincang di suatu tempat di sudut lapangan? Biarkan kedua batu ini menyelesaikan masalah mereka."

"Baiklah, Kakak Ipar." Yuiko mengangguk dengan lembut. Ia menggenggam kain lengan baju Shuichi kemudian memandang ke arah Ryuu. "Shuu, biarkan aku bawa Ryuu bersamaku. Mungkin dia ingin bermain dengan Akako."

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang