Ch. 06 : Pertemuan Lima Keluarga

1.7K 198 16
                                    

Ibu memintaku bangun lebih awal dari biasanya hari ini. Untunglah Ibu tidak tahu bahwa anak sulungnya ini selalu terjaga sepanjang malam hanya untuk berlatih.

"Kamu terlihat pucat, Ryuu. Ada apa? Kau sakit, sayang?" tanya Ibu sembari memegang keningku.

"Tidak, Bu. Aku baik-baik saja."

Kalian tahu kenapa wajahku seputih kertas sekarang? Baiklah, kembali pada beberapa jam yang lalu dimana saat aku melatih pernapasanku, tiba-tiba tubuhku mengeluarkan begitu banyak keringat, tubuhku bergetar hebat, dan paling parah, seluruh tubuhku seperti terbakar, terutama di daerah kepala dan jantung.

Aku tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi, namun itu benar-benar pengalaman terburuk yang pernah kualami selama lima tahun hidup di dunia ini. Untungnya suhu tubuhku telah menurun, kembali seperti keadaan normal, jika tidak, aku pasti tidak akan diperbolehkan Ibu mengikuti Pertemuan Lima Keluarga Besar.

Oh? Kalian belum tahu, ya? Kalau begitu mari kujelaskan secara singkat. Provinsi dimana aku lahir dan tumbuh ini dikuasai oleh lima keluarga besar, yaitu keluarga Kazemaki, Kiyomizu, Nakayama, Mikazuki, dan Midorikawa.

Karena lima keluarga inilah yang membangun Provinsi Sembilan Bintang ini hingga menjadi salah satu provinsi terbesar di benua ini. Namun, lima keluarga ini masing-masing terpisah menjadi dua bagian, yaitu, keluarga utama dan keluarga cabang.

Aku berada di bagian keluarga cabang, karena keluarga utama berada di provinsi yang berbeda. Hari ini, Kakek, Paman Kobe, Bibi Akane, Paman Arata dan Ayahku akan menjadi perwakilan dari keluarga Kazemaki. Menurut pemahaman ku, para perwakilan diwajibkan membawa salah satu dari anak mereka untuk berlatih tanding di tengah-tengah acara pertemuan.

Kebetulan, semua perwakilan keluarga memiliki anak-anak yang hampir seumuran. Sekitar 5-7 tahun. Semalam, Ayah berkata bahwa terdapat sekitar 16 anak seumuranku yang akan ikut dalam latih tarung pertemuan lima keluarga.

Semalam juga aku mendengar argumen antara Kakek dan Paman Kobe yang menentang Ayah menjadi salah satu perwakilan. Namun, karena kemampuan Ayah yang bisa dibilang hebat, Kakek memutuskan untuk mengikutsertakan Ayah dan aku.

Ibu sempat melihatku memperhatikan Ayah, Kakek, dan Paman Kobe beradu argumen, sehingga aku dibawa pergi dari sana.

"Ryuu anak Ibu dan Ayah yang paling hebat, ya? Jangan dengarkan semua perkataan orang lain tentang dirimu, oke?"

Itulah yang Ibu katakan padaku. Pada saat itu, aku hanya bisa menangis dan memeluk Ibu. Aku begitu terharu memiliki orang tua yang begitu perhatian dengan perasaanku. Walaupun merasa harga diriku sebagai pemuda berumur 21 tahun hancur, aku tidak peduli.

Menangis dalam pelukan Ibu adalah hal yang paling kudambakan seumur hidup, mengingat bahwa Ibu kandungku di kehidupan lama meninggalkan kami, sampai tak sempat melihat dan menyentuh ku sama sekali.

Ibu, Ayah, Keiko, aku takkan membiarkan kalian terinjak-injak karena aku! Aku berjanji!

⚡⚡⚡

Pertemuan lima keluarga telah dimulai. Yang terlihat di permukaan hanyalah lima kepala keluarga dengan anak-anak mereka saling berbincang. Padahal mereka tengah membanggakan anak mereka masing-masing. Kulihat Ayah hanya tersenyum canggung ketika ditanya prestasi apa yang telah kugapai. Namun dengan cepat Kakek membantu Ayah.

"Hoho... Cucuku Ryuu telah dapat berjalan dengan baik di umurnya yang ke satu tahun, lancar berbicara pada dua tahun dan bisa membaca buku-buku tebal sejak umur 3 tahun, tidakkah salah satu dari cucu kalian memiliki prestasi seperti itu?"

"Wah... Cucumu berbakat menjadi seorang sarjana, Takeshi-san. Dia pasti bisa menjadi sarjana yang luar biasa di masa depan."

"Memiliki tiga cucu berbakat dalam bidang sihir dan satu cucu dengan bakat sebagai jenius sarjana, Anda benar-benar terberkati."

Aku yang melihat itu mencibir. Dasar para penjilat menjijikan. Aku taku apa yang ada di pikiran kalian! Lihat saja tahun depan, akan kubuat kalian semua menjatuhkan rahang kalian!

"Ryuu? Kenapa wajahmu terlihat kesal?" tanya Akako

"Tidak perlu dipikirkan. Hanya masalah sepele."

"Sepertinya wajahmu takkan menjadi rileks sebelum tahun depan," kekeh Kouta. Kuakui, Kouta jauh lebih baik daripada Ayahnya. Malahan, Harumi yang memiliki Ayah yang baik hati terlihat begitu dingin. Apa Kouta dan Harumi sempat tertukar? Mengingat tanggal lahir mereka berdekatan.

"Hei! Aku Nakayama Reiji, salam kenal!" seru seorang anak berambut pirang.

"Aku Mikazuki Kirei, salam kenal." ujar seorang gadis manis berambut ungu.

"Aku Kiyomizu Kyukikarin, kalian bisa memanggilku Kyuu."

Gadis berambut cokelat dengan mata biru itu merebut perhatianku. Cantik. Aku yakin, ketika dewasa nanti, kecantikannya dapat meruntuhkan sebuah negara.

"Ah, salam kenal semuanya, aku Kazemaki Ryukikeito, kalian bisa memanggilku Ryuu. Mereka sepupu-sepupuku."

Aku mengenalkan Akako, Kouta, dan Harumi pada tiga orang dari tiga keluarga berbeda itu. Kami semua begitu cepat akrab dan membagi banyak hal bersama-sama. Walaupun Harumi dengan cepat keluar dari kumpulan ini.

Waktu berlalu. Akhirnya tiba saat yang ditunggu-tunggu semua orang. Latih tarung ini hanya peristiwa terselubung yang diadakan untuk mengetahui generasi dari keluarga mana yang terbaik.

Laki-laki akan bertukar pukulan, sedangkan yang wanita akan menunjukkan kemahiran mereka dalam memainkan alat musik, menari, dan pelafalan sihir mereka.

Keito.

Guru? Aku menengok kesana-kemari mencari sosok nyata guruku. Namun suara itu kembali berkata.

Aku berbicara denganmu lewat telepati. Aku tak berada di stadium. Aku hanya ingin bertanya satu hal padamu.

"Silakan bertanya, guru." ujarku sembari menjauh dari kerumunan.

Apakah kau sudah melewati tahap satu dari Manual Nafas Naga?

"Murid ini tidak tahu, guru. Hanya saja, semalam murid merasakan hal yang begitu mengerikan. Kepala dan jantung murid seperti terbakar. Apakah itu hal yang buruk?"

Aku mendengar guru tertawa sebelum menjawab ; Bagus, bagus. Kau telah melewati tahap satu Manual Nafas Naga. Untuk sekarang, kau tak tertandingi diantara anak-anak seumuranmu.

"Benarkah? Tapi mengapa murid ini tidak merasakan sesuatu yang berbeda?"

Itu wajar karena kau belum melangkah ke medan pertempuran. Berat pukulanmu sekarang adalah 6 pon. Kau harus berhati-hati dalam memukul orang lain yang seumuranmu. Mereka bisa terpental hingga belasan meter.

"Baik, guru. Murid akan mengingatnya."

Bagus. Aku tunggu kabar baiknya.

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang